Berita

Rizal Ramli Sanggah Pernyataan Jokowi Terkait Anjloknya Rupiah

07.05.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas bidang ekonomi mengatakan pelemahan rupiah tidak akan berlangsung lama karena fundamental ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan.

“Ini memang di seluruh negara. pelemahan mata uang di negara-negara yang lain pun sama karena memang mulai ada penarikan dolar kembali ke amerika. Tetapi dengan fundamental ekonomi kita, dengan perbaikan nilai fiskal kita, ya moga-moga di indonesia tidak berjalan lama. Tahun depan mulai berjalan baik,” kata Presiden Jokowi, Rabu kemarin (17/12).

Namun pernyataan Jokowi yang sebut fundamental ekonomi Indonesia baik mendapat kritik dari Rizal Ramli. Sebab, jika fundamental ekonomi Indonesia baik, tidak mungkin rupiah terpuruk terhadap dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah akibat pengetatan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral AS, Federal Reserve Bank sebenarnya bisa dihindari apabila fundamental ekonomi Indonesia kuat.

“Jika fundamental ekonomi Indonesia sehat, dalam arti Neraca Perdangan, Neraca Transaksi Berjalan dan Neraca Pembayaran sehat, pengaruh pengetatan Fed Reserve Amerika akan sangat minimal,” ujar Ekonom Senior, Rizal Ramli, yang juga mantan Menteri Koordinator Perekonomian, di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

“Tetapi bila fundamental tidak sehat dan negara mengalami quatro deficits, sedikit saja terjadi pengetatan moneter di Amerika, rupiah akan anjlok tajam,” tutur Rizal Ramli, yang juga merupakan salah seorang anggota Panel Ahli PBB.

Menurut Rizal Ramli, siapapun yang jadi presiden jika tidak punya program untuk mengurangi quatro deficits, rupiah akan terus anjlok ke Rp 14.000 dolar AS.

"Sayangnya sampai saat ini menteri-menteri Jokowi hanya sibuk menyalahkan faktor internasional, tapi menjelaskan secara rinci apa yang akan dilakukan untuk mengurangi  quatro deficits,” pungkas Rizal Ramli.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belakangan ini semakin terpuruk, dan sempat diperdagangkan pada kisaran Rp 13.000 per dolar AS.

Pemerintah melalui Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mencoba untuk menenangkan situasi dengan mengatakan bahwa penurunan nilai tukar terhadap dolar AS tidak hanya dialami rupiah. Penguatan nilai dolar AS adalah fenomena global. Dia mengatakan, dolar AS sedang pulang kampung.

Sumber : http://www.pkspiyungan.org

You Might Also Like

0 komentar: