Oase Iman
Allahu Akbar walillahil hamd
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Di tengah rasa sedih karena ditinggal bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan, dan kesedihan melihat saudara-saudara kita di Gaza Palestina (bumi kelahiran Imam Syafi’i) yang dibantai Israel la’natullah, umat Islam sedunia merayakan kemenangan besar karena telah berhasil menunaikan tugas atau kewajiban puasa selama sebulan penuh. Allah menjadikan kita pribadi-pribadi taqwa yang fitri karena telah bersih dari dosa-dosa, bagaikan bayi yang baru lahir dari Rahim ibunya.
Pribadi taqwa hasil tempaan selama bulan Ramadhan tentu tidaklah mudah perjalanan sebelas bulan kedepan, karena suasananya sudah berubah, terutama karena musuh utama manusia, syaitan, yang selama Ramadhan diikat, sekarang sudah dilepas kembali oleh Allah SWT. Iblis dan setan serta bala tentaranya tidak akan pernah rela pribadi-pribadi taqwa ini tetap dalam keadaan fitri. Mereka akan segera beraksi untuk memporak-porandakan hasil-hasil Ramadhan dengan segala upaya. Ingatlah, mereka sudah dari dulu sudah memproklamirkan penyesatan kepada seluruh manusia seperti diungkapkan dalam Al-Qur’an:
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf [7]:16-17)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Allah SWT pun sudah mempersilakan Iblis-syaitan untuk menyesatkan manusia, bahkan dipersilakan untuk mengerahkan segala pasukannya. Seperti halnya manusia, iblis-syaitan memiliki pasukan tempur yang lengkap. Pasukan tempur mereka ada yang berupa pasukan berkuda (kavaleri), ada juga yang berupa pasukan infantry (pasukan berjalan kaki). Allah SWT berfirman:
Tuhan berfirman: "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. Al-Isra’ [17]: 63-64)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pertempuran antara pribadi-pribadi taqwa dan iblis-syaitan memang abadi hingga hari kiamat. Allah memberikan kemurahanNya hanya di bulan Ramadhan dan tidak di bulan-bulan lain. Akan tetapi, pribadi-pribadi taqwa adalah pribadi-pribadi yang dipersiapkan untuk memenangkan pertempuran abadi ini, karena Allah SWT telah membekalinya dengan tiga hal, yakni Al-Qur’an, keyakinan yang kuat, dan hidayah. Allah menegaskan hal ini pada awal surat Al-Baqarah:
الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. Al-Baqarah [2]: 1-2)
Jadi pribadi taqwa adalah pribadi yang tidak pernah ragu terhadap Al-Qur’an sehingga menjadikannya sebagai petunjuk hidupnya. Jika pribadi-pribadi seperti ini ditanya tentang Al-Qur’an, maka jawaban yang keluar darinya sangat mantap, yang menunjukkan bahwa dirinya yakin tanpa ragu sedikit pun dan sudah merasakan nikmatnya berjalan di bawah naungan Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا خَيْرًا
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Kebaikan". (QS. An-Nahl [16]: 30)
Bandingkan jawaban ini dengan jawaban pribadi-pribadi yang sombong sebagaimana disebutkan di surat yang sama: وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu". (Qs. An-Nahl [16]: 24)
Keyakinan yang dalam pribadi-pribadi taqwa terhadap Al-Qur’an inilah yang menjadikan mereka selalu berjalan di belakang Sang Imam, yakni Al-Qur’an. Sebaliknya, kesombongan yang merupakan watak asli iblis-syaitan inilah yang menyebabkan sikap arogan dan menghina Al-Qur’an.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Dalam sejarah kehidupan bangsa-bangsa, Bani Israil adalah bangsa yang paling banyak diceritakan oleh Al-Qur’an. Allah SWT banyak mengutus nabi dan rasul kepada Bani Israil. Kitab-kitab suci pun banyak diturunkan untuk mereka. Tapi sebagian besar mereka bersikap buruk terhadap Kitab-kitab suci. Kalangan intelektual (rahib, rabbi) mereka suka mengubah-ubah makna maupun kalimat-kalimat yang ada dalam Kitab Suci: أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah [2]: 75)
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa mereka mendengar langsung firman Allah ketika Allah berfirman kepada Nabi Musa sehingga memahami makna yang sebenarnya, tetapi mereka sengaja menyimpangkannya. Orang-orang seperti ini sulit diharapkan keimanannya. Mereka telah melihat berbagai mukjizat para nabi dan rasul, tetapi tidak mau juga beriman. Di samping mengubah-ubah makna, kalangan rahib mereka juga suka memalsukan Kitab, tetapi mereka mengatakan bahwa itu dari Allah padahal tulisan tangan mereka sendiri:
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah [2]: 79)
Kitab tulisan mereka dikumpulkan dan dinamakan dengan Talmud. Sampai sekarang Talmud sudah berjumlah 63 buku yang terdiri atas 524 bab. Yahudi bahkan menganggap Talmud adalah kitab suci tertinggi mereka. Shadaqallahul ‘azhiim… Mahabenar Allah dengan segala firmanNya yang membuka bobroknya Yahudi al-maghdhuub ‘alaihim.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Selain para ulama mereka, di antara Bani Israil, ada juga orang-orang bodohnya. Mereka ini buta huruf (ummiy), tidak bisa membaca dan menulis Kitab, dan tentu tidak mengerti isi Kitab kecuali hanya kira-kira atau dugaan-dugaan saja:
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (QS. Al-Baqarah [2]: 78)
Sungguh menyedihkan, masih banyak di antara kaum Muslimin yang tidak bisa membaca Al-Qur’an apalagi memahaminya. Kita menjadi seperti orang-orang Yahudi yang digambarkan oleh ayat ini.
Sedangkan kelompok besar Bani Israil memiliki sikap: beriman sebagian dan kafir sebagian terhadap Kitab mereka. Mereka memilah-milah mana isi Kitab yang sesuai dengan hawa nafsunya, mereka akan mengimaninya dan mengamalkannya. Tetapi yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya, mereka akan kafir dan menjauhinya. Allah SWT berfirman:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah [2]: 85)
Bahkan mereka akan membunuh Rasul yang membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka:
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS. Al-Baqarah [2]: 87)
Di antara Rasul Allah yang mereka bunuh adalah Nabi Zakaria as dan anak beliau, Nabi Yahya as. Kalau para rasul saja dibunuh, apalagi rakyat Palestina, terutama di Gaza? Bangsa Israel yang sekarang ini tidaklah beda dengan nenek moyangnya. Mereka tidak akan mempan dengan nasihat dan anjuran. PM Israel menyatakan bahwa Israel tidak akan tunduk pada dunia untuk menghentikan gempuran militer keji di Gaza. Seperti diketahui bahwa banyak pihak, termasuk AS dan juga PBB yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Keburukan Yahudi tidak berhenti di situ, karena mereka pun berani menjadikan Malaikat Jibril sebagai musuh mereka:
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah [2]: 97)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Itulah gambaran nyata sebuah bangsa yang mayoritasnya adalah orang-orang yang bersikap buruk terhadap Kitab Suci. Wajar kalau tanggapan mereka terhadap Al-Qur’an juga sangat buruk, mengganggap Al-Qur’an hanyalah kumpulan dongeng-dongeng masa lalu, bukan pedoman hidup, bukan imam hidupnya. Apakah itu karena mereka merasa asing dengan Al-Qur’an? Ternyata tidak, karena Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab yang selalu disebut-sebut di kitab-kitab yang sebelumnya:
وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu. (QS. Asy-Syu’ara [26]: 196)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pribadi taqwa menjalani hidup dengan yakin dan berpedoman dengan Al-Qur’an. Karena itu, Allah SWT pun senantiasa membersamainya (وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ), tidak membiarkan menyelesaikan segala problematika hidup untuk diselesaikan sendiri, tetapi selalu dibantu oleh Allah (وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ), diselesaikan, dicarikan jalan keluar dan dimudahkanNya (يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا , وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا). Ingatlah, siapa yang menghadapi segala problematika hidup dengan kekuatannya sendiri, maka itu tanda buruk bahwa Allah membiarkannya. Kalau Allah membiarkannya maka tidak akan ada yang dapat melindungi dan menolongnya (مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ). Na’udzu billah min dzalik.
Taqwa membentuk pribadi yang sensitive terhadap maksiat sehingga ia akan segera menjauhinya segera setelah ia mengetahuinya (إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ). Akan tetapi, jika pun ia akhirnya jatuh dalam kemaksiatan kecil maupun besar, maka ia akan segera ingat Allah dan beristighfar minta ampunanNya; ia tidak bertahan terus-menerus dalam kemaksiatan (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ).
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pada akhirnya, kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa (وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ). Begitulah perjalanan pribadi taqwa: ia berjalan dengan modal yang baik (keyakinan yang kokoh kepada Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai imam hidupnya), selama dalam perjalanan selalu dibimbing dan dilipatgandakan bimbingan (hidayahnya) oleh Allah, dan akhirnya adalah kesuksesan di dunia dan di akhirat. Semoga Allah selalu memperkokoh hati kita dalam Agama Allah:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Duhai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, kokohkanlah hatiku di atas agamaMu
جعلنا الله وإياكم من الفائزين الآمنين
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi orang yang sukses dari Ramadhan ke Ramadhan. Semoga kita bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan yang akan datang.
Marilah kita tutup dengan bermunajat kepada Allah SWT.
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرَ الْخَلْقِ صَاحِبُ الْوَجْهِ الأَنْوَارِ. وَارْضَ اللّهُمَّ عَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْن. وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. اللهم انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَزِدْنَا عِلْمًا اَلْحَمْدُ للهِ عَلى كُلِّ حَالٍ ونَعُوْذُبِكَ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ. اللهم انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. اللهم انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فَلِسْطِيْن خُصُوْصًا فِي غَزَة
Ya Allah, tolonglah para pejuang Islam di segala tempat dan masa. Tolonglah mujahidin di Palestina, khususnya di Gaza. Hancurkanlah tentara-tentara Yahudi. Selamatkanlah kaum muslimin di segala penjuru dunia.
Ya Allah, berikanlah kami dari takut kami kepadaMu sesuatu yang akan mencegah kami dari mema’shiyatiMu, dari taat kami kepadaMu sesuatu yang akan menyampaikan kami ke dalam surgaMu, dan dari yakin kami sesuatu yang akan membuat kami ringan menghadapi musibah dunia; berikan kenikmatan melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami; jadikan itu sebagai pewarisan hidup kami; balaskan untuk kami orang yang menzhalimi kami; bela kami atas orang yang memusuhi kami; jangan jadikan musibah kami dalam urusan agama kami; jangan jadikan dunia sebagai puncak cita-cita dan puncak ilmu kami; jangan jadikan kami dalam cengkeraman orang yang tidak mengasihi kami.
Ya Allah, jadikanlah kumpulan kami, jamaah yang dirahmati, tempat orang muda yang menghormati orang tua, tempat orang tua yang menyayangi orang muda.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi pelindung urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi penghidupan kami dan perbaikilah akhirat kami tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini dapat menambah kebaikan bagi kami dan jadikanlah kematian itu istirahat bagi kami dari segala keburukan.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Ya Allah, terimalah ibadah puasa kami, shalat fardhu kami, shalat tarawih kami, shalat witir kami, shalat tahajjud kami, wudhu kami, ruku’ dan sujud kami, khusyu’ kami, dzikir kami, bacaan al-Qur’an kami. Kami sadar, ya Allah, semua ibadah yang kami lakukan jauh dari sempurna. Hanya sebatas itu, ya Allah, kemampuan iman kami. Tapi kami memohon kepadaMu, dengan sepenuh kerendahan dan sepenuh pengharapan kami, terimalah itu semua, ya Allah. Ridho-Mu, ya Allah, hanya ridho-Mu-lah yang kami harapkan melingkupi diri kami, keluarga kami, orang tua kami, saudara-saudara kami, masyarakat kami, negara kami. Engkau adalah satu-satunya tempat kami bergantung dan kami memohon pertolongan. Hanya kepadaMu kami bertawakkal, ya Allah. Ya Allah, sampaikanlah kami di bulan Ramadhan yang akan datang, sehingga kami berkesempatan untuk memperbaiki kembali kekurangan-kekurangan kami.
ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم
ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
Sumber : http://www.pkspiyungan.org
Khutbah Idul Fitri 1435 H: JALAN SUKSES PRIBADI TAQWA
Khutbah ‘Idul Fithri 1435 H
JALAN SUKSES PRIBADI TAQWA
Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
الله اكبر 9 مرات. الله اكبركبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة
وأصيلا لا اله الاالله والله اكبر الله اكبرولله الحمد. الحمد لله
غَافِرُالذَّنْبِ وَقَابِلُ التَّوْبِ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ
لااله الا هو واليه المصير. أشهد أن لااله الاالله رب كل شيء وهوالعليم
الخبير. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الدَّاعِي وَالسِّرَاجُ الْمُنِيْرُ.
اللهم صل وسلم علي محمد الْمُصْطَفَي الْمُخْتَارُ وعلي آله وأصحابه وَمَنْ
يُوَالِيْهِمْ مَنِ اتَّبَاعَهُ الأَخْيَارَ. أمابعد فياأيهاالموْمنون
العائدون أصيكم وإياي نفسي بتقوي الله فِي السِّرِّوَالْعَلَنِ وَفِي كُلِّ
أَحْيَانٍ فَإِنَّ اللهَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلِيٌّ وَنَصِيْرٌ
Allahu Akbar walillahil hamd
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Di tengah rasa sedih karena ditinggal bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan, dan kesedihan melihat saudara-saudara kita di Gaza Palestina (bumi kelahiran Imam Syafi’i) yang dibantai Israel la’natullah, umat Islam sedunia merayakan kemenangan besar karena telah berhasil menunaikan tugas atau kewajiban puasa selama sebulan penuh. Allah menjadikan kita pribadi-pribadi taqwa yang fitri karena telah bersih dari dosa-dosa, bagaikan bayi yang baru lahir dari Rahim ibunya.
Pribadi taqwa hasil tempaan selama bulan Ramadhan tentu tidaklah mudah perjalanan sebelas bulan kedepan, karena suasananya sudah berubah, terutama karena musuh utama manusia, syaitan, yang selama Ramadhan diikat, sekarang sudah dilepas kembali oleh Allah SWT. Iblis dan setan serta bala tentaranya tidak akan pernah rela pribadi-pribadi taqwa ini tetap dalam keadaan fitri. Mereka akan segera beraksi untuk memporak-porandakan hasil-hasil Ramadhan dengan segala upaya. Ingatlah, mereka sudah dari dulu sudah memproklamirkan penyesatan kepada seluruh manusia seperti diungkapkan dalam Al-Qur’an:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ
الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ
خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ
أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf [7]:16-17)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Allah SWT pun sudah mempersilakan Iblis-syaitan untuk menyesatkan manusia, bahkan dipersilakan untuk mengerahkan segala pasukannya. Seperti halnya manusia, iblis-syaitan memiliki pasukan tempur yang lengkap. Pasukan tempur mereka ada yang berupa pasukan berkuda (kavaleri), ada juga yang berupa pasukan infantry (pasukan berjalan kaki). Allah SWT berfirman:
قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ
جَزَاءً مَوْفُورًا (63) وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ
بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي
الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ
إِلَّا غُرُورًا (64
Tuhan berfirman: "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. Al-Isra’ [17]: 63-64)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pertempuran antara pribadi-pribadi taqwa dan iblis-syaitan memang abadi hingga hari kiamat. Allah memberikan kemurahanNya hanya di bulan Ramadhan dan tidak di bulan-bulan lain. Akan tetapi, pribadi-pribadi taqwa adalah pribadi-pribadi yang dipersiapkan untuk memenangkan pertempuran abadi ini, karena Allah SWT telah membekalinya dengan tiga hal, yakni Al-Qur’an, keyakinan yang kuat, dan hidayah. Allah menegaskan hal ini pada awal surat Al-Baqarah:
الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. Al-Baqarah [2]: 1-2)
Jadi pribadi taqwa adalah pribadi yang tidak pernah ragu terhadap Al-Qur’an sehingga menjadikannya sebagai petunjuk hidupnya. Jika pribadi-pribadi seperti ini ditanya tentang Al-Qur’an, maka jawaban yang keluar darinya sangat mantap, yang menunjukkan bahwa dirinya yakin tanpa ragu sedikit pun dan sudah merasakan nikmatnya berjalan di bawah naungan Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا خَيْرًا
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Kebaikan". (QS. An-Nahl [16]: 30)
Bandingkan jawaban ini dengan jawaban pribadi-pribadi yang sombong sebagaimana disebutkan di surat yang sama: وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu". (Qs. An-Nahl [16]: 24)
Keyakinan yang dalam pribadi-pribadi taqwa terhadap Al-Qur’an inilah yang menjadikan mereka selalu berjalan di belakang Sang Imam, yakni Al-Qur’an. Sebaliknya, kesombongan yang merupakan watak asli iblis-syaitan inilah yang menyebabkan sikap arogan dan menghina Al-Qur’an.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Dalam sejarah kehidupan bangsa-bangsa, Bani Israil adalah bangsa yang paling banyak diceritakan oleh Al-Qur’an. Allah SWT banyak mengutus nabi dan rasul kepada Bani Israil. Kitab-kitab suci pun banyak diturunkan untuk mereka. Tapi sebagian besar mereka bersikap buruk terhadap Kitab-kitab suci. Kalangan intelektual (rahib, rabbi) mereka suka mengubah-ubah makna maupun kalimat-kalimat yang ada dalam Kitab Suci: أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah [2]: 75)
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa mereka mendengar langsung firman Allah ketika Allah berfirman kepada Nabi Musa sehingga memahami makna yang sebenarnya, tetapi mereka sengaja menyimpangkannya. Orang-orang seperti ini sulit diharapkan keimanannya. Mereka telah melihat berbagai mukjizat para nabi dan rasul, tetapi tidak mau juga beriman. Di samping mengubah-ubah makna, kalangan rahib mereka juga suka memalsukan Kitab, tetapi mereka mengatakan bahwa itu dari Allah padahal tulisan tangan mereka sendiri:
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah [2]: 79)
Kitab tulisan mereka dikumpulkan dan dinamakan dengan Talmud. Sampai sekarang Talmud sudah berjumlah 63 buku yang terdiri atas 524 bab. Yahudi bahkan menganggap Talmud adalah kitab suci tertinggi mereka. Shadaqallahul ‘azhiim… Mahabenar Allah dengan segala firmanNya yang membuka bobroknya Yahudi al-maghdhuub ‘alaihim.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Selain para ulama mereka, di antara Bani Israil, ada juga orang-orang bodohnya. Mereka ini buta huruf (ummiy), tidak bisa membaca dan menulis Kitab, dan tentu tidak mengerti isi Kitab kecuali hanya kira-kira atau dugaan-dugaan saja:
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (QS. Al-Baqarah [2]: 78)
Sungguh menyedihkan, masih banyak di antara kaum Muslimin yang tidak bisa membaca Al-Qur’an apalagi memahaminya. Kita menjadi seperti orang-orang Yahudi yang digambarkan oleh ayat ini.
Sedangkan kelompok besar Bani Israil memiliki sikap: beriman sebagian dan kafir sebagian terhadap Kitab mereka. Mereka memilah-milah mana isi Kitab yang sesuai dengan hawa nafsunya, mereka akan mengimaninya dan mengamalkannya. Tetapi yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya, mereka akan kafir dan menjauhinya. Allah SWT berfirman:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah [2]: 85)
Bahkan mereka akan membunuh Rasul yang membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka:
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS. Al-Baqarah [2]: 87)
Di antara Rasul Allah yang mereka bunuh adalah Nabi Zakaria as dan anak beliau, Nabi Yahya as. Kalau para rasul saja dibunuh, apalagi rakyat Palestina, terutama di Gaza? Bangsa Israel yang sekarang ini tidaklah beda dengan nenek moyangnya. Mereka tidak akan mempan dengan nasihat dan anjuran. PM Israel menyatakan bahwa Israel tidak akan tunduk pada dunia untuk menghentikan gempuran militer keji di Gaza. Seperti diketahui bahwa banyak pihak, termasuk AS dan juga PBB yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Keburukan Yahudi tidak berhenti di situ, karena mereka pun berani menjadikan Malaikat Jibril sebagai musuh mereka:
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah: Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah [2]: 97)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Itulah gambaran nyata sebuah bangsa yang mayoritasnya adalah orang-orang yang bersikap buruk terhadap Kitab Suci. Wajar kalau tanggapan mereka terhadap Al-Qur’an juga sangat buruk, mengganggap Al-Qur’an hanyalah kumpulan dongeng-dongeng masa lalu, bukan pedoman hidup, bukan imam hidupnya. Apakah itu karena mereka merasa asing dengan Al-Qur’an? Ternyata tidak, karena Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab yang selalu disebut-sebut di kitab-kitab yang sebelumnya:
وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu. (QS. Asy-Syu’ara [26]: 196)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pribadi taqwa menjalani hidup dengan yakin dan berpedoman dengan Al-Qur’an. Karena itu, Allah SWT pun senantiasa membersamainya (وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ), tidak membiarkan menyelesaikan segala problematika hidup untuk diselesaikan sendiri, tetapi selalu dibantu oleh Allah (وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ), diselesaikan, dicarikan jalan keluar dan dimudahkanNya (يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا , وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا). Ingatlah, siapa yang menghadapi segala problematika hidup dengan kekuatannya sendiri, maka itu tanda buruk bahwa Allah membiarkannya. Kalau Allah membiarkannya maka tidak akan ada yang dapat melindungi dan menolongnya (مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ). Na’udzu billah min dzalik.
Taqwa membentuk pribadi yang sensitive terhadap maksiat sehingga ia akan segera menjauhinya segera setelah ia mengetahuinya (إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ). Akan tetapi, jika pun ia akhirnya jatuh dalam kemaksiatan kecil maupun besar, maka ia akan segera ingat Allah dan beristighfar minta ampunanNya; ia tidak bertahan terus-menerus dalam kemaksiatan (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ).
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Pada akhirnya, kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa (وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ). Begitulah perjalanan pribadi taqwa: ia berjalan dengan modal yang baik (keyakinan yang kokoh kepada Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai imam hidupnya), selama dalam perjalanan selalu dibimbing dan dilipatgandakan bimbingan (hidayahnya) oleh Allah, dan akhirnya adalah kesuksesan di dunia dan di akhirat. Semoga Allah selalu memperkokoh hati kita dalam Agama Allah:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Duhai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, kokohkanlah hatiku di atas agamaMu
جعلنا الله وإياكم من الفائزين الآمنين
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua menjadi orang yang sukses dari Ramadhan ke Ramadhan. Semoga kita bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan yang akan datang.
Marilah kita tutup dengan bermunajat kepada Allah SWT.
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرَ الْخَلْقِ صَاحِبُ الْوَجْهِ الأَنْوَارِ. وَارْضَ اللّهُمَّ عَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْن. وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. اللهم انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَزِدْنَا عِلْمًا اَلْحَمْدُ للهِ عَلى كُلِّ حَالٍ ونَعُوْذُبِكَ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ. اللهم انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. اللهم انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فَلِسْطِيْن خُصُوْصًا فِي غَزَة
Ya Allah, tolonglah para pejuang Islam di segala tempat dan masa. Tolonglah mujahidin di Palestina, khususnya di Gaza. Hancurkanlah tentara-tentara Yahudi. Selamatkanlah kaum muslimin di segala penjuru dunia.
Ya Allah, berikanlah kami dari takut kami kepadaMu sesuatu yang akan mencegah kami dari mema’shiyatiMu, dari taat kami kepadaMu sesuatu yang akan menyampaikan kami ke dalam surgaMu, dan dari yakin kami sesuatu yang akan membuat kami ringan menghadapi musibah dunia; berikan kenikmatan melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami; jadikan itu sebagai pewarisan hidup kami; balaskan untuk kami orang yang menzhalimi kami; bela kami atas orang yang memusuhi kami; jangan jadikan musibah kami dalam urusan agama kami; jangan jadikan dunia sebagai puncak cita-cita dan puncak ilmu kami; jangan jadikan kami dalam cengkeraman orang yang tidak mengasihi kami.
Ya Allah, jadikanlah kumpulan kami, jamaah yang dirahmati, tempat orang muda yang menghormati orang tua, tempat orang tua yang menyayangi orang muda.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi pelindung urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi penghidupan kami dan perbaikilah akhirat kami tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini dapat menambah kebaikan bagi kami dan jadikanlah kematian itu istirahat bagi kami dari segala keburukan.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Ya Allah, terimalah ibadah puasa kami, shalat fardhu kami, shalat tarawih kami, shalat witir kami, shalat tahajjud kami, wudhu kami, ruku’ dan sujud kami, khusyu’ kami, dzikir kami, bacaan al-Qur’an kami. Kami sadar, ya Allah, semua ibadah yang kami lakukan jauh dari sempurna. Hanya sebatas itu, ya Allah, kemampuan iman kami. Tapi kami memohon kepadaMu, dengan sepenuh kerendahan dan sepenuh pengharapan kami, terimalah itu semua, ya Allah. Ridho-Mu, ya Allah, hanya ridho-Mu-lah yang kami harapkan melingkupi diri kami, keluarga kami, orang tua kami, saudara-saudara kami, masyarakat kami, negara kami. Engkau adalah satu-satunya tempat kami bergantung dan kami memohon pertolongan. Hanya kepadaMu kami bertawakkal, ya Allah. Ya Allah, sampaikanlah kami di bulan Ramadhan yang akan datang, sehingga kami berkesempatan untuk memperbaiki kembali kekurangan-kekurangan kami.
ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم
ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
Sumber : http://www.pkspiyungan.org
0 komentar: