Kabar NTB
Terkait dengan kondisi tersebut, Wakil Ketua, H. Abdul Hadi, SE, MM yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (18/12) mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat NTB. Karena listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Sehingga pihaknya terus mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan listrik itu.
‘’Akan kita terus upayakan untuk mencari solusinya. Kita tetap akan berusaha memenuhi kebutuhan listrik mayarakat. Karena listrik ini sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok kita. Ayo apa yang bisa kita lakukan kalau listrik mati,’’ ujarnya.
Hadi mengaku pihaknya sudah sudah mendesak dan mendorong pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah. Karena bagaimanapun, persoalan listrik merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. ‘’Kita sudah desak dan dorong pemerintah pusat untuk mencari solusi krisis listrik yang kita alami. Karena PLN inikan BUMN dia. Sehingga mereka bertanggung jawab. Sementara ini, Dewan sudah tidak bisa berbuat banyak lagi,’’ imbuhnya.
Namun menurut Abdul Hadi, bahwa sudah terdapat beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutahan listrik di NTB di tahun 2016 mendatang. Salah satunya menempatkan kapal pembangkit listrik dengan kapasitas daya sebesar 60 MW. Kapal pembangkit listrik yang didatangkan dari Turki itu merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Lebih lanjut dikatakan oleh Abdul Hadi bahwa kapasitas kapal pembangkit listrik asal Turki tersebut sebesar 120 MW. Namun, PLN pusat baru menandatangani kontrak pengadaan atau penyewaan kapal pembangkit listrik itu tahap pertama sebesar 60 MW. “Ini nanti akan bertahap. Yang ditandatangani kemarin oleh PLN itu 60 MW.’’
Namun diingatkan Hadi bahwa kapal pembangkit listrik tersebut baru akan bisa dioprasikan rencananya pada bulan April 2016 medatang. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan listrik mulai Desember sampai bulan April mendatang harus ada solusinya. (ndi)
Sumber : http://suarantb.co.id
Rasio Elektrifikasi NTB Relatif Rendah
BERDASARKAN data dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB, rasio elektrifikasi di daerah ini masih relatif rendah yakni sebesar 71,31 persen. Sampai dengan triwulan III tahun 2015, masih terdapat sekitar 28,69 persen atau 1,369 juta lebih warga NTB yang belum menikmati listrik.Terkait dengan kondisi tersebut, Wakil Ketua, H. Abdul Hadi, SE, MM yang dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (18/12) mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat NTB. Karena listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Sehingga pihaknya terus mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan listrik itu.
‘’Akan kita terus upayakan untuk mencari solusinya. Kita tetap akan berusaha memenuhi kebutuhan listrik mayarakat. Karena listrik ini sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok kita. Ayo apa yang bisa kita lakukan kalau listrik mati,’’ ujarnya.
Hadi mengaku pihaknya sudah sudah mendesak dan mendorong pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah. Karena bagaimanapun, persoalan listrik merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. ‘’Kita sudah desak dan dorong pemerintah pusat untuk mencari solusi krisis listrik yang kita alami. Karena PLN inikan BUMN dia. Sehingga mereka bertanggung jawab. Sementara ini, Dewan sudah tidak bisa berbuat banyak lagi,’’ imbuhnya.
Namun menurut Abdul Hadi, bahwa sudah terdapat beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutahan listrik di NTB di tahun 2016 mendatang. Salah satunya menempatkan kapal pembangkit listrik dengan kapasitas daya sebesar 60 MW. Kapal pembangkit listrik yang didatangkan dari Turki itu merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Lebih lanjut dikatakan oleh Abdul Hadi bahwa kapasitas kapal pembangkit listrik asal Turki tersebut sebesar 120 MW. Namun, PLN pusat baru menandatangani kontrak pengadaan atau penyewaan kapal pembangkit listrik itu tahap pertama sebesar 60 MW. “Ini nanti akan bertahap. Yang ditandatangani kemarin oleh PLN itu 60 MW.’’
Namun diingatkan Hadi bahwa kapal pembangkit listrik tersebut baru akan bisa dioprasikan rencananya pada bulan April 2016 medatang. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan listrik mulai Desember sampai bulan April mendatang harus ada solusinya. (ndi)
Sumber : http://suarantb.co.id
0 komentar: