Pena Iwan

TERATAI dan NAFAS PENDIDIKAN

13.00.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


Suatu pagi saya menatap ke arah utara dari pelataran Masjid Kampus UTS ada yang menarik dari pemandangan di dalam kolam diantara jalan berdebu yang belum beraspal di barat Gedung Rektorat. Saat mendekati kolam tersebut saya teringat sebuah puisi " Teratai " karya Sanoesi Pane yang saya pernah baca saat SD dulu.


TERATAI

Dalam kebun ditanah airku,
Tumbuh sekuntum bunga teratai,
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun bersemi laksmi mengarang,
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, o Teratai Bahagia,
Berseri di kebun indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.

Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkaupun turut menjaga Zaman.

(Sanoesi Pane, 1929)

Karya Sastra beraliran Impresionisme banyak terdapat pada angkatan Pujangga Baru termasuk Sanoesi Pane didalamnya. Impresionisme berarti aliran dalam bidang seni yang lebih mengutamakan kesan tentang suatu objek yang diamati dari pada wujud objek itu sendiri. Aliran ini bermula di Perancis pada akhir abad ke-l9.

Puisi TERATAI menggambarkan sosok Ki Hajar Dewantara yang melekat sebagai bapak pendidikan Indonesia yang setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Untuk mengulas makna Puisi Teratai ini saya copas Parafrasenya dari blog : http://cuplikantetangga.blogspot.co.id, saya rasa ini selaras dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang mengambil nafas pendidikan dalam pengabdiannya.

PARAFRASE
TERATAI

Kepada Ki Hajar Dewantoro
“Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga"
“ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
("di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung")

Dalam kebun di tanah airku
Kebun merupakan sebidang tanah yg ditanami beraneka ragam pohon atau tanah luas yg ditanami kopi, karet, dan hal yang berubungan dengan tumbuhan yang menghasilkan serta berdaya guna. Kebun diidentikkan dengan Indonesia yang subur, dihuni oleh berbagai jenis karakter, jiwa, manusia,suku, seni, budaya, bahasa suatu bangsa.

Tumbuh sekuntum bunga teratai
Telah lahir bunga indah sebagai lambang ketulusan, kejujuran, ketulusan. Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur (kotor, coklat), warna bunganya lebih cemerlang. bunga teratai tersebut tetap menawan dan suci tidak kena pengaruh oleh lumpur. Demikian juga orang bijaksana akan bekerja apapun sebagai darma di dunia.

Tersembunyi kembang indah permai
Keindahan yang tidak disombongkan dan tidak dinampakkan. Suatu kebaikan yang tidak ditinjilkan, tapi biarlah orang lain yang menilai kebaikan tersebut.

Tidak terlihat orang yang lalu
Kebaikan, keyakinan, kejujuran, kesucian, keharuman, dan ketulusan yang tidak akan dapat dirasakan, dimengerti jika tidak menyelami lebih dalam terhadap diri dan pribadi Ki Hajar Dewantara sebagai tulus dan suci adalah persembahan kepada Tuhan guna menyelamatkan alam beserta isinya.

Akarnya tumbuh di hati dunia
Hasil kerja, usaha, dan jerih payah Ki Hajar telah mendunia, tidak hanya di tanah airnya saja. Dalam studinya di negeri Belanda, Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.
“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengkongsi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingan sedikitpun”.
Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun".

Daun berseri Laksmi mengarang
Dewi Lakshmi digambarkan sebagai suatu Ibu jujur, dengan empat lengan, berpakaian bagus dan permata-permata mahal, menganugerahkan koin-koin dari kemakmuran dan diapit oleh gajah-gajah menandakan kuasa. Fitur paling mencolok dari ilmu arca dari Lakshmi adalah bunga teratai. Arti dari bunga teratai dalam hubungan dengan Shri Lakshmi mengacu pada kemurnian dan kuasa rohani. Dewi Laksmi dilukiskan sebagai perempuan yang cantik berkulit keemasan, dengan empat tangan, duduk atau berdiri di atas bunga teratai yang sedang mekar dan memegang setangkai bunga teratai, yang bermakna kecantikan, kesuburan dan kemurnian.
Duduk dalam lumpur tetapi bunga di atas air, dengan sepenuhnya tidak terjangkit oleh lumpur, bunga teratai mewakili kesempurnaan upacara agama dan otoritas yang naik di atas pencemaran duniawi. Dewi Laksmi disebut juga Dewi Uang. Ia juga disebut "Widya", yang berarti pengetahuan.

Biarpun dia diabaikan orang
Diabaikan dalam baris ini adalah kekuatan dan pengaruh Ki Hajar Dewantara mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, Ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka dan bersama kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Dengan demikian, ia seakan terabaikan oleh masyarakat Indonesia saat itu.

Seroja kembang gemilang mulia
Seroja = teratai. Ia harum namanya berkat pandangan beliau dari muda sampai konsep tut wuri handayani. Semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Hanya ungkapan tut wuri handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat umum. Arti dari semboyan ini secara lengkap adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan.

Teruslah O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Nama Ki Hajar Dewantara akan tetap harum dan dikenang oleh setiap masyarakat Indonesia dari anak-anak sekolah sampai Profesor, Doktor, mentri bahkan presiden sekalipun. Beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan wajahnya bisa dilihat pada uang kertas pecahan Rp20.000. Nama beliau diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Selain itu, sampai saat ini perguruan Taman Siswa yang beliau dirikan masih ada dan telah memiliki sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ia diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional

Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Diabaikannya nilai luhur bangsa seperti budi pekerti menjadikan sistem pendidikan di Indonesia tidak mengajarkan anak didik mampu menghargai atau menghormati orang lain, atau bersikap tenggang rasa. Anak sekolah cenderung mendapat contoh atau teladan buruk tidak saja dari lingkungannya, tetapi juga dari guru sendiri. Ibarat ‘guru kencing berdiri, murid kencing berlari’. Bagaimana guru bisa melarang murid tidak merokok kalau dia sendiri secara sembunyi-sembunyi keluar dari ruang kelas untuk merokok?"
Pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat anak didik ternyata akan ke luar atau pengembangan potensi anak didik di jalan yang salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya.

Engkau pun turut menjaga zaman
Ia memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Belajar bukan sekedar teori dan praktik disekolah, tetapi juga belajar menghadapi realitas dunia. Sekolah dan Dunia menurut konsep ini berarti tidak terpisah. Dengan itu, diharapkan para guru mengajarkan ilmu teori serta praktek di dunia dan juga kepada siswa jika tidak sungkan-sungkan menanyakan apa saja hal yang tidak diketahuinya tentang dunia kepada guru mereka masing-masing. Tujuan dari konsep ini, agar para lulusan sekolah dapat mampu hidup dan bisa berbuat banyak setelah lulus dari sekolah.
Budi pekerti merupakan nilai-nilai luhur budaya kita sendiri yang sudah diajarkann jauh-jauh hari oleh bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dan para pendiri bangsa ini.

22082017 12:04
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMAKNA
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net

You Might Also Like

0 komentar: