Berita
VIVA.co.id - Siapa yang tidak kenal dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Seorang gubernur penuh fenomena dengan gaya bicara yang meledak-ledak dibumbui sikap arogan.
Fenomena gaya kepemimpinan Ahok banyak menimbulkan kontroversial dan pertentangan.
Meskipun patut diakui, bahwa apa yang dilakukan Ahok selama ini dinilai sebuah kejujuran untuk mengangkat Jakarta dari lembah hitam praktik korupsi dan kemalasan.
"Saya pengagum beliau dalam hal kejujuran dan sebagainya," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin 16 Maret 2015.
Perkataan dan tindak tanduk Ahok, kata Kak Seto, telah berefek dengan menciutnya nyali bawahan untuk bekerja semaunya seperti yang terjadi saat ini.
Namun, kata Kak Seto, gaya bicara Ahok ternyata berdampak buruk bagi perkembangan anak-anak, khususnya bagi anak-anak yang tinggal di Ibu Kota Jakarta.
"Gaya bicara yang meledak-ledak itu merupakan contoh yang tidak baik bagi anak-anak," ujar Kak Seto.
Menurut Kak Seto, sebaiknya Ahok lebih arif dan lebih bijaksana dalam berbicara. Sebab, perkataan dan ucapan Ahok bisa diserap anak-anak melalui berbagai media.
"Karena biasanya anak-anak hanya melihat dari kulit luarnya saja. Apakah seorang pemimpin harus bertindak demikian?," kata Kak Seto.
Kak Seto juga mengatakan kejujuran yang dimiliki Gubernur Jakarta ini sudah merupakan hal yang bagus dan dapat dijadikan contoh bagi anak-anak.
Kata Kak Seto, jika itu dikemas dengan lebih baik dan lebih arif lagi, maka akan jauh lebih bagus.
"Kalau nilainya sudah 8 bisa diperbaiki lagi jadi 10. Jadi, jika ditanya saran saya untuk Pak Ahok, ya saya menyarankan mohon diubah caranya. Tidak harus dengan cara yang meledak-ledak. Keberanian harus tetap disampaikan dengan cara yang tenang dan lembut," ujar Kak Seto. (ase)
Kak Seto: Gaya Ahok Buruk Bagi Perkembangan Anak
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (ANTARA/M Agung Rajasa)
VIVA.co.id - Siapa yang tidak kenal dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Seorang gubernur penuh fenomena dengan gaya bicara yang meledak-ledak dibumbui sikap arogan.
Fenomena gaya kepemimpinan Ahok banyak menimbulkan kontroversial dan pertentangan.
Meskipun patut diakui, bahwa apa yang dilakukan Ahok selama ini dinilai sebuah kejujuran untuk mengangkat Jakarta dari lembah hitam praktik korupsi dan kemalasan.
"Saya pengagum beliau dalam hal kejujuran dan sebagainya," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin 16 Maret 2015.
Perkataan dan tindak tanduk Ahok, kata Kak Seto, telah berefek dengan menciutnya nyali bawahan untuk bekerja semaunya seperti yang terjadi saat ini.
Namun, kata Kak Seto, gaya bicara Ahok ternyata berdampak buruk bagi perkembangan anak-anak, khususnya bagi anak-anak yang tinggal di Ibu Kota Jakarta.
"Gaya bicara yang meledak-ledak itu merupakan contoh yang tidak baik bagi anak-anak," ujar Kak Seto.
Menurut Kak Seto, sebaiknya Ahok lebih arif dan lebih bijaksana dalam berbicara. Sebab, perkataan dan ucapan Ahok bisa diserap anak-anak melalui berbagai media.
"Karena biasanya anak-anak hanya melihat dari kulit luarnya saja. Apakah seorang pemimpin harus bertindak demikian?," kata Kak Seto.
Kak Seto juga mengatakan kejujuran yang dimiliki Gubernur Jakarta ini sudah merupakan hal yang bagus dan dapat dijadikan contoh bagi anak-anak.
Kata Kak Seto, jika itu dikemas dengan lebih baik dan lebih arif lagi, maka akan jauh lebih bagus.
"Kalau nilainya sudah 8 bisa diperbaiki lagi jadi 10. Jadi, jika ditanya saran saya untuk Pak Ahok, ya saya menyarankan mohon diubah caranya. Tidak harus dengan cara yang meledak-ledak. Keberanian harus tetap disampaikan dengan cara yang tenang dan lembut," ujar Kak Seto. (ase)
0 komentar: