Berita
BANDUNG - Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara implisit menyiapkan dua skenario terkait dengan strategi pencapresan menjelang Pemilu 2014, di luar opsi ideal yang akan mengajukan paket figur internal sebagai jagoan.
Opsi tersebut yakni PKS tak menutup kemungkinan menduetkan kader terbaiknya dengan figur partai lain dalam bingkai koalisi. Sebagai opsi terakhir, mereka juga siap menerima sosok dari luar untuk merebut kursi RI-1.
Hal tersebut termaktub dalam penjelasan Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin di sela-sela Deklarasi Menu One Day No Rice berupa beras jagung di Bandung, Kamis (26/12).
"Capres PKS harus mempunyai akses politik yang memungkinkan dia didukung oleh parpol lain atau ormas. Namun pada akhirnya, pertimbangannya kan bagi kebaikan bangsa dan negara," jelasnya tentang capres eksternal.
Menurut Hilmi, pihaknya akan mempertimbangkan semua opsi yang bisa dimunculkan dalam rapat majelis syuro pada awal tahun depan. Majelis syuro salah satunya memperhitungkan bobot politik partai usai Pileg, April mendatang.
"Yang menentukan kan bobot politik setelah hasil Pemilu, sementara semua partai belum memperbarui bobot politiknya, karena itu yang akan menentukan (bursa pencapresan)," jelasnya.
Pertemuan itu sejatinya membahas penetapan capres internal partai hasil pemilihan raya (Pemira) pada akhir November lalu. Hasil Pemira menempatkan tiga kader teratas dari 22 nama yang dimunculkan daerah yang layak diajukan sebagai Capres. Ketiga kader tersebut adalah Ketua F-PKS DPR Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Anis Matta, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
"Apakah satu atau berapa nama yang dimunculkan jelang pencapresan, itu akan diputuskan majelis syuro akhir Januari nanti. Akan dimusyawarahkan dulu. Kita lakukan tanpa agenda hidden yang dipaksakan. Belum mengarahkan siapa yang dianggap cocok menjalankan kepercayaan partai," katanya. (suara merdeka)
Penjelasan Ketua Majlis Syuro Terkait Hasil Pemira dan Capres PKS
BANDUNG - Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara implisit menyiapkan dua skenario terkait dengan strategi pencapresan menjelang Pemilu 2014, di luar opsi ideal yang akan mengajukan paket figur internal sebagai jagoan.
Opsi tersebut yakni PKS tak menutup kemungkinan menduetkan kader terbaiknya dengan figur partai lain dalam bingkai koalisi. Sebagai opsi terakhir, mereka juga siap menerima sosok dari luar untuk merebut kursi RI-1.
Hal tersebut termaktub dalam penjelasan Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin di sela-sela Deklarasi Menu One Day No Rice berupa beras jagung di Bandung, Kamis (26/12).
"Capres PKS harus mempunyai akses politik yang memungkinkan dia didukung oleh parpol lain atau ormas. Namun pada akhirnya, pertimbangannya kan bagi kebaikan bangsa dan negara," jelasnya tentang capres eksternal.
Menurut Hilmi, pihaknya akan mempertimbangkan semua opsi yang bisa dimunculkan dalam rapat majelis syuro pada awal tahun depan. Majelis syuro salah satunya memperhitungkan bobot politik partai usai Pileg, April mendatang.
"Yang menentukan kan bobot politik setelah hasil Pemilu, sementara semua partai belum memperbarui bobot politiknya, karena itu yang akan menentukan (bursa pencapresan)," jelasnya.
Pertemuan itu sejatinya membahas penetapan capres internal partai hasil pemilihan raya (Pemira) pada akhir November lalu. Hasil Pemira menempatkan tiga kader teratas dari 22 nama yang dimunculkan daerah yang layak diajukan sebagai Capres. Ketiga kader tersebut adalah Ketua F-PKS DPR Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Anis Matta, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
"Apakah satu atau berapa nama yang dimunculkan jelang pencapresan, itu akan diputuskan majelis syuro akhir Januari nanti. Akan dimusyawarahkan dulu. Kita lakukan tanpa agenda hidden yang dipaksakan. Belum mengarahkan siapa yang dianggap cocok menjalankan kepercayaan partai," katanya. (suara merdeka)
0 komentar: