Sejarah Bima
Di
sebelah barat mata air Hodo, terdapat padang savanna yang sangat luas. Sejauh
mata memandang
di sebelah utara hamparan padang menghijau dengan sapi dan kuda
yang merumput.Gunung Tambora perkasa sangat indah dipandang. Di sisi selatan
mata terbuai birunya teluk Saleh. Padang savanna ini kita temui sepanjang
perjalanan dari Doro Ncanga menuju Doro Peti. Tempat ini sangat cocok untuk
foto-foto bersama teman dan keluarga. Di senja hari ribuan sapi dan kuda
merumput.Bunyi lonceng di lehernya seperti sebuah simponi music padang ilalang.
Bunyinya nyaring dan berirama. Menjelang magrib para gembala menuju savanna
menggiring gembalaannya untuk istirahat. Ada yang digiring ke kandang, ada juga
yang diarahkan ke pinggir savanna dan dilepas begitu saja. Tapi aman, karena
tidak ada yang mencuri ternak di kawasan ini.
Tiga
tempat ini berdekatan.Ada di desa Nanga Miro kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.
Tempat ini sangat cocok untuk
bertamasya. Pasirnya yang putih, banyak perahu-perahu nelayan yang bersandar
dan mencari ikan, dan dapat melihat pulau Moyo di sisi barat. Di sebelah utara
Beranti, ada bukit dan hamparan pasir putih, namanya so Fanda. Di bukit ini
banyak terdapat keong raksasa atau Kima. Kima itu besar-besar. Menurut ahli,
kima itu terjadi karena proses alam jutaan tahun yang lalu. Tapi sayang,
kima-kima itu sudah banyak yang diambil orang terutama yang besar-besar seperti
meja. Memandang ke utara kita akan melihat pulau Satonda. Hanya butuh waktu
sekitar tiga puluh menit menuju pulau Satonda. Di tengah pulau itu ada danau
Moti To’i namanya. Airnya sangat asin. Menurut ahli, asinnya air danau itu
akibat luapan air laut yang masuk ke pulau saat letusan gunung Tambora.
7 Daya Tarik Tambora
Bersama Tim Natgeo Indonesia Di Savana Tambora. |
Tambora di
pulau Sumbawa menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Gunung api yang
meletus pada tahun 1815 itu mempengaruhi kehidupan dunia. Abunya sampai di
negeri Amerika dan Eropa. Musim dingin berkempanjangan selama satu tahun pasca
letusan menyebabkan kematian dan kegagalan panen. Manusia banyak yang kelaparan
dan meninggal dunia. Itulah masa yang paling sulit bagi dunia. Setelah semuanya
diteliti, ternyata efek dari semua itu adalah meletusnya Gunung Tambora. Menurut
para ahli, ketinggian gunung Tambora sebelum meletus adalah 4300 di atas
permukaan laut. Namun setelah meletus menjadi 2885 meter di atas permukaan
laut.
Ada dua kerajaan yang tertimbun letusan Tambora kala
itu. Kerajaan Tambora di sebelah barat dan kerajaan Pekat di sebelah selatan.
Kerajaan Sanggar, Dompu dan Bima tidak tertimbun. Tapi mengalami kesulitan
hidup akibat muntahan batu, pasir dan debu gunung Tambora. Banyak manusia yang
mati kala itu, baik yang tertimbun abu gunung Tambora maupun mati karena sakit
dan kelaparan. Tidak ada matahari, tidak ada bahan makanan. Itulah kesulitan
hidup manusia kala itu. Puluhan tahun kehidupan itu baru bisa pulih.
Banyak cerita orang tentang letusan gunung Tambora. Kata
Tambora terdiri dari dua huruf yaitu Ta dan Mbora. Ta berarti mari. Mbora
berarti menghilang. Jadi Tambora berarti mari kita menghilang. Dalam satu
cerita dari seorang yang bernama Khatib Lukman, ada seorang ulama yang datang
dari Bengkulu. Dilihatnya anjing yang ada di dalam masjid, lalu dia mengusir
anjing itu. Anjing itu rupanya milik Raja Tambora yang bernama Raja Gafur.
Marahlah Raja Gafur. Maka diundanglah ulama itu dalam sebuah kenduri.
Disembelihlah anjing dan dimasak bercampur dengan daging kambing. Disantaplah
oleh ulama itu. Setelah kenduri, diberitahulah oleh Raja Gafur bahwa yang
dimakannya itu adalah daging anjing yang diusir dan diharamkannya itu. Tapi
ulama itu tidak percaya. Lalu terdengarlah gonggongan anjing dari dalam
perutnya. Marah dan malulah ulama itu. Kala subuh berdoalah ulama itu di tepi
pantai di selatan gunung Tambora. Dia memohon kepada tuhan azab untuk Raja Tambora dan seluruh
rakyatnya. Setelah itu meletuslah Gunung Tambora. Tenggelamlah kerajaan Tambora
dan Pekat tertimbun tanah dan batu gunung Tambora.
![]() |
Semenanjung Sanggar. |
Saat ini sudah dua ratus tahun letusan gunung
Tambora berlalu. Tanah Tambora, Pekat dan Sanggar sudah kembali ramai. Sudah
banyak orang yang mendiami. Sudah banyak tanaman dan perkebunan yang
dikerjakan. Banyak orang yang datang dari Bali, Lombok karena gagasan
pemerintah untuk pembangunan program Transmigrasi. Orang Bali, Lombok, Dompu
dan Bima sudah berbaur. Mereka tinggal di sisi selatan,sisi barat dan sisi utara lereng Tambora. Ada kampung yang
bernama Doro Peti,Doro Ncanga, Pekat,Calabai,Karombo,Nanga Miro,Kadindi, sampai
Pancasila yang masuk dalam wilayah kabupaten Dompu. Kampung yang masuk di
wilayah Dompu itu adalah di sebelah selatan dan sebagian sebelah barat gunung
Tambora. Kampung yang masuk di wilayah Kabupaten Bima yaitu di sebelah barat
Labuan Kananga, Kawinda Na’e sampai di sebelah utara yaitu Kawinda To’i, Sori
Panihi, Sori Katupa, sampai di timur Oi Saro kecamatan Sanggar.
Tampak Pulau Moyo Dari Beranti. |
Saat ini tanah Tambora semakin ramai dengan adanya
peringatan dua ratus tahun meletusnya Gunung Tambora. Ada yang pergi
jalan-jalan. Ada yang juga datang meneliti dan menulis apa saja yang terjadi
dan yang ada di sekitar gunung Tambora. Apa saja sih yang dilihat dan
dikunjungi di Tambora ?
Jika
star dari Kota Bima akan memakan waktu sekitar 6 jam menuju Tambora. Ada dua
jalur ke Tambora yaitu melalu jalur selatan lewat Kempo Dompu dan di lingkar
utara melalu Kore. Tetapi ruas jalan di lingkar utara banyak yang rusak butuh
waktu delapan jam menuju Tambora lewat rute ini. Melewati lingkar selatan,
jalannya cukup bagus dan mulus. Butuh waktu lima jam perjalanan menuju Tambora.
Jalan di lingkar selatan maupun utara sama-sama indahnya. Ini 7 tempat menarik untuk bertamasya ke Tambora atau ingin
bebelanja di pasar Senin atau pasar Minggu atau mau mendaki gunung Tambora.
Mata Air Hodo dan Tampuro
![]() |
Pantai Hodo Dompu. |
Jika
melewati lingkar selatan, anda akan melihat Mata air Hodo. Tempat
peristirahatan bagi orang-orang yang pulang dan pergi dari Tambora. Mata air
ini keluar dan mengalir sepanjang tahun. Tapi sekarang debit airnya berkurang
akibat penebangan pohon-pohon di sekitar hutan di kawasan ini. Disini tempat
orang makan-makan. Di sini juga tempat orang shalat karena ada mushalla di
pinggir laut ini. Semilir angin dengan mata air yang meletup keluar sungguh
tempat yang indah untuk melepas penat. Begitu juga di lingkar utara, ada mata
air Tampuro. Tampuro terletak di desa Oi Saro kecamatan Sanggar Kabupaten Bima.
Kedua mata air ini sama saja jernih dan
bersih.
Padang Savana Tambora
Sori Marai Dan Sori Panihi
Di
sisi utara gunung Tambora ada sebuah sungai yang lebar dan sangat bagus untuk
mandi. Namanya Sori Marai. Air sungai ini mengalir sepanjang tahun. Tidak
pernah kering. Airnya yang bersih dan jernih menjadi tempat persinggahan bagi
orang-orang yang ke Tambora. Di desa Sori Panihi, ada sebuah air terjun yaitu
air terjun Sori Panihi. Tempatnya memang agak jauh dari jalur jalan utama yang
ke Tambora. Ada sekitar 5 KM lagi masuk ke jalur khusus di sebelah timur.
Banyak orang yang berkunjung ke Sori Panihi. Tetapi jalannya masih rusak. Air
Terjun Sori Panihi berada di kaki utara gunung Tambora.
Sisa Kerajaan Tambora
Rumah Atas, tempat penyimpanan hasil temuan Situs Tambora. |
Di desa Oi Bura. tepatnya di rumah atas di tengah
kebun kopi Tambora, ada sisa peninggalan kerajaan Tambora. Di tempat ini ada
temuan sisa peninggalan kerajaan Tambora yang digali oleh Tim Arkeologi
Nasional dan Tim Arkeologi Denpasar. Ada lumpang yang terbakar, sisa padi, sisa
bambu yang terbakar, mangkuk dan tempat meramu obat, bajak, sisa bedek yang
terbakar, guci, tempat peludahan dan masih banyak lagi yang lainnya. Rumah atas
di kompleks perkebunan kopi adalah peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun
1930. Kenun kopi tersebut sudah ada sejak zaman Belanda. Kemudian dilanjutkan
oleh Sultan Bima membuka perkebunan kopi seluas 500 hektar yang tersebar di
sisi barat dan sisi utara gunung Tambora. Suasananya cukup sejuk. Sangat cocok
untuk minum kopi. Bisa untuk tempat menginap. Ada juga penginapan untuk
disewakan. “ Penemuan tulang manusia itu adalah pada waktu penggalian untuk
jalan oleh PT.Vener.” Kata Suparno juru pelihara situs Tambora. Katanya ada
keris dan bajak yang ditemukan waktu itu. Namun keris itu ada di Bali dan Bajak
ada di candi Borobudur.
Labuan Beranti, Kima Dan Pulau
Satonda
Pulau Satonda di senja hari. |
Satonda sangat indah. Pulau ini adalah tempat
pertemuan Sang Bima dengan Puteri Tasi Sari Naga yang melahirkan keturunan
Raja-Raja Bima. Saat ini pulau Satonda banyak disinggahi kapal-kapal pesiar
dari Bali,Lombok, Moyo yang melanjutkan perjalanan ke pulau Komodo dan
Manggarai. Setiap hari orang bule ke pulau Satonda. Mereka
memang datang mandi di pulau Satonda. Tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi
Sabtu dan Minggu.
Pasar Senin Dan Pasar Minggu
Pasar Minggu yang hanya ramai pada hari minggu. |
Di
Kadindi dan Calabai ada pasar senin. Kemudian di Calabai ada yang namanya Pasar
Minggu.Jika ke Tambora pada hari-hari itu maka kita akan bertemu dengan pasar
Senin dan Pasar Minggu. Apalagi dari pagi hingga siang hari cukup ramai. Pasar
senin hanya ada pada hari senin dari pagi hingga siang hari waktu zuhur. Pasar
minggu adanya hanya pada hari minggu dari pagi hingga siang hari. Penjual dan
pembeli datang dari Mbojo,Dompu,sampai pulau Moyo di sebelah barat Tambora.
Mulai hari sabtu,perahu dari pulau Moyo berdatangan membawa pisang,
buah-buahan, beras, ayam, sapi,kambing, ikan dan berbagai hasil bumi yang akan
dijual. Begitu juga yang datang dari Mbojo membawa barang untuk dijual. Tradisi
ini sudah ada sebelum letusan gunung Tambora. Pembauran antara warga
Bali,Lombok, Moyo, Dompu, Mbojo sudah terjalin lama dan bahkan ada yang ketemu
jodoh di tempat itu meski pertemuan hanya sekali seminggu. Mari kita berbelanja
di pasar Minggu dan Pasar Senin di Tambora.
Mendaki Kaldera Tambora
![]() |
Pendaki dari Natgeo Indoensia di puncak Tambora. |
Bagi
yang ingin mendaki gunung Tambora, ada empat jalur pendakian. Yaitu di doro
peti,doro ncanga, pancasila dan Kawinda To’i di sebelah utara. Tetapi tempat
pendakian yang banyak dilakukan adalah melalui Doro Peti dan Pancasila. Jalur
Pancasila yang paling mudah dan dekat untuk pendakian. Jika memulai dari
Pancasila menuju pos I setinggi 1200 Meter Di atas permukaan laut akan memakan
waktu 3,5 jam. Berlanjut ke Pos II setinggi 1280 Meter di atas permukaan laut
akan memakan waktu sekitar 2 jam. Kemudian menuju pos III setinggi 1600 Meter
di atas permukaan laut. Berjalan sampai pos III akan memakan waktu 2,5 jam.
Setelah itu beristirahat di pos III menuju pod IV yang memakan waktu sekitar
1,5 jam. Setelah itu menuju pos V memakan waktu sekitar 2 jam.Mencapai puncak
Tambora dengan ketinggian 2851 Meter Di atas permukaan laut membutuhkan waktu
sekitar 3,5 jam. Jadi mendaki gunung Tambora membutuhkan waktu sekitar 15 jam.
Dengan istirahat dan tidur pada malam hari memakan waktu selama dua hari. Jika star di pagi hari maka
bermalam di pos III atau Pos IV. Menjelang subuh baru mendaki ke puncaknya.
Kalau orang asing hanya menempuh sehari semalam. Karena mereka tidak istirahat.Di
puncak Tambora kita akan dapat melihat semua seperti gunung Rinjani, pulau
Moyo, Pulau Moyo, Laut Flores dan seluruh kampung di Bima dan Dompu. Luas
kaldera Tambora sekitar 7 KM dan kedalaman 1 KM. Di tengahnya ada gunung api
kecil yang masih aktif dan masih mengeluarkan asap yaitu Doro Afi To’i.
Banyak orang yang jalan-jalan ke Tambora. Airnya
yang bersih dan jernih, angin yang membawa kesejukan,kampung yang indah-indah.
Lautnya yang bersih. Yuk Kita Ke Tambora…!
Sumber : http://alan-malingi.blogspot.com
0 komentar: