Berita
Gubernur Sumatra Utara H Gatot Pujo Nugroho mengatakan korban bencana Sinabung yang terjadi Sabtu (1/2) akan mendapat dana bantuan dari pemerintah.
"Korban meninggal terkena awan panas akan menerima santunan dana dan yang dirawat dibiayai hingga sembuh," katanya usai menjeguk korban awas panas Sinabung yang dirawat di Rumah Sakit Evarina Etaham, Kabanjahe, Karo, tadi malam.
Kedua korban yang masih dirawat karena mengalami luka bakar adalah Sehat Sembiring dan Doni Sembiring. Sebelumya ada Surya Sembiring yang akhirnya meninggal dunia Minggu siang akibat luka bakar di tubunhya yang mencapai 80 persen.
Menurut Gatot, keterangan dari tim medis RS Evarina, kondisi Sehat Sembiring dan Doni Sembiring di ruang ICU relatif semakin membaik sehingga besar harapan keduanya bisa kembali sehat setelah melewati masa-masa kritis. Gatot menjelaskan, keluarga korban yang meninggal dunia karena awan panas akan diberi santunan masing-masing dari BNPB Rp 5 juta, Pemprov Sumut Rp3,5 juta dan dari Pemkab Karo Rp 2,5 juta. Sementara yang selamat akan menjalani perawatan sampai sembuh dengan biaya ditanggung Pemerintah.
Gatot mengingatkan, musibah terjadinya korban awan panas Sinabung harus menjadi pelajaran berharga. "Tragedi awan panas jangan sampai terulang lagi. Pemerintah berduka dengan tragedi itu," katanya.
Semua masyarakat diminta untuk mematuhi edaran BNPB tentang larangan memasuki zona rawan bencana di radius 5 kilometer Sinabung dengan alasan apa pun. Untuk hal-hal mendesak, kata Gatot, masyarakat sebaiknya tetap berkoordinasi dengan petugas di posko-posko terdekat.
"Tragedi Sabtu harus jadi yang terakhir. Saya memaklumi kerinduan masyarakat dengan rumah dan ladang setelah begitu lama di pengungssian, tapi tolong bersabar guna menghindari kerugian yang lebih besar," katanya.
Dilaporkan, ada 15 korban tewas akibat semburan awan panas Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung. Mereka, yakni Surya Sembiring (24) asal Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Alexander Sembiring (17) pelajar SMA I Merdeka, Kabanjahe, Daud Surbakti (16) pelajar STM Berastagi.
Dipa Nusantara (17) pelajar STM Berastagi, David (17) pelajar STM Berastagi, Mahal Surbakti (25) guru honor SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring (49) pengungsi Desa Guru Kinayan, dan Santun Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh.
Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) mahasiswi GMKI asal Kuta Tengah Lawe Agara, Aceh, Asran Lubis (21) mahasiswa GMKI asal Desa Pardamean, Kutacane, Agara, Aceh, dan Marudut Brisnu Sihite (25) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Agara, Aceh.
Rizal Syahputra (25) wartawan salah satu media di Medan, Daniel Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh, Zulpiandi Mori (21) mahasiswa GMKI asal Desa Lau Bakung, Kuta Cane Agara, Aceh, dan Thomas Sembiring (27) photografer asal Jaberneh, Medan.
Sedangkan, korban luka bakar, dan saat ini masih dirawat intensif di RSU Efarina Etaham, Kabanjahe, tinggal tiga orang lagi. Mereka, yakni Sahat Sembiring (40) asal Desa Guru Kinayan, Erwin Milala (40) asal Desa Sukameriah dan Doni Sembiring (65) asal Desa Sukameriah.
Sumber: waspada
Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho Nyatakan Semua Korban Sinabung Dapat Santunan
Gubernur Sumatra Utara H Gatot Pujo Nugroho mengatakan korban bencana Sinabung yang terjadi Sabtu (1/2) akan mendapat dana bantuan dari pemerintah.
"Korban meninggal terkena awan panas akan menerima santunan dana dan yang dirawat dibiayai hingga sembuh," katanya usai menjeguk korban awas panas Sinabung yang dirawat di Rumah Sakit Evarina Etaham, Kabanjahe, Karo, tadi malam.
Kedua korban yang masih dirawat karena mengalami luka bakar adalah Sehat Sembiring dan Doni Sembiring. Sebelumya ada Surya Sembiring yang akhirnya meninggal dunia Minggu siang akibat luka bakar di tubunhya yang mencapai 80 persen.
Menurut Gatot, keterangan dari tim medis RS Evarina, kondisi Sehat Sembiring dan Doni Sembiring di ruang ICU relatif semakin membaik sehingga besar harapan keduanya bisa kembali sehat setelah melewati masa-masa kritis. Gatot menjelaskan, keluarga korban yang meninggal dunia karena awan panas akan diberi santunan masing-masing dari BNPB Rp 5 juta, Pemprov Sumut Rp3,5 juta dan dari Pemkab Karo Rp 2,5 juta. Sementara yang selamat akan menjalani perawatan sampai sembuh dengan biaya ditanggung Pemerintah.
Gatot mengingatkan, musibah terjadinya korban awan panas Sinabung harus menjadi pelajaran berharga. "Tragedi awan panas jangan sampai terulang lagi. Pemerintah berduka dengan tragedi itu," katanya.
Semua masyarakat diminta untuk mematuhi edaran BNPB tentang larangan memasuki zona rawan bencana di radius 5 kilometer Sinabung dengan alasan apa pun. Untuk hal-hal mendesak, kata Gatot, masyarakat sebaiknya tetap berkoordinasi dengan petugas di posko-posko terdekat.
"Tragedi Sabtu harus jadi yang terakhir. Saya memaklumi kerinduan masyarakat dengan rumah dan ladang setelah begitu lama di pengungssian, tapi tolong bersabar guna menghindari kerugian yang lebih besar," katanya.
Dilaporkan, ada 15 korban tewas akibat semburan awan panas Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung. Mereka, yakni Surya Sembiring (24) asal Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Alexander Sembiring (17) pelajar SMA I Merdeka, Kabanjahe, Daud Surbakti (16) pelajar STM Berastagi.
Dipa Nusantara (17) pelajar STM Berastagi, David (17) pelajar STM Berastagi, Mahal Surbakti (25) guru honor SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring (49) pengungsi Desa Guru Kinayan, dan Santun Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh.
Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) mahasiswi GMKI asal Kuta Tengah Lawe Agara, Aceh, Asran Lubis (21) mahasiswa GMKI asal Desa Pardamean, Kutacane, Agara, Aceh, dan Marudut Brisnu Sihite (25) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Agara, Aceh.
Rizal Syahputra (25) wartawan salah satu media di Medan, Daniel Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh, Zulpiandi Mori (21) mahasiswa GMKI asal Desa Lau Bakung, Kuta Cane Agara, Aceh, dan Thomas Sembiring (27) photografer asal Jaberneh, Medan.
Sedangkan, korban luka bakar, dan saat ini masih dirawat intensif di RSU Efarina Etaham, Kabanjahe, tinggal tiga orang lagi. Mereka, yakni Sahat Sembiring (40) asal Desa Guru Kinayan, Erwin Milala (40) asal Desa Sukameriah dan Doni Sembiring (65) asal Desa Sukameriah.
Sumber: waspada
0 komentar: