Syekh Ahmad Yasin: Mujahid dari Jalur Gaza

08.16.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Ia adalah seorang ulama yang tak pernah berhenti untuk membangkitkan semangat umat Islam untuk mengusir penjajah Israel dari tanah milik kaum Muslim.
‘’Tanah Palestina adalah wakaf milik umat Islam. Tak ada seorang pun yang boleh membiarkannya lepas, walaupun hanya sejengkal.’’ Seruan yang memompa semangat umat Islam untuk melindungi Palestina dari gangguan Zionis Israel itu diungkapkan seorang pejuang Islam terkemuka bernama Syekh Ahmad Yasin.

Syekh Ahmad Yasin adalah pejuang Islam sejati. Meski seluruh tubuhnya mengalami kelumpuhan akibat sebuah kecelakaan saat berolahraga, semangat juangnya untuk membela Islam dan Palestina, sebagai kota suci ketiga bagi umat Islam, sungguh amat luar biasa. Di tengah keterbatasan fisik, ia justru mampu mendirikan sebuah organisasi perjuangan dan politik bagi rakyat Palestina bernama Hamas.

Ia adalah seorang ulama yang tak pernah berhenti untuk membangkitkan semangat umat Islam untuk mengusir penjajah Israel dari tanah milik kaum Muslim. ‘’Setelah negara Arab mengalami kekalahan dari pasukan Israel pada 1967, Syekh Ahmad Yasin dalam setiap ceramahnya selalu mengajak umat Islam agar bersatu untuk mengusir Israel dari Palestina,’’ ujar Syekh Muhammad Said Mursi dalam Tokoh-tokoh Islam Sepanjang Sejarah.

Semangat perjuangan dan jihad fi sabilillah yang digelorakannya memberi pengaruh yang sangat besar bagi perjuangan rakyat Palestina untuk merebut haknya dari cengkraman Israel. Lewat organisasi dan gerakan Hamas yang didirikannya, Syekh Ahmad Yasin mampu mendirikan sejumlah lembaga penting di Tanah Palestina.

                                                                        
                                                                           ***

Menurut Syekh Said Mursi, Hamas yang didirikan Syekh Ahmad Yasin disambut dukungan umat Islam di Palestina, khususnya di kawasan Gaza. Betapa tidak.  Hamas yang dituding pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai gerakan teroris, justru kehadirannya memberi berkah bagi warga Palestina.

Hamas telah mendirikan rumah sakit, membangun sistem pendidikan lewat sekolah-sekolah yang didirikannya, mendirikan lembaga zakat, lembaga perdamaian untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antarwarga, serta lembaga sosial lainnya. Sebagai seorang pejuang Islam yang tangguh, Syekh Ahmad Yasin tak pernah mengenal istilah takut.

Ia berani mempertaruhkan nyawanya untuk membela agama Allah SWT. Pada 1983,  Syekh Ahmad Yasin ditangkap pasukan Israel. Ia dijebloskan ke dalam jeruji besi dengan tuduhan kepemilikan senjata ilegal. Sebuah fitnah dan tuduhan yang mengada-ada.  Selain itu, ia juga dituding menghasut masyarakat untuk mengusir Yahudi.

Tak cukup dengan dua sangkaan itu, Syekh Ahmad Yasin pun dijebloskan ke penjara karena jabatannya sebagai pemimpin Hamas. Tak tanggung-tanggung, Syekh Ahmad Yasin pun dihukum penjara oleh Israel selama 13 tahun. Untunglah, berkat pertolongan Allah SWT, ia dibebaskan pada 1985 dalam sebuah pertukaran tawanan antara Israel dengan Organisasi Pembebasan Rakyat Palestina (PLO).

                                                                          ***

Empat tahun kemudian, Zionis Israel kembali memenjarakan Syekh Ahmad Yasin. Selama berada dalam penjara, ia kerap diperlakukan secara sangat keji. Meski dalam keadaan lumpuh, tentara Israel selalu menyiksanya. Semua siksaan keji itu diterimanya dengan penuh ketabahan.

‘’Syek Ahmad Yasin rela mengalami semua siksaan dan penderitaan itu, demi membela agama Islam, dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari cengkeraman penjajah Israel,’’ papar Syekh Said Mursi. Pada 1991, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan militer Israel.

Enam tahun kemudian, Syekh Ahmad Yasin dibebaskan dari penjara. Ia dibebaskan dalam sebuah pertukaran tahanan antara pemerintah Israel dengan kelompok Hamas. Israel membebaskannya dari hukuman seumur hidup, dengan syarat Hamas membebaskan dua anggota Mosad yang berupaya membunuh tokoh Hamas di Yordania, Halid Masy’al.

Begitu tiba di jalur Gaza, umat Islam menyambut kedatangannya dengan penuh suka cita. Ia tak hanya menjadi pahlawan bagi rakyat Palestina, tapi pahlawan bagi agamanya. Syekh Ahmad Yasin juga dikenal sebagai sosok yang tegas. Ia tak mau berkompromi dengan ketidakadilan.

Demi membela tanah suci ketiga bagi umat Islam, ia dengan berani menolak semua kesepakatan dan perundingan damai antara Israel dan Palestina. Syekh Ahmad Yasin hafal benar bahwa perundingan damai itu hanya akan merugikan umat Islam dan rakyat Palestina.

                                                                          ***

Keberanian dan ketokohannya membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) – sekutu Israel – takut.  AS pun menyebut dan mengelompokkan Hamas yang dipimpin Syekh Ahmad Yasin sebagai kelompok teroris. ‘’Amerika menganggap perjuangan Hamas di Palestina melawan penjajah Israel sebagai sebuah kejahatan,’’ papar Syekh Said Mursi dalam bukunya.

Tak heran, kata Syekh Said Mursi, pemerintah AS pun meminta kepada pemerintah Israel untuk menghancurkan kelompok Hamas dengan cara apapun. Israel pun berulang kali melakukan usaha pembunuhan  terhadap Syekh Ahmad Yasin.  Pada 6 September 2003, pesawat tempur Israel membombardir rumah kediaman ulama pejuang Islam itu.

Serangan udara itu tak mampu membunuh Syekh Ahmad Yasin. Ia lolos dari upaya pembunuhan itu.  Upaya dan usaha untuk membunuh sang tokoh Muslim itu terus dilakukan Israel. Hingga akhirnya, pada 22 Maret 2004, tentara Zionis Israel membunuh Syekh Ahmad Yasin dengan cara yang sangat sadis dan keji.

Hari itu, Syekh Ahmad Yasin baru saja selesai shalat Subuh di Masjid Al-Mujama’ Al-Islami yang didirikannya di Kota Gaza.  Ketika keluar dari masjid, pasukan Israel melepaskan tiga roket. Salah satunya, mengenai tubuh sang mujahid. Ia pun gugur sebagai syuhada, bersama sembilan orang Palestina

Dunia pun beramai-ramai mengecam aksi brutal dan sadis yang dilakukan pasukan Zionis Israel itu.  Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Kofi Annan, mengutuk keras pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap tokoh Hamas itu.

Pada saat itu, Komisi HAM PBB sempat mengeluarkan sebuah resolusi yang mengutuk aksi biadab Israel itu.  Sebanyak 31 negara mendukung resolusi Komisi HAM PBB itu, salah satunya Indonesia. Hanya dua negara yang menolak resolusi itu dan 18 negara lainnya memilih abstain.

Rakyat Palestina pun berduka selama tiga hari. Hingga kini, semangat perjuangan dan jasa Syekh Ahmad Yasin masih tetap dikenang. Semangat perjuangannya untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel tetap mengalir dalam darah dan jiwa anak-anak muda di Jalur Gaza.

Sumber : http://www.republika.co.id

0 komentar:

Kisah Hidup Ulama Pendiri Gerakan Hamas: Syekh Ahmad Yasin

08.11.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


Ia bernama lengkap Ahmad Ismail Yasin. Namun, dunia mengenalnya dengan panggilan Syekh Ahmad Yasin. Mujahid yang pemberani itu terlahir di desa Jurah yang terletak di sebelah selatan kota Gaza, Palestina. Soal tanggal kelahirannya tak ada data yang pasti.

Syekh Muhammad Said Mursi dalam Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, mengungkapkan, Syekh Ahmad Yasin lahir tahun 1938. Ada pula yang menyebut lahir pada 28 Juni 1937. Namun, dalam paspornya tercantum 1 Januari 1929. Syekh Ahmad Yasin sendiri pernah mengaku terlahir pada 1938.

Ayahnya bernama Abdullah Yassin. Ia menjadi anak yatim ketika berusia tiga tahun.  Ia memiliki empat saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Dia dan seluruh keluarganya melarikan diri ke Gaza dan  menetap di Kamp al-Shati, setelah desa tempat kelahirannya dicaplok  tentara Israel selama Perang Arab-Israel pada 1948.

Syekh Ahmad Yasin datang ke Gaza sebagai seorang pengungsi. Menginjak usia 12 tahun, ia mengalami kelumpuhan total, setelah bermain gulat dengan kawannya Abdullah al-Khatib.  Lehernya sempat diplester selama 45 hari. Namun, ia harus mengalami kelumpuhan seumur hidup.

Sejak kecil Syekh Ahmad Yasin berjiwa bijak, sabar, dan tabah. Ia tak menceritakan kalau tubuhnya mengalami luka seperti itu karena ulah temannya, al-Khatib. Semua itu dilakukannya, semata-mata karena tak ingin hubungan persaudaraan antara keluarganya dengan keluarga teman yang telah melukainya retak. Ia hanya mengaku terluka ketika sedang bermain lompat katak di sekolahnya.

Meski kondisi fisiknya tak seperti orang normal, karena lumpuh, semangat belajarnya sangat tinggi. Ia sebenarnya diterima sekolah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Namun, kondisi kesehatannya yang memburuk membuatnya terpaksa harus belajar di rumah.

Ia adalah seorang kutu buku. Minatnya pada ilmu filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi membuatnya menjadi seorang tokoh. Masyarakat Gaza pun menjulukinya sebagai salah seorang pembicara atau orator tebaik di Jalu Gaza. Syekh Ahmad Yasin pun dipercaya untuk menyampaikan khutbah mingguan, setelah shalat Jumat.

Sebagai seorang orator yang hebat, ceramahnya seakan mampu ‘’menyihir’’ dan membuat masyarakat di Gaza terpana. Tak heran jika setiap kali tampil berpidato atau berceramah massa menyemut mengelilinginya. Karier pertamanya adalah menjadi guru  bahasa Arab pada sekolah dasar di Rimal, Gaza.

Awalnya, kepala sekolah SD itu, Mohammad al-Shawa tak yakin, Ahmad Yasin bisa diterima para siswa untuk mengejar, karena kondisi fisiknya. Namun, secara mengejutkan, ia justru mampu menarik perhatian para siswa karena cara mengajarnya yang luar biasa. Mengajar murid-muridnya dengan hati dan keikhlasan membuatnya menjadi guru idola.

Aktivitasnya di dunia poltik dimulai dengan bergabung menjadi anggota Ikhwanul Muslimin cabang Palestina. Pada 1987,  bersama Abdul Aziz al-Rantissi, Syekh Ahmad Yasin mendirikan sebuah organisasi bernama Hamas, yang dikenal sebagai sayap Ikhwanul Muslimin di Palestuna. Ia pun  menjadi tokoh yang disayangi umat dan ditakuti lawan.

Sumber : http://www.republika.co.id
_________

0 komentar:

Kata-kata Mutiara Syeikh Ahmad Yasin

08.05.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Almarhum tidak cuma pantas dikenang kegigihannya dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel. Ucapannya pun tak bisa dilupakan. Banyak di antara pernyatannya yang sangat menggugah Aksi barbar dilakukan oleh Israel ba’da Shubuh hari Senin (22/3) lalu. Tiga rudal melesat dari sebuah helikopter, menghancurkan tubuh renta pimpinan spiritual Hamas, Syeikh Ahmad Yasin.

Serangan itu adalah upaya kesekian kali untuk mengakhiri hidup figur kharismatik yang saban hari tak bisa lepas dari kursi roda itu. Tanggal 6 September 2003, rudal juga pernah ditembakkan ke arah Syeikh Yasin. Saat itu almarhum hanya luka tangan kanannya.

Kita ikhlaskan Syeikh Ahmad Yasin menemui syahid. Insya Allah akan muncul Ahmad Yasin Ahmad Yasin berikutnya. “Hamas akan terus tumbuh, mengakar tidak saja di Palestina dan dunia Arab, bahkan di dunia,” ujarnya suatu saat.

Kata-katanya yang menggugah akan terus dikenang para pejuang Islam. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Sesungguhnya aku, seorang tua yang lemah, tidak mampu memegang pena dan menyandang senjata dengan tanganku yang sudah mati (lumpuh). Aku bukan seorang penceramah yang lantang yang mampu menggemparkan semua tempat dengan suaraku (yang perlahan ini)

Aku tidak mampu untuk kemana-mana tempat untuk memenuhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda)-ku

Aku, yang sudah beruban putih dan berada di penghujung usia. Aku, yang diserang pelbagai penyakit dan ditimpa bermacam-macam penderitaan

Adakah segala macam penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu lemah. Adakah kalian semua begitu, wahai Arab, kalian diam membisu dan lemah, ataukah kalian semua telah mati binasa

Adakah hati kalian tidak bergelora melihat kekejaman terhadap kami sehingga tiada satu kaumpun bangkit menyatakan kemarahan karena Allah. Tiada satu kaumpun (di kalangan kalian) yang bangkit menentang musuh-musuh Allah yang telah mengobarkan perang antarbangsa ke atas kami dan menukarkan kami daripada golongan mulia yang dianiaya dan dizhalimi kepada pembunuh dan pembantai yang ganas. (Tidak adakah yang mau bangkit menentang musuh-musuh) yang telah berjanji setia untuk menghancurkan dan menghukum kami

Tidak malukah ummat ini terhadap dirinya yang dihina sedangkan padanya ada kemuliaan. Tidak malukah negara-negara ummat ini membiarkan penjajah Zionis dan sekutu antarabangsanya tanpa memandang kami dengan pandangan yang mampu mengesat air mata kami dan meringankan beban kami

Adakah kekuatan-kekuatan ummat ini, pasukan tentaranya, partai-partainya, badan-badannya, dan tokoh-tokohnya tidak mau marah karena Allah dengan kemarahan sebenarnya lalu mereka keluar beramai-ramai sambil menyerukan, “Ya Allah, perkuatkanlah saudara-saudara kami yang sedang dipatah-patahkan, kasihanilah saudara-saudara kami yang lemah ditindas dan bantulah hamba-hambamu yang beriman!”

Adakah kalian tidak memiliki kekuatan berdoa untuk kami? Seketika nanti kalian akan mendengar mengenai peperangan besar ke atas kami dan ketika itu kami akan terus berdiri dengan tertulis di dahi kami bahwa kami akan mati berdiri dan berdepan dengan musuh, bukan mati membelakang (dalam keadaan melarikan lari) dan akan mati bersama-sama kami, anak-anak kami, wanita-wanita, orang-orang tua, dan pemuda-pemuda

Kami jadikan di kalangan mereka sebagai kayu bakar buat ummat yang diam dalam kebodohan! Janganlah kalian menanti hingga kami menyerah atau mengangkat bendera putih kerana kami telah belajar bahwa kami tetap akan mati walaupun kami berbuat demikian (menyerah). Biarkan kami mati dalam kemuliaan sebagai mujahid

Jika kalian mau, marilah bersama-sama kami sedaya mungkin. Tugas membela kami terpikul di bahu kalian. Kalian juga sepatutnya menyaksikan kematian kami dan menghulurkan simpati. Sesungguhnya Allah akan menghukum siapa saja yang lalai menunaikan kewajiban yang diamanahkan

Dan kami berharap kepada kalian supaya jangan menjadi musuh yang menambah penderitaan kami. Demi Allah, jangan menjadi musuh kepada kami wahai pemimpin-pemimpin ummat ini, wahai bangsa ummat ini".


Tentang nasib rakyat Palestina, Syeikh Ahmad Yasin memberi 2 alternatif: menyerah atau terus melawan. Kalau rakyat Palestina mau hidup di bawah penjajahan Israel, maka pilihannya menyerah. Bila mengharap kemerdekaan dan kehidupan mulia di kemudian hari, pilihannya hanya melawan.

"Perlawanan ini tidak terbatas. Karena musuh kita (Israel) menyerang dengan segala bentuk senjata tank, pesawat tempur, helikopter, roket, dan lainnya. Maka sekarang mengapa kita harus tunduk untuk membatasi cara kita melawan?

Kita yang seharusnya membatasi senjata yang akan kita gunakan tergantung kemampuan dan kondisi riil di lapangan. Mereka membunuh di titik kelemahan kita, dan kita merespons pada titik kelemahan mereka.

Mengapa mereka hidup aman di Tel Aviv, Haifa, Ramlah dan lain-lainnya, sementara kita terus diserang. Maka tidak ada rumusan aman bagi mereka selama kita tidak hidup aman dan manusiawi".


Sebuah wawancara di Majalah Al-Mujtama’ Kuwait dalam peringatan 15 tahun Hamas memperlihatkan bagaimana sikap Syeikh Ahmad Yasin terhadap upaya perdamaian yang selama ini sering digembar-gemborkan banyak pihak. Hal itu hanya bentuk kekalahan “banci” yang justru akan melenyapkan hak-hak fundamental bangsa Palestina.

"Kita harus mengetahui bahwa operasi-operasi jihad dan perlawanan telah memberikan bangsa Palesina haknya untuk eksis dan membela diri, dimana Israel tidak mengakui eksistensi kita sebelumnya. Dari Oslo, mereka (Israel) mengakui otonomi pasca Intifadhah I, dan sekarang mengakui negara Palsetina. Bahkan partai Likud yang dulu tidak mengakui Palestina sama sekali, sekarang mengakui negara Palestina, walau tanpa bentuk.

Kita (bangsa Palestina) maju jauh (dari kondisi dulu) dan musuh mundur, karena operasi-operasi jihad dan resistensi. Mereka menginginkan kita menghentikan operasi-operasi ini untuk memecah tekad bangsa untuk hidup merdeka.

Negeri kita dijajah dan ingin kita bebaskan. Kita tidak menghabisi bangsa Yahudi atau orang selain kita, tetapi yang kita inginkan adalah negara Islam di atas negeri dan hak kita.

Banyak sudah tokoh-tokoh Hamas yang syahid, Imad Aqil, Yahya Ayyash, Muhyiddin Syarif, bahkan anak-anak di bawah umur yang terjun ke medan perang dengan gagah berani. Di mata Syeikh Ahmad Yasin, kesyahidan mereka tidak membuat spirit juang bangsa Palestina kendor dan buyar.

Ketika Ayyash syahid, arsitek-arsitek lain tumbuh bagai jamur. Gugurnya pejuang tidak membuat jihad ini berhenti. Ketika satu pejuang syahid, seribu pejuang baru muncul, dan ini fadhillah buat ummat ini hingga perjuangan terus berlanjut hingga hari kiamat. Kemenangan terwujud atau mati syahid.

Generasi pejuang sekarang ini antri untuk mempersembahkan jiwa dan raganya di jalan jihad, walau perjalanan masih panjang. Memang jalan penuh dengan bahaya dan kematian syahid adalah jalan menuju kemenangan.

Hamas siap untuk mempersembahkan setiap hari bom syahid sampai 20 tahun ke depan. Kini Palestina menunggu generasi masa depan yaitu jail al-tahrir (generasi pembebas).

Tidak ada kekuatan dunia yang dapat mematahkan perlawanan Intifadhah. Tidak Amerika, tidak Israel, dan tidak ada kekuatan dunia yang dapat memadamkan perlawanan.

Penjajah akan lenyap, insya Allah, dalam rentang waktu dua atau tiga dekade mendatang.
 

*(Ahmad Dumyathi Bashori, Pambudi Utomo, dari berbagai sumber/Hidayatullah edisi April 2004)

0 komentar:

8 Tahun Syahidnya Syaikh al Mujahid Ahmad Yasin (22 Maret 2004 - 22 Maret 2012)

08.02.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


Pendiri dan Tokoh Spiritual Hamas

Beliau adalah Ahmad Ismail Yasin, dilahirkan pada tahun 1936 di desa el Jaura
pinggiran el Mijdal, selatan Jalur Gaza. Mengungsi bersama keluarganya ke Jalur
Gaza setelah perang Palestina (nakbah) tahun 1948.

Mengalami kelumpuhan total sejak muda akibat kecelakaan dalam sebuah
aktifitas oleh raga.

Bekerja sebagai guru Bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyah, kemudian bertugas
sebagai khatib dan guru di masjid-masjid Gaza. Dalam masa penjajahan, dia
menjadi khatib paling populer di kalangan masyarakat Jalur Gaza karena
kekuatan argumennya dan keberaniannya dalam al haq (kebenaran).Menjadi
ketua perhimpunan Islam di Jalur Gaza.

Pada tahun 1983, Syaikh Ahmad Yasin ditangkap rezim Imperialis Israel atas
tuduhan memiliki senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan
pelenyapan eksistensi negara Yahudi. Karenanya, beliau dihadapkan ke
mahkamah militer Israel dan divonis 13 tahun penjara.

Pada tahun 1985, beliau dibebaskan dalam rangka pertukaran tahanan antara
pihak rezim Imperialis Israel dengan PFLL (Front Rakyat untuk Pembebasan
Palestina) - Pimpinan Umum, setelah mendekam 11 bulan dalam penjara rezim
Imperialis Israel.

Bersama para kativis perlawanan islam (islamiyun) Palestina, beliau mendirikan
organisasi perlawanan, Gerakan Perlawanan Islam ”Hamas” - Palestina, di Jalur
Gaza pada tahun 1987.

Pada akhir bulan Agustus 1988, militer Imperialis Israel menyerbu rumah
kediaman beliau di Gaza. Mereka melakukan pengeledahan dan mengancam
membuangnya di atas kursi roda yang beliau duduki sehari-hari ke Libanon.
Pada malam hari tanggal 17 Mei 1989, rezim Imperialis Israel kembali
menangkap Syaikh Ahmad Yasin berserta ratusan aktivis Gerakan Hamas, dalam
rangka upaya menghentikan perlawanan bersenjata yang terjadi ketika itu
dengan mengambil bentuk serangan dengan menggunakan as silah al abyadh
(senjata putih), yakni selain senjata api terhadap serdadu-serdadu Israel, warga
Yahudi serta penculikan terhadap agen-agen Israel.

Pada tanggal 16 Oktober 1991, mahkamah militer Imperialis Israel mengeluarkan
keputusan dengan memvonis Syaikh Ahmad Yasin berupa penjara seumur hidup
ditambah 15 tahun, setelah disodorkan daftar tuduhan sebanyak sembilan item.
Di antaranya seruan (provokasi) penculikan dan pembunuhan terhadap serdaduserdadu
Imperialis Israel, pendirian Gerakan Hamas beserta sayap militer dan
dinas keamanannya.

Di samping menderita kelumpuhan total, Syaikh Ahmad Yasin juga menderita
beberapa penyakit lain. Di antaranya, kebutaan di mata kirinya dan lemah
pandangan di mata kanannya akibat penyiksaan yang beliau alami saat menjalani
penyidikan, menderita radang telinga cukup kronis, alergi paru-paru, beberapa
penyakit dan peradangan dalam dan usus. Kondisi penahanan yang buruk yang
dialami Syaikh Ahmad Yasin menyebabkan merosotnya kondisi kesehatannya,
sehinggga harus dipindahkan ke rumah sakit beberapa kali. Kondisi kesehatan
Syaikh Ahmad Yasin terus menurun akibat penahanan dan tidak adanya
pelayanan kesehatan yang memadai.

Pada tanggal 13 Desember 1992, sekelompok sukarelawan berani mati (fida’i)
dari Brigade Izzuddin al Qassam menculik seorang serdadu militer Imperialis
Israel. Brigade Izzuddin al Qassam menuntut pelepasan serdadu Israel tersebut
dengan kompensasi pembebasan Syaikh Ahmad Yasin dan beberapa tawanan di
penjara rezim Imperialis Israel, di antara mereka ada sedang menderita sakit,
orang lanjut usia serta beberapa tawanan Arab yang ditangkap militer Imperialis
Israel di Lebanon. Namun pihak Imperialis Israel menolak tuntutan tersebut,
bahkan balik melancarkan serangan ke lokasi penahanan serdadu Israel tersebut,
sehingga menyebabkan kematiannya serta kematian komandan kesatuan
penyerangan pasukan Imperialis Israel dalam penyerangan tersebut, sebelum
syahidnya para pahlawan sukarelawan berani mati di dalam rumah yang berlokasi
di desa Beir Nebala, dekat Jerusalem.

Rabu pagi, tanggal 1 Oktober 1997, Syaikh Ahmad Yasin dibebaskan berkat
perjanjian yang berlangsung antara Jordania dan rezim Imperialis Israel, dengan
kompensasi penyerahan dua agen (antek) Zionis yang tertangkap di Jordan
setelah mereka gagal dalam upaya pembunuhan terhadap al-Akh Khalid Misy'al,
Kepala Biro Politik Hamas di Amman.

Senin, 22 Maret 2004, pesawat-pesawat tempur milik Israel, membidik seorang
tua yang didorong di atas kursi roda, usai menunaikan Shalat Subuh di sebuah
masjid di Desa el-Sobra, Gaza. Dengan melepaskan tiga rudal dari pesawat heli
itu, pemimpin dan pendiri Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Syeikh Ahmad
Yasin (1936-2004), ditembak secara biadab oleh pasukan Zionis Israel. Ikut
menjadi korban meninggal dunia lainnya adalah Mukmin Al-Yazori (28 tahun),
Amer Ahmad Abdul 'Al (25 tahun), Rateb Abdurrahman Al-'Alon (52 tahun),
Khumaes Sami Mushtahi (32 tahun), Rabe Abdul Hayyi Abdul Al (15 tahun) dan
empat lainnya yang belum diketahui identitasnya. Sementara ada 16 lainnya
terluka, diantarannya dua anak Syeikh Yasin, Abdul Hamed dan Abdul Ghani
serta seorang pemuda lagi dari keluarga Zaqut.

0 komentar:

9 Jurus Atasi Kemacetan Jakarta ala Hidayat-Didik

16.36.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

JAKARTA, KOMPAS.com — Transportasi di Jakarta merupakan salah satu permasalahan yang harus mendapatkan perhatian lebih dari siapa pun yang menang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta 2012. Transportasi menjadi penting karena menjadi penunjang vital aktivitas masyarakat Jakarta.
Bakal calon (balon) wakil gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Didik Junaedi Rahbini, mengatakan, ia bersama balon gubernur Hidayat Nurwahid telah merumuskan 9 langkah sistematis dalam mewujudkan transportasi yang aman, nyaman, dan terkoordinasi di Jakarta.

"Pertama masalah mass rapid transit (MRT). Di Singapura dan negara lain, MRT itu bisa membawa penumpang yang banyak. Di Jakarta bisa, misalnya dari Lebak Bulus sampai ke Thamrin, itu satu Jakarta bisa kita bikin sistem MRT yang sangat bagus," ujar Didik kepada wartawan di Apartemen Royale Park Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2012).

Didik juga menekankan perlunya membuat jalur ganda (double track) untuk kereta api agar mampu mempersingkat waktu tempuh sebuah rute kereta api. Didik juga menyayangkan terhentinya proyek monorel. Menurutnya, jika proyek tersebut diteruskan, ruwetnya transportasi Jakarta bisa diurai. Ia juga menyoroti masalah tarif jalan tol kota, yang menurutnya, perlu diturunkan. Pasangan tersebut juga merencanakan untuk meningkatkan pajak kendaraan bermotor agar warga beralih ke transportasi massal tersebut.
"APBD DKI Jakarta itu hampir Rp 40 triliun dan bisa naik hingga Rp 80 triliun. Karena itu, potensi yang besar ini harus dimanfaatkan," lanjutnya.

Selain itu, kata Didik, perlu pula membuat MRT sistematis dengan daerah-daerah strategis, antara lain bandara, pelabuhan, serta daerah penyangga Jakarta, seperti Bogor, Tangerang, dan wilayah-wilayah lain. DKI Jakarta juga harus meningkatkan kerja sama antarlembaga pemerintah, khususnya masalah keamanan. "Polda kita ajak kerja sama. Pelayanannya harus kualitas internasional, walaupun bukan otoritas kita," lanjut Didik.

Pembatasan jumlah kendaraan bermotor juga perlu dilakukan untuk menekan terjadinya kemacetan. Hal tersebut berkaitan dengan langkah penerapan pajak tinggi bagi kendaraan bermotor dengan tujuan mengurai kemacetan. Didik juga menginginkan tarif transportasi umum yang sepantasnya. "Kita tidak bikin terlalu murah dan tidak mahal sehingga orang lebih tertarik menggunakan transportasi umum," lanjutnya.

Poin terakhir adalah meniadakan keberadaan angkutan umum kecil. Ia mengatakan, Jakarta harus memiliki rute yang terjangkau luas. Oleh sebab itu, kendaraan kecil akan diganti dengan angkutan besar, seperti bus, agar memuat lebih banyak dan tidak menimbulkan kesemerawutan. "Mereka (pengemudi) tidak kita singkirkan, mereka masuk dalam bagian juga. Teknisnya nanti mungkin bisa dijelaskan," ujar Didik.
Pria yang saat ini masih aktif mengajar di bidang ekonomi di Universitas Indonesia dan Universitas Mercubuana tersebut yakin dapat bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan warga Jakarta dengan mengalahkan nama-nama lain, baik dari partai politik maupun independen.
_________

0 komentar:

'JIHAD Transportasi Massal' Solusi Radikal Prof. Didik J Rachbini Atasi Kemacetan Jakarta

16.10.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Prof. Dr. Didik J. Rachbini
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta
pasangan DR. Hidayat Nur Wahid
  • #JihadTransportasiMassal kita hrs punya gagasan dan eksekusi radikal tapi feasible krn penyakitnya parah.
  • klau singapura bisa, bangkok bisa, KL bisa, knp jakarta tidak? Solusinya adalah #JihadTransportasiMassal
  • #JihadTransportasiMassal  tertib angkotan kota, yang liar dibenahi.
  • #JihadTransportasiMassal fokus pd sistem angkutan kapasitas besar, cepat, efisien dan nyaman.
  • #JihadTransportasiMassal  sistem tranportsi kapasitas besar utk golongan menengah, bawah dan tdk mampu.
  • #JihadTransportasiMassal  ubah sistem perencanaan transp dgn memaksimalkan sumberdaya ke arah visi ini (apbd dki 35 t dlm waktu dekat bs 70t).
  • #JihadTransportasiMassal memperkuat klmbagaan n otoritas transportasi jakarta n kerjasama jabotabek, jk diperlukan otonom di bwh gub/wkl gub.
  • #JihadTransportasiMassal pembangunan jalan tol layang masif jkt terintegrasi dari timur ke barat dan dari selatan ke utara.
  • #JihadTransportasiMassal integrasikan transportasi kota bus dgn existing jalur kereta yang ada.
  • #JihadTransportasiMassal melipatgandakan kapasitas jalur kereta di jkt mjd 200% dgn rel ganda atas dan bawah (double track).
  • #JihadTransportasiMassal harus dan wajib bangun mass rapid transport, monorel dan alternatif lainnya dgn kapasitas besar.
  • #JihadTransportasiMassal subsidi pada tranportasi umum 100 persen gas yg murah dan bersih utk kota jkt.
  • #JihadTransportasiMassal peremajaan bus2 tua.
  • #JihadTransportasiMassal konsolidasi bus2 kecil dan kendaraan yg membuat macet jkt.
  • Jadi #JihadTransportasiMassal mengarahkan semua pemangku kepentingan ke arah tranportasi publik kapasitas besar.
  • #JihadTransportasiMassal perbaiki sistem perparkiran yg semerawut.
  • #JihadTransportasiMassal parkir mobil mahal sbg disinsentif pindah ke transportasi massal.
  • #JihadTransportasiMassal pajak kendaraan bermotor bertahap naik sbg disinsentif utk dialihkan ke pembangunan tranpt massal.
  • #JihadTransportasiMassal  (dlm hati) jika tdk bisa mengubah jkt utk apa maju, balik ngajar sj di kampus dalam dan LN.
  • #JihadTransportasiMassal adalah anti-tesis thd kebijakan transportasi kota yg mandeg dan tdk ada perubahan hmpir 5 thn ini.


*https://twitter.com/#!/djrachbini

0 komentar:

5 Trik Pasangan Hidayat dan Didik Atasi Banjir

16.05.00 Iwan Wahyudi 0 Comments



Arbi Anugrah - detikNews
Sabtu, 24/03/2012 14:43 WIB
 
Jakarta Bakal calon (balon) gubernur dan wakil gubernur DKI masing-masing memiliki jurus sendiri untuk menghadapi masalah Jakarta. Misalnya pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini. Pasangan ini punya lima trik mengatasi banjir di Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan Didik saat diskusi yang digelar Sindo Radio Network di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (24/3/2012). Menurut Didik lima cara atasi banjir tersebut yakni pertama, dengan membuat sistem kanal.

"Di Jakarta tidak ada sistem kanal, kita akan buat sistem kanal, detailnya akan digunakan ahlinya," terangnya.

Kedua, penataan pemukiman di kanan dan kiri sungai. Nah, penataan pemukiman ini akan berkaitan dengan rumah susun bagi warga DKI.

"Ketiga, sistem penerapan lingkungan. 5 Wali Kota akan kontrak pada kita untuk buat sistem resapan. Tindakan kolektif bersama-sama," terang Didik.

Jurus keempat adalah kerja sama dengan pihak yang ada di hulu dan hilir sungai. Dan cara yang kelima adalah dengan menata managemen sungai yang mengalir di sepanjang Jakarta.

(vit/mok)

0 komentar:

‘Global March to Jerusalem’ – Ketika Gerakan Sipil Dunia Bersatu Bebaskan Palestina

19.29.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Habis sudah harapan kita pada lembaga-lembaga internasional. PBB tak lagi punya sesuatu yang biasa dipakai untuk menye lesaikan masalah Palestina. Konsorsium negara-negara Barat dan Timur Tengah juga mandul. Palestina masih dibombardir, warga sipilnya dibunuhi militer Israel, dan ekonomi mereka diblokade.
Terakhir, serangan membabi buta militer Israel menerjang Gaza dan menewaskan 18 warga sipil. Tak ada alasan masuk akal yang disampaikan Israel atas serangan itu, kecuali hanya pamer kekuatan. Sebuah ironi kecanggihan militer dan kekayaan duit Israel melawan tangan kosong warga Palestina.

Peran negara dan lembaga-lembaga internasional yang selama ini mempromosikan harmonisasi dan perdamaian dunia tak berbekas di Palestina. Negara dan lembaga-lembaga internasional sudah mati. Amerika menyisakan omong kosong yang memuakkan, sementara Uni Eropa hanya penuh basa-basi, sedangkan negaranegara Arab hanya sibuk bertemu tanpa ada langkah konkret menyokong kemerdekaan Palestina.

Bahkan, negara-negara Arab dan negeri mayoritas Muslim seperti Indonesia hanya bisa diam terpaku menyaksikan roket-roket Israel menghantam Gaza, membunuh belasan orang di sana. Untunglah, kita masih memiliki ritual berdoa seraya memohon agar rakyat Palestina diberi kekuatan dan Zionis Israel dihempaskan dari bumi Palestina. Cuma itu yang kita punya?–selemah-lemahnya iman.

Ternyata tidak. Kita masih memiliki solidaritas sipil global mendukung kemerdekaan Palestina. Masyarakat sipil dari seluruh dunia bergerak, membela hak-hak Palestina, dalam satu aktivitas yang dinamakan Global March to Jerusalem (GMJ). Ketika negara dan institusi global sudah mati, satu-satunya kekuatan yang kita miliki adalah gerakan sipil. Dan, GMJ menjadi salah satu upaya untuk menggerakkan masyarakat internasional mendorong berdirinya negara Palestina.

Gerakan yang diikuti beragam kelompok agama dan aktivis kemanusiaan ini bergerak dari Pakistan, menuju Iran, menembus Turki dan Lebanon, dan akhirnya sampai di Yerusalem. Gerakan sipil telah menelorkan hasil gemilang di Tunisia, Mesir, Yaman, dan bahkan di belahan Eropa. Di saaat tak ada pemimpin yang kita percaya lagi, gerakan sipil menjadi insipirasi bagus untuk bergerak.

Memang, belum tentu rombongan barisan menuju Yerusalem ini bisa masuk kota suci tiga agama itu. Militer Israel sudah pasti akan memblokir jalan menuju Yerusalem, atau bahkan menyiapkan satu serangan brutal dan norak kepada para aktivis ini, seperti yang mereka lakukan terhadap aktivis Mavi Marmara.

Kita mendukung gerakan sipil ini demi membebaskan Palestina dari penjajahan Israel–sesuatu yang dipertahankan masyarakat global yang mengaku beradab. Sungguh menyesakkan melihat negara-negara dunia membiarkan perilaku biadab, jauh dari beradab, dan barbar Israel di Palestina. Kita hanya melongo dan termenung.

Kemerdekaan Palestina sudah harga mati. Kini kita berharap pada gerakan sipil untuk terus bergerak mendukung tujuan itu, mengembalikan hak asasi warga Palestina ke tempat yang layak.[]

* REPUBLIKA (Tajuk, 14/3/12)

0 komentar:

Diplomasi Rok Mini

19.23.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Oleh Asma Nadia

Ketika Ketua DPR buka suara tentang tidak dianjurkannya mengenakan rok mini di lingkungan DPR, serentak komentar pro dan kontra bermunculan. Sebagian besar menentang dengan alasan mengenakan rok mini adalah hak asasi atau bentuk kebebasan ekspresi.

Saya mencoba mencerna alasan tersebut. Berpikir apakah mereka yang menentang adanya pembatasan rok mini di lingkungan DPR dengan vokal, selama ini juga menentang pembatasan berpakaian yang diterapkan, termasuk dalam berbagai acara undangan kenegaraan, bahkan acara resmi swasta sekalipun, “Mohon hadir dengan pakaian resmi, jins dan t-shirt tidak diperkenankan.“

Kalimat tersebut, misalnya, biasa kita temukan. Para wartawan yang berpakaian bebas, jika meliput di istana diharuskan mengenakan dasi. Padahal, bukankah mengenakan jins dan t-shirt atau tidak mengenakan dasi, juga bisa masuk ke dalam hak asasi dan kebebasan ekspresi?

Bagaimana pula dengan seragam? Sekolah memberlakukan seragam. Kantor banyak yang mengharuskan pemakaian seragam, termasuk di restoran, mal, dan hotel.

Tetapi, tidak terdengar protes tentang ini, sebab lumrah untuk dimengerti jika seorang tuan rumah atau lembaga mempunyai peraturannya sendiri. Biro media istana berhak menetapkan aturan berdasi pada wartawan pria yang ingin meliput di istana. Panitia satu acara berhak membuat kode etik berpakaian bagi mereka yang hadir, sebagaimana Departemen Pendidikan atau sekolah berhak membuat peraturan siswa harus mengenakan rok lima cm di bawah lutut.

Begitupun DPR atau Sekjen DPR juga berhak membuat aturan berbusana yang baik.
Pendeknya, soal rok mini bukanlah isu hak asasi melainkan lebih tepatnya hak satu lembaga untuk membuat aturan dengan alasan kenyamanan, norma, dan lainnya.

Tentu, supaya peraturan ini bisa diterima dengan baik, pihak DPR harus memberi alasan yang masuk akal, tidak terjebak dalam isu gender, dan politis. Rok mini pun bukan satu-satunya yang perlu dipersalahkan sebagai sebab pemerkosaan, karena banyak hal lain yang mungkin menjadi pemicu.
Beberapa hal berikut mungkin bisa dipertimbangkan.

Sudah bukan rahasia jika kehadiran perempuan dengan pakaian terbuka jauh lebih menarik perhatian kaum Adam ketimbang perempuan dengan penampilan tertutup. Dan, karenanya sangat mungkin menjadi distraksi dalam pertemuan-pertemuan formal yang digagas untuk membahas persoalan-persoalan besar.
Sementara itu, perempuan yang mengenakan rok mini, saat duduk, maka bagian yang terbuka akan semakin terekspose. Secara naluriah dalam situasi ini mereka akan berusaha menutup bagian yang terbuka dengan tas, map, berusaha menarik-narik ujung rok, atau membetulkan posisi duduknya berkali-kali hingga mungkin saja sedikit banyak terganggu fokusnya.

Sebagai poin tambahan, jika kita bertanya kepada para istri, manakah yang mereka pilih, suami dengan sekretaris atau rekan kerja yang mengenakan rok mini atau pakaian yang lebih tertutup? Saya kira tanpa perlu melakukan survei, kita sudah tahu jawabannya.

Tetapi, tentang aturan pakaian perempuan, ada juga yang mengatakan, justru mindset lakilaki yang harus dibenahi. Seperti komentar seorang aktivis perempuan, bukan berarti rumah yang terbuka setiap orang bisa mengambil sesuatu dari rumah itu, dan bukan salah pemilik rumah juga bila dibiarkan terbuka.
Kenyataannya, nyaris setiap pemilik rumah memilih menutup dan mengunci pintu rumah mereka demi keamanan. Bukankah ini menunjukkan tindakan tersebut sangat logis? Sebab, kejahatan terjadi bukan sekadar niat, melainkan juga didorong terbukanya kesempatan. Dengan alasan itu pula hukum dibuat. Jadi, ini bukan persoalan mindset semata.

Jika aturan kode etik pakaian wanita dengan rok di bawah lutut adalah hak yang legal, juga membuat semua pihak bisa bekerja tanpa distraksi, lalu mengapa peraturan ini harus diperdebatkan?
Apalagi terkait hak asasi dalam berpakaian, sebenarnya ada hal lain yang jauh lebih penting untuk dipersoalkan, yaitu saat anak-anak kita yang mengikuti inisiasi diharuskan mengenakan pakaian dengan berbagai atribut aneh dan tak pantas, sejak mereka meninggalkan rumah menuju sekolah/kampus, hingga kembali ke rumah. Belum terhitung kekerasan yang terjadi dan sudah memakan korban jiwa dalam penyelenggaraannya.

Tentang ini, seharusnya sudah sejak lama kita bersuara. Energi yang dihabiskan untuk membela rok mini, jauh lebih bermakna jika digunakan untuk membela hak asasi dan kehormatan anak-anak kita untuk berpakaian dan berpenampilan pantas, tanpa perlu dipaksa mempermalukan diri di awal mereka sekolah atau kuliah.[]

*REPUBLIKA (10/3/12)

0 komentar:

Isu Global Warming Bagian Dari Rencana Depopulasi

19.04.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Makar kelompok Yahudi menjalar pada seluruh bidang. Tidak terkecuali dalam kampanye Global Warming. Penulis novel konspirasi, Zaynur Ridwan, mencoba mengulas itu dalam novel terbarunya "Indonesia Incorporated". Ditemui Eramuslim.com beberapa waktu lalu, Zaynur menjelaskan upaya depopulasi dimainkan Zionisme Internasional lewat berbagai organisasi rahasianya.
“Mereka mengatur regulasi untuk memasung pemerintah. Maka keluar protocol Kyoto dan beberapa Summit termasuk di Riau,” tegas Zaynur.

Hal ini kemudian berlanjut pada tahun 1992. Saat itu ditemukan sebuah surat yang ditujukan kepada sebuah klub yang sangat rahasia. Surat ini berisi tentang rencana program depopulasi untuk dilaksanakan dan kapan isu Global warming harus diletuskan.
“Itu diwajibkan kepada PBB dan PBB mewajibkan kepada seluruh negara anggotanya untuk menjalankan program depopulasi,” sambungnya.

Program depopulasi ini kemudian menjalar pada banyak bidang. Mulai dari makanan sampai penyakit mematikan.
“Kalau dari makanan memalui program Codex alemantarius. Ada juga kemudian Flu Burung dan Flu Babi. Bahkan melalui perang. Itu semua rangkaian,” tandasnya.
"Sejarah perang dalam dua dekade terakhir banyak terjadi di Negara-negara muslim," pungkasnya. (Pz)

0 komentar: