Berita
Jakarta - Kampanye Pemilu 2014 dimulai. Beberapa parpol memulai aktivitas kampanye terbuka. Seperti halnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Minggu (16/3/2014) di Gelora Bung Karno (GBK).
Presiden PKS Anis Matta akan memimpin langsung kampanye perdana ini.
Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq menjelaskan, kampanye nasional putaran pertama PKS sengaja mengambil tempat di GBK sebagai ajang mengukur daya konsolidasi yang sudah berlangsung setahun.
"Sekaligus sebagai setruman politik bagi PKS di berbagai daerah. Di tengah memudarnya kepercayaan masyarakat terhada partai dan fenomena menguatnya figur," jelas Mahfudz kepada INILAHCOM, Minggu (16/3/2014).
Ketua Komisi I DPR ini mengatakan PKS ingin tunjukkan bahwa partai tetap dibutuhkan di era demokrasi.
Banyak kasus korupsi yang menyeret kader dan elite partai. Namun partai tetap harus ada sebagai penunjang demokrasi.
"Di era demokrasi modern kehadiran partai dengan organisasi yang solid masih ada dan diperlukan," katanya.
Menurut Mahfudz, dalam membangun kepemimpinan nasional, institusi partai harus tetap ada. Melalui partai, para tokoh potensial lahir.
"Pembangunan institusi politik harus jadi dasar pemunculan tokohnya. Bukan terbalik," katanya. [mes/inilah]
Putihkan GBK, Anis Matta: Kami Ingin Setrum Kader Daerah
Jakarta - Kampanye Pemilu 2014 dimulai. Beberapa parpol memulai aktivitas kampanye terbuka. Seperti halnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Minggu (16/3/2014) di Gelora Bung Karno (GBK).
Presiden PKS Anis Matta akan memimpin langsung kampanye perdana ini.
Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq menjelaskan, kampanye nasional putaran pertama PKS sengaja mengambil tempat di GBK sebagai ajang mengukur daya konsolidasi yang sudah berlangsung setahun.
"Sekaligus sebagai setruman politik bagi PKS di berbagai daerah. Di tengah memudarnya kepercayaan masyarakat terhada partai dan fenomena menguatnya figur," jelas Mahfudz kepada INILAHCOM, Minggu (16/3/2014).
Ketua Komisi I DPR ini mengatakan PKS ingin tunjukkan bahwa partai tetap dibutuhkan di era demokrasi.
Banyak kasus korupsi yang menyeret kader dan elite partai. Namun partai tetap harus ada sebagai penunjang demokrasi.
"Di era demokrasi modern kehadiran partai dengan organisasi yang solid masih ada dan diperlukan," katanya.
Menurut Mahfudz, dalam membangun kepemimpinan nasional, institusi partai harus tetap ada. Melalui partai, para tokoh potensial lahir.
"Pembangunan institusi politik harus jadi dasar pemunculan tokohnya. Bukan terbalik," katanya. [mes/inilah]
0 komentar: