Pena Iwan

22 [10 HARI PAMUNGKAS]

13.01.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


"Semakin mendekati waktu akhir kita bertemu dan mengenal sesuatu, makin paripurna pengetahuan dan rasa terhadapnya. Dan kita akan mengeluarkan energi maksimal dan pamungkas untuk meraihnya. "

Kata pamungkas saya banyak mendengar dan membaca dari cerita para pendekar, mereka mengeluarkan jurus dan senjata pamungkasnya jika pertarungan sudah mencapai klimaks dan segala jurus telah diperlihatkan. Pamungkas bermakna yang terakhir, yang mematikan, sejata terakhir yang digunakan sebagai andalan.
Wabah pandemi Corona beberapa bulan terakhir selain banyak orang yang meninggal karenanya, juga menimbulkan krisis ekonomi pada beberapa negara, termasuk bangsa kita. Jurus pamungkas yang akan digunakan yaitu versi politisi parlemen dengan strategi cetak uang sebanyaknya, sedang pemerintah dan teknokrat berupa jurus menambah utang baru. Bagaimana ujungnya, kita lihat saja nanti.
Menjelang lebaran banyak pusat perbelanjaan atau belanja online yang melakukan cuci gudang alias diskon besar-besaran diujung waktu akhir Ramadhan. Ini juga bagian jurus pamungkas mereka memanfaatkan momentum dan tradisi belanja lebaran yang luar biasa di Indonesia.
Begitu pula Ramadhan kita tahun ini. Dua puluh hari telah berlalu. Tentu masih banyak yang belum maksimal, target amal yang belum tercapai, lubang-lubang ke khusyu'an ibadah yang menyedihkan, dan saya yakin kita belum mengeluarkan yang terbaik dari diri kita.
Sepuluh hari terakhir Ramadhan menanti kita dengan kemuliaan yang berlipat-lipat dimana ada Malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah, para sahabat dan orang-orang Shalih sebelum kita sangat memaksimalkan waktu tersebut dengar berburu malam mulia tersebut, meningkatkan energi spiritualnya, mengurangi waktu tidur, menguatkan ikatan persenyawaan dengan amal unggulan, memperbanyak berinteraksi dengan Al-Qur'an dan sebagainya.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)
Pada waktu normal sepuluh hari terakhir ada I'tikaf yang dapat sedikit mengkondisikan peningkatan amal kita. Namun, kondisi sekarang tidak biasa, ada wabah covid-19 yang harus dilawan dengan menjauhi aktifitas berkerumun. Hal itu semua bukan berarti membatalkan dan memusnahkan jurus pamungkas kita di bulan Ramadhan ini.
Saatnya sepuluh hari terakhir Ramadhan benar-benar menjadi momentum istimewa mengeluarkan jurus pamungkas ibadah dan amal kita. Agar perburuan malam Lailatul Qadar menjadi maksimal, gelar taqwa yang menjadi ending bulan ini benar-benar diraih dan juga tak kalah penting Resonansi Energi Ramadhan dapat terasa pada sebelas bulan kedepan hingga bertemu pada Ramadhan selajutnya.

You Might Also Like

0 komentar: