Kultwit
by @Fahrihamzah
Ok kita lanjut...
Bagian pertama kita sebut sebagai pertemuan...bagian kedua ini kita sebut pencarian...
...sabar ya...kita kerja yng lain dulu...
Jadi bagian 1: perkenalan. 2: pencarian. 3: Jatuh Cinta (to be continued...) sampai bagian ke 5...atau 6...
"Kisah Cinta Anis Matta dan Gadis Hongaria" | PART I
Anis Matta dan Szilvia Pabula saat Jogging di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (25/12). |
by @Fahrihamzah
1. Jadi ingin cerita kisah pertemuan @anismatta dengan isterinya szilvia fabula sebab saya yg jumpa pertama.
2. Itu pertemuan tanpa sengaja...hari tetakhir kunjungan kami (di Budapest, ibukota Hongaria -ed) ..mencari oleh2 buat keluarga...keluar masuk toko suvenir.
3. Kami mencari dan agak sulit karena mereka jarang yang berbahasa inggris. Saya ketemu satu (toko). Ada 3 gadis dalam toko itu.
4. Dua gadis penjaga tak terlalu mengerti. .saya mencari kaos oblong...motif yang "historis"...tentang Budapest.
5. Saya biasanya membawa oleh2 oblong karena tidak semua anak saya boleh makan coklat. Oblong seragam lebih baik.
6. Maka, permintaan saya dijawab oleh manajer toko yang keluar menghampiri dengan bahasa inggris yang sangat bagus.
7. Dialah szilvia fabula gadis hongaria yang saat itu sedang mengambil S2 bidang ekonomi. Sy tak mendalami kampusnya.
8. Pantas bahasa inggrisnya bagus. Dan tentu belanja jadi lebih mudah. Sy ingat beli oblong agak banyak.
9. Sekeluar toko itu, saya melihat @anismatta masih berjalan tangan kosong belum ada belanjaan.
10. “Jen” (begitu dia sy sering panggil, kependekan dari SekJen), maklum dia kan sekjen abadi. Saya wakil sekjen.
11. "Jen, ini tempat belanja enak. Manajernya jago bahasa inggris", demikian kira2 kataku waktu itu.
12. Dia tertarik dan masuk, saya antar sampai dalam, "miss szilvy, my friend also need assistance". Sy lalu pergi.
13. Saya tinggal @anismatta di toko itu dan sy juga titip belanjaan saya dengan harapan sy bisa keluar lihat2 yg lain.
14. Setiap beberapa menit saya balik ke toko itu dengan maksud kalau sdh selesai bisa pulang ke hotel bareng.
15. Berkali2 saya kembali ke toko itu dan nampaknya ada percakapan dua hamba Tuhan yg belum selesai.
16. "Percakapan dua orang pintar", kira2 seperti itu kedengarannya sebab temanya juga tidak sederhana.
17. Sore itu adalah sore terakhir kami di kota tua itu. Dingin menjelang malam. Kami kembali ke hotel.
18. @anismatta tidak bisa menutupi kesan dalam percakapan itu, "manajer toko itu seorang pencari makna", kesannya.
19. Kami tidur cepat malam itu karena besok pagi kami harus kembali pagi2.
20. Pagi itu, sehabis sarapan kami bersiap menuju airport. Rupanya sang manajer mampir sebelum masuk kerja.
21. Dia datang membawa hadiah buat “jen”, sebuah buku yg kulihat berat sekali temanya.
22. Belakangan saya dengar bahwa malam itu ia melakukan browsing dan membaca versi bahasa inggris artikel @anismatta.
23. Untuk itulah dia datang pagi itu, membawa buku dan menyatakan ingin belajar tentang tulisan2 @anismatta.
24. Di kalangan aktifis tarbiyah @anismatta dikenal sebagai penulis produktif sejak awal 90-an. Manajer itu penasaran.
25. Tapi, pagi itu kami berpisah tanpa tahu apakah kami akan bertemu lagi. Negeri kami berjarak jauh.. (bersambung)
Ok kita lanjut...
Bagian pertama kita sebut sebagai pertemuan...bagian kedua ini kita sebut pencarian...
26. Terus terang, banyak dari kisah ini saya tahu kemudian hari karena ini pribadi. Sy tak terbiasa urus pribadi orang.
27. Meski saya dekat dengan @anismatta tak berarti saya harus tahu semua hal. Kisah ini terjadi sekitar 7-8 tahun lalu.
28. Satu kisah yang saya tidak tahu akan berakhir dengan pernikahan, sebab keluarga @anismatta adalah keluarga bahagia.
29. Dan sy tahu Anaway, isteri (pertama) @anismatta adalah perempuan berani, terbuka dan cerdas anak politisi senior Golkar.
30. Keluarga @anismatta adalah keluarga modern yang terbuka. Nyaris semua hal diputuskan bersama jika soal keluarga.
31. Adapun kisah manajer Toko dari Budapest itu menjadi menarik karena rupanya ada korespondensi.
32. Suatu hari @anismatta bilang, "ada email tuh dari Budapest", saya jawab, "Dari Mustaq?", tanya sy balik.
33. Mustaq adalah pedagang pashmina dan karpet di pasar Budapest yg tokonya sempat kami masuki. DIA ORANG KASHMIR, MUSLIM.
34. "Bukan, itu manajer toko", jawab jen. "Oh apa kabar dia?, tanya saya dan rupanya jen sudah mencetak email szilvi.
35. Kepada saya diperlihatkan email yang sama sekali berat. Ini bukan soal percintaan dan rindu, ini soal filsafat.
36. "Ini berat jen, kenalin aja ke mustaq biar dia punya teman, kita kan kapan bisa ke sana?", itu solusi saya.
37. Meski, jen nampak keberatan, saya terus terang tak mengerti apa kelanjutannya. Tapi jen selalu cerita.
38. Saya sering di-update bahwa kini szilvi sdh jumpa mustaq dan rupanya isteri mustaq orang hongaria asli.
39. Tapi banyak yg mengagetkan misalnya szilvi sudah bersyahadat atau szilvi sudah pakai kerudung.
40. Sampai suatu hari saya ingat musim libur yang dingin...kami berkesempatan lagi ke Budapest. Ini kunjungan pribadi.
41. Saya lupa jarak pertemuan kami dan betapa singkat pertemuan di toko dan lobby hotel saat perpisahan dulu.
42. Tapi nampak pada tampilannya dan juga caranya bertuturkata kami seperti ketemu orang baru saat jumpa (yg kedua kali).
43. Siapakah yang merubah szilvi? Saya tidak tahu persis. Tapi memang saya menjadi banyak mendengar cerita dia.
44. Setelah perpisahan dulu itu ternyata szilvia terus mengontak melalui email..dan diskusi mrk berlanjut intens.
45. Szilvia cerita bahwa mereka sama2 peminat ilmu2 sosial dan itulah yang mengisi diskusi mereka via email.
46. LALU topik diskusi juga pindah ke soal agama Islam dan sekitar 4 bln kemudian szilvia menyatakan sdh masuk Islam..
47. Rupanya dia sempat dikirimi Qur'an dgn terjemahan Inggris dan lalu diarahkan ke Islamic Center Budapest oleh Jen.
48. Di Islamic center itulah szilvia menemukan banyak teman dan akhirnya membuka hatinya masuk Islam.
49. Sebagai pencinta ilmu sosial..dia berpikiran bebas dan tidak taat agama meski umumnya mereka katolik.
50. Dan salah satu sebabnya sangat kritis kepada Islam adalah soal pembolehan poligami oleh ajaran Islam.
51. Bagi dia, pelaku poligami adalah kaum chauvinist yang egois dan menganggap diri superhuman.
52. Rupanya itulah yang membuat perdebatan mereka seru dan rupanya tambah seru tambah penasaran.
53. Perdebatan ini mengingatkan saya pada kisah bung Karno dan Fatma, gadis cantik dari Bengkulu.
54. Dalam pembuangan, si Bung sempat menjadi guru Agama di sekolah Muhammadiyah Bengkulu.
55. BUNG Karno sudah menikah ke-2 dengan Ibu Inggit dan memboyongnya ke Bengkulu bersama Ratna Juami, sang anak angkat.
56. SORE HARI, Tokoh Muhammadiyah Bengkulu menitip anaknya untuk les agama sore hari kepada Soekarno, dialah Fatmawati.
57. SUATU sore, Ratna tak ikut les dan tinggal mereka berdua. Menarik bahwa saat itu Fatmawati bertanya soal poligami.
58. BUNG Karno menjawab, bahwa zaman dulu banyak peperangan dan banyak lelaki mati di medan perang. Sehingga banyak janda.
59. BUNG melanjutkan cerita bahwa untuk itulah poligami dibolehkan oleh Islam. Fatma terdiam, entah apa yg dipikirkan.
60. Entah apa yg sebetulnya terjadi tapi kemudian kita tahu Fatmawati menjadi isteri proklamator dan menjadi ibunya Megawati.
61. Saya juga tidak tahu apa penjelasan @anismatta kepada szilvia. Tetapi szilvia nampak beda hari itu.
62. Waktu kami berjumpa kerudungnya sudah sempurna. Dan dia menyampaikan terima kasih kepada kami.
63. Terima kasih kata dia, karena akibat pertemuan singkat dulu dia belajar Islam dan menjadi muallaf.
64. Szilvia juga mengantarkan kami ke Islamic Center of Budapest dan mempertemukan kami dengan pimpinannya.
65. Pimpinan Islamic Center kagum dengan szilvi bisa kenal @anismatta orang Indonesia yg fasih berbahasa Arab.
66. Memang umumnya mereka meski jadi imam belum bisa berbahasa Arab. Tapi ramai sekali Islamic Center ini.
67. Kata szilvi setiap hari ada saja yang masuk Islam di IC Budapest dan umumnya mereka gadis. Entah mengapa.
68. Sore itu kami dikenalkan oleh sang imam 7 gadis dari kawasan eropa timur yang menjadi muallaf bersama2.
69. Kisah mereka menarik tapi kita kembali saja kepada kisah @anismatta dan szilvia fabula. Mereka terus berdebat.
70. Sampai kami kembali lagi ke jakarta, kami belum mendengar ada kisah cinta. Semuanya dialog tentang Islam.
71..(Bersambung ke bagian 3. Berjudul "Jatuh Cinta".)
...sabar ya...kita kerja yng lain dulu...
Jadi bagian 1: perkenalan. 2: pencarian. 3: Jatuh Cinta (to be continued...) sampai bagian ke 5...atau 6...
0 komentar: