Kabar NTB
Sumbawa Barat -Pasca penutupan operasi tambang milik PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) 5 April 2014 lalu, seluruh kegiatan perusahaan otomatis dihentikan. Kawasan pertambangan Newmont terpantau sepi, dan hanya ada beberapa truk besar yang beroperasi untuk mengangkut hasil tambang.
"Semua kegiatan dihentikan total," kata Specialist Media Relation PT NNT Ari Burhanuddin kepada detikFinance saat mengunjungi satu per satu area pertambangan Batu Hijau PT NTT di Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (12/06/2014).
Ari menjelaskan setidaknya hanya ada 8 truk besar atau biasa disebut Haul Truck yang masih beroperasi. Padahal Newmont mempunyai 111 truk besar yang setiap hari biasanya beroperasi normal.
"Dari 111 truk besar, hanya 8 truk yang beroperasi untuk kegiatan maintanance. Sisanya 103 truk dalam kondisi diam," tuturnya.
Selain truk besar, ada 5 alat mesin bor raksasa, 3 unit excavator, 7 unit shovel dan 2 unit loader raksasa juga dalam keadaan diam alias tidak berfungsi. Ari menambahkan meskipun puluhan alat operasional Newmont tidak difungsikan, perawatan tetap dilakukan oleh karyawan yang bekerja.
"Sudah mulai tidak dioperasikan sejak tanggal 6 Juni. Perawatan tetap dilakukan karena ada 20% karyawan yang masih bekerja. Dari total 4.000 karyawan Newmont, setidaknya masih ada 800 karyawan atau 20% yang tetap aktif bekerja. Sisanya standby (dirumahkan sementara)," paparnya.
Seperti diketauhi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) mulai tanggal 5 Juni 2014 lalu resmi menghentikan kegiatan produksinya. Salah satu penyebabnya adalah ketentuan ekspor yang baru, penerapan bea keluar, dan larangan ekspor sangat berdampak pada kelayakan ekonomi operasi Batu Hijau dan tidak sesuai dengan Kontrak Karya.
Hasilnya, ribuan tenaga kerja Newmont dirumahkan sementara sampai ada kejelasan. Pihak Newmont menegaskan untuk meminimalkan biaya pengeluaran dan menjaga kemampuan serta kesiapan perusahaan untuk kembali beroperasi, sekitar 80% dari 4.000 karyawan di Batu Hijau ditempatkan dalam status standby dengan pemotongan gaji mulai 6 Juni 2014. Artinya ada sekitar 3.200 karyawan yang kena kebijakan ini.(wij/hds)
Sumber : http://finance.detik.com
Produksi Berhenti, Tambang Newmont Sepi
Sumbawa Barat -Pasca penutupan operasi tambang milik PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) 5 April 2014 lalu, seluruh kegiatan perusahaan otomatis dihentikan. Kawasan pertambangan Newmont terpantau sepi, dan hanya ada beberapa truk besar yang beroperasi untuk mengangkut hasil tambang.
"Semua kegiatan dihentikan total," kata Specialist Media Relation PT NNT Ari Burhanuddin kepada detikFinance saat mengunjungi satu per satu area pertambangan Batu Hijau PT NTT di Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (12/06/2014).
Ari menjelaskan setidaknya hanya ada 8 truk besar atau biasa disebut Haul Truck yang masih beroperasi. Padahal Newmont mempunyai 111 truk besar yang setiap hari biasanya beroperasi normal.
"Dari 111 truk besar, hanya 8 truk yang beroperasi untuk kegiatan maintanance. Sisanya 103 truk dalam kondisi diam," tuturnya.
Selain truk besar, ada 5 alat mesin bor raksasa, 3 unit excavator, 7 unit shovel dan 2 unit loader raksasa juga dalam keadaan diam alias tidak berfungsi. Ari menambahkan meskipun puluhan alat operasional Newmont tidak difungsikan, perawatan tetap dilakukan oleh karyawan yang bekerja.
"Sudah mulai tidak dioperasikan sejak tanggal 6 Juni. Perawatan tetap dilakukan karena ada 20% karyawan yang masih bekerja. Dari total 4.000 karyawan Newmont, setidaknya masih ada 800 karyawan atau 20% yang tetap aktif bekerja. Sisanya standby (dirumahkan sementara)," paparnya.
Seperti diketauhi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) mulai tanggal 5 Juni 2014 lalu resmi menghentikan kegiatan produksinya. Salah satu penyebabnya adalah ketentuan ekspor yang baru, penerapan bea keluar, dan larangan ekspor sangat berdampak pada kelayakan ekonomi operasi Batu Hijau dan tidak sesuai dengan Kontrak Karya.
Hasilnya, ribuan tenaga kerja Newmont dirumahkan sementara sampai ada kejelasan. Pihak Newmont menegaskan untuk meminimalkan biaya pengeluaran dan menjaga kemampuan serta kesiapan perusahaan untuk kembali beroperasi, sekitar 80% dari 4.000 karyawan di Batu Hijau ditempatkan dalam status standby dengan pemotongan gaji mulai 6 Juni 2014. Artinya ada sekitar 3.200 karyawan yang kena kebijakan ini.(wij/hds)
Sumber : http://finance.detik.com
0 komentar: