Pena Iwan
Berawal dari Kedai Kopi
Saya sebenarnya bukan termasuk pecinta mati kopi yang sehari saja tanpa kopi kepala akan pusing bahkan dunia terasa berhenti berputar, belum namanya sarapan kalau belum ngopi. Juga bukan orang yang memiliki pantangan untuk meminum kopi termasuk berapa takarannya (asal jangan disuruh minum kopi berember-ember seharian). Ya setidaknya terdaftar sebagai orang yang tidak menolak jika ngopi apalagi di ajak ngopi. Ngopi setidaknya menikmati cita rasa yang berbeda dibanding minuman lainnya, minimal bagi saya kopi adalah minuman yang menjembatani antar kelas sosial, orang elit dan kaya bisa ngopi juga sepeti halnya si miskin nan melarat juga bisa minum kopi lepas dari perbedaan harga masing-kopi yang diminum.
Ngopi juga jembatan untuk membangun persahabatan dan memulai sebuah obrolan. Dan itu yang terjadi dua tahun silam dikedai kopi kalikuma ( yang awalnya sempat diberi nama kedai kopi kaloi) Ampenan Mataram saat bertemu dengan Bang Hadi Kurniawan. Aliran sruput kopi itu kemudian menemani banyak obrolan dan diskusi, baik cuma berdua maupun ditemani beberapa teman lain dengan tema-tema yang tak terbatas termasuk didalamnya buku dan literasi.
Saat kesempatan Lamba Rasa ( Mudik ) lebaran tahun ini, setelah sebelumnya saat dimataram memang sudah direncanakan, kami bertemu darat di Desa Roka Kecamatan Belo Kampung Halaman beliau, yang jaraknya hanya melewati satu Desa dengan Desa Kakek-nenek saya. Banyak hal menjadi bahan obrolan, namun kok ada yang aneh pertemuan 5-6 jam kali ini bebas dari sruuputan kopi. Tapi, yang berbeda adalah ditemukan kekerabatan yang dekat antara kami.
Banyak hal bermula dari sruuput ringan di sebuah kedai kopi termasuk apa yang di ungkapkan oleh Francis Bacon " Persahabatan melipat duakan kegembiraan dan memotong kesedihan menjadi separuhnya " (Persahabatan Sebenarnya, Buku BEST SELLER Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa, Halaman 80)
Special Thanks pak Kades Roka yang sempat ikut menemani gobrol disela kesibukannya melayani warga.
27062017/3 Syawal 1438 H
IWAN Wahyudi
#MariBerbagiMakna
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net
Ngopi juga jembatan untuk membangun persahabatan dan memulai sebuah obrolan. Dan itu yang terjadi dua tahun silam dikedai kopi kalikuma ( yang awalnya sempat diberi nama kedai kopi kaloi) Ampenan Mataram saat bertemu dengan Bang Hadi Kurniawan. Aliran sruput kopi itu kemudian menemani banyak obrolan dan diskusi, baik cuma berdua maupun ditemani beberapa teman lain dengan tema-tema yang tak terbatas termasuk didalamnya buku dan literasi.
Saat kesempatan Lamba Rasa ( Mudik ) lebaran tahun ini, setelah sebelumnya saat dimataram memang sudah direncanakan, kami bertemu darat di Desa Roka Kecamatan Belo Kampung Halaman beliau, yang jaraknya hanya melewati satu Desa dengan Desa Kakek-nenek saya. Banyak hal menjadi bahan obrolan, namun kok ada yang aneh pertemuan 5-6 jam kali ini bebas dari sruuputan kopi. Tapi, yang berbeda adalah ditemukan kekerabatan yang dekat antara kami.
Banyak hal bermula dari sruuput ringan di sebuah kedai kopi termasuk apa yang di ungkapkan oleh Francis Bacon " Persahabatan melipat duakan kegembiraan dan memotong kesedihan menjadi separuhnya " (Persahabatan Sebenarnya, Buku BEST SELLER Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa, Halaman 80)
Special Thanks pak Kades Roka yang sempat ikut menemani gobrol disela kesibukannya melayani warga.
27062017/3 Syawal 1438 H
IWAN Wahyudi
#MariBerbagiMakna
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net
0 komentar: