Kabar NTB
Mataram (Global FM Lombok)
Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) dari berbagai fakultas yang bergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Unram (Ampera) menduduki kantor Rektorat Unram untuk mempertanyakan perihal pemberlakuan jam malam oleh pihak kampus. Mereka menilai, pemberlakuan jam malam yang diterapkan baru-baru ini dianggap sebagai upaya pengekangan kebebasan berekspresi, berorganisasi dan berpendapat , sehingga menyebabkan ruang gerak mahasiswa untuk mengembangkan kemapuan mereka dalam berorganisasi sangat terbatas.
Koordinator aliansi mahasiswa peduli Unram Sahlan Nuri kepada Global FM Lombok, Sabtu (02/11) menilai, pembatasan gerak mahasiswa dengan diberlakukannya jam malam merupakan tahap awal pihak kampus untuk melumpuhkan setiap gerakan yang dibangun oleh mahasiswa dalam menyikapi persoalan-persoalan kampus, seperti berbicara masalah fasilitas, kenaikan uang SPP, transparansi dana IOMA, denda 10 persen bagi mahasiswa yang telat bayar SPP dan sejumlah permasalahan lainnya.
Ia menerangkan, adanya peraturan pemberlakuan jam malam, dengan aksi sweeping yang dilakukan petugas keamanan kampus dianggap tidak memliki landasan yang jelas. Menurutnya, kebijakan tersebut hanya menguntungkan sebelah pihak saja, sehingga perlu dipertanyakan apa alasan rektor memberlakukan jam malam tersebut.
Sementara itu, Ahif Riadi dario perwakilan Unram menjelaskan, adanya penolakan sejumlah program yang telah diterapkan kampus khusunya pemberlakuan jam malam, pihak kampus terlebih dahulu akan melakukan evaluasi.(ali)
Tolak Pemberlakuan Jam Malam, Mahasiswa Duduki Kantor Rektorat Unram
Mataram (Global FM Lombok)
Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) dari berbagai fakultas yang bergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Unram (Ampera) menduduki kantor Rektorat Unram untuk mempertanyakan perihal pemberlakuan jam malam oleh pihak kampus. Mereka menilai, pemberlakuan jam malam yang diterapkan baru-baru ini dianggap sebagai upaya pengekangan kebebasan berekspresi, berorganisasi dan berpendapat , sehingga menyebabkan ruang gerak mahasiswa untuk mengembangkan kemapuan mereka dalam berorganisasi sangat terbatas.
Koordinator aliansi mahasiswa peduli Unram Sahlan Nuri kepada Global FM Lombok, Sabtu (02/11) menilai, pembatasan gerak mahasiswa dengan diberlakukannya jam malam merupakan tahap awal pihak kampus untuk melumpuhkan setiap gerakan yang dibangun oleh mahasiswa dalam menyikapi persoalan-persoalan kampus, seperti berbicara masalah fasilitas, kenaikan uang SPP, transparansi dana IOMA, denda 10 persen bagi mahasiswa yang telat bayar SPP dan sejumlah permasalahan lainnya.
Ia menerangkan, adanya peraturan pemberlakuan jam malam, dengan aksi sweeping yang dilakukan petugas keamanan kampus dianggap tidak memliki landasan yang jelas. Menurutnya, kebijakan tersebut hanya menguntungkan sebelah pihak saja, sehingga perlu dipertanyakan apa alasan rektor memberlakukan jam malam tersebut.
Sementara itu, Ahif Riadi dario perwakilan Unram menjelaskan, adanya penolakan sejumlah program yang telah diterapkan kampus khusunya pemberlakuan jam malam, pihak kampus terlebih dahulu akan melakukan evaluasi.(ali)
0 komentar: