Pena Iwan
19 [ADA SAJADAH]
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ketepian kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Dari kaki buaian
Sampai ketepian kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Diatas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
…
(Sajadah Panjang, Bimbo)
Hamba tunduk dan sujud
Diatas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
…
(Sajadah Panjang, Bimbo)
Pernahkan kita sujud?, tentu pernah. Apalagi kita menyadari sebagai seorang hamba. Bukan sekedar pernah atau tidak sebenarnya, tapi seberapa sering kita bersujud. Sujud paling minimal, sebanyak raka’at shalat wajib sehari semalam. Kemudian seberapa lama setiap sujud kita? Jika hanya minimal tujuh belas kali sehari semalam, semua manusia yang shalat wajib akan menjalani jumlah yang sama.
Diatas sajadah kau lafadzkan pinta dan do’a. Paling banyak setelah usai shalat, dan semua orang melakukan yang serupa. Doa tersebut sebenarnya hanya seremonial semata atau memang kebutuhan kita? Terucap dari hati yang kemudian melangit, terselip diantara sujudmu atau sekilas tanpa rasa.
Tidakah kita pernah mendengar sebuah hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR.Muslim)
Nah, maka berlama-lamalah bersujud karena disaat itu sedekat-dekatnya kita dengan Sang Maha Pencipta dan Pengabul segala do’a. Sepanjang apapun do’a dan sesering apapun pinta.
Bisa ditebak sebenarnya pada saat kapan kita berlama-lama sujud dan berdo’a, ketika sedang ditimpa musibah dan masalah. Itupun bisa dipastikan tempat kita berkeluh kesah lebih banyak dan lama lagi di akun media sosial.
Saat nikmat kebahagiaan dan kesenangan di anugerahkan berapa kali kita menyambutnya dengan sujud syukur? Kadang yang banyak diperbuat mentraktir atau pesta bersama teman-teman.
“Bila Rasulullah saw mendapati kemudahan dan kabar gembira, beliau langsung tersungkur bersujud kepada Allah SWT.” (HR. Ibnu Majah)
Ternyata kepala dan wajah ini singkat sekali dalam sehari bersentuhan dengan sajadah, tertunduk lemah dihadapan-Nya, diatas muka bumi. Atau sajadah itu juga diperoleh dengan cara yang tidak hak, sehingga tidak bersenyawa dengan hati dan wajah kita berlama-lama.
Apalah artinya jabatan yang tinggi memuncak, popularitas yang riuh dan penuh sorak, juga harta yang terus beranak-pinak. Bila sajadah itu bertanya, “Kapan lagi kamu mendatangiku dalam jiwa yang rindu pada Sang Rabb ?"
11052020
#IWANwahyudi
#InspirasiWajahNegeri
#EnergiRamadhan
#MariBerbagiMakna
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
#IWANwahyudi
#InspirasiWajahNegeri
#EnergiRamadhan
#MariBerbagiMakna
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
0 komentar: