KEBERSAMAAN DAN KEMENANGAN KITA TERIKAT LIMA HAL

06.14.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


Taujih Ketua Majelis Permusyawaratan Daerah (MPD) KAMMI Daerah NTB

Dalam LPJ 1 Tahun Kepengurusan KAMMI Daerah NTB Periode 2008-2010

Aula Fakultas Ekonomi Universitas Mataram,

13 Muharram 1431H / 31 Desember 2009

 

KEBERSAMAAN DAN KEMENANGAN KITA TERIKAT LIMA HAL

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له، أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده ، اللهم صل وسلم على رسولك النبي الأمين وعلى آله وصحبه المجاهدين أما بعد:

 

Ayyuhal ikhwah rahimakumullah

Perjalanan dakwah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan tantangan berat.

Telah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum kita yang merasakan manis getirnya perjalanan dakwah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap dakwah.

Cobalah kita tengok kisah Dzatur Riqa' yang dialami sahabat Abu Musa Al Asy'ari dan para sahabat lainnya -Semoga Allah swt. meridhai mereka-. Mereka telah merasakannya hingga kaki-kaki mereka robek dan kuku tercopot. Namun mereka tetap mengarungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikit pun. Bahkan, mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanan dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini. Buat selamanya.

 Ikhwahfillah yang dirahmati Allah swt.

Renungkanlah pengalaman mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt. dalam OS. At Taubah: 42:

"Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta."

Hanya kesetiaanlah yang dapat mengokohkan perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kesuksesan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan terdepan dalam perjuangan ini.

Saudaraku Pengurus KAMMI Dareah NTB rahimakumullah

Jika kita sering mendengar dan mengatakan bahwa bahwa jalan dakwah ini adalah jalan yang ditempuh para nabi, maka kita pun seharusnya sudah menyadari kerakter perjalanan ini  yang memeang bukan perjalanan yang nikmat dan nyaman serta penuh santai. Rasulullah SAW telah memberitahukan kita tentang tabi'at orang-orang yang mengikuti jalan perjuangannya. Tapi inilah jalan yang telah kita pilih bukan hanya dengan rayuan keseangan dan kenikmatan yang ada didalamnya saja tapi lengkap dengan resiko apapun yang akan kita hadapi. Maka, kita berusaha mengikat diri  dengan jalan ini dan dengan saudara-saudara kita dijalan ini. Ada lima hal setidaknya yang mengikat kita dijalan ini sehingga dengannya kita dapat menggapai kemenangan.

      Pertama, rabithatu al 'aqidah (ikatan aqidah). Ikatan ian dan seaman aqidah ini yang membuat kita dan audara-saudara kita yang lain berada bersama disini.

      Kedua, rabithatu al-fikrah (Ikatan pemikiran). Sejak awal kebersamaan kita di jalan ini mamang di bangun atas kesamaan visi, ide, gagasan dan cita-cita serta pemikiran yang kita yakini akan menyampaikan kita pada keridhaan Allah SWT.

      Ketiga, rabithatu al-ukhuwwah (ikatan pesaudaraan). Tidak ada yang melebihi warna jiwa kita setelah keimanan kepada Allah SWT selain suasana persaudaran  karena Allah SWT. Ruh peraudaraan yang bukab pemanis kata dan indahnya retorika saja. Tapir uh persaudaraan yang tulus dalam menyelesaikan banyak tugas dakwah. Kita berharap saudara kita dijalan ini adalah seperti yang digambarka oleh Rasulullah SAW tetang segolongan orang yang mendapatkan naungan dihari kiamat. Salah satu golongan tersebut adalah mereka yang saring mencintai dan bersaudara karena Allah SWT, bertemu dan berpisahnya karena Allah SWT.

      Keempat, rabithatu at-tandzim (ikatan organisasi). Perencanaan dan keteraturan kita di dalam dakwah ini, sudah tentu menandakan kita harus pula memiliki sebuah organisasi yang mengatus kita. KAMMI memiliki konstitusi dan sarana-sarana pengambilan kebijakan dan keputusan yang didalamnya berdasarkan syuro (musyawarah) jauh dari kediktatoran dan keotoriteran. Kita berada dalam organisasi ini tentunya dengan kebeningan jiwa menerima dan konsekuen dengan semangat disiplin mematuhi semua aturan yang berada didalamnya. Kita menyadari masuk dalam organisasi ini berdasarkan syarat yang telah ditetapkan dan harus dipenuhi namun jika ingin berpisah tidak ada syarat yang harus dipenuhi.

      Kelima, rabithatu al 'ahd (ikatan janji). Di jalan ini kita terikat janji setidaknya janji pada diri sendiri dan janji pada Allah SWT. Untuk senantiasa berjuang di jalan dakwah ini dan berjanji tetap setia bersaudara dalam perjuangan ini. Setidaknya janji tersebut kita ucapkan dalam Ikrar pelantikan Daurah Marhalah I, II dan III.

Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah swt.

Orang-orang yang rentan jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan in dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.

Penyakit wahan telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai risiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa penjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.(QS. At Taubah: 45 — 46).

 

Ayyuhal ikhwah rahimakumullah

Marilah kita telusuri perjalanan dakwah al akh Abdul Fattah Abu Ismail Rahimahullah, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikit pun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna, orang yang sepulang dari tempatnya bekerja sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton. Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, Ia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ía yang membukakan pintu gerbangnya.

Pernah Ia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al Ghazali. Melihat kondisi tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail pamit untuk ke kota lainnya.

Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.

Orang-orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinan mereka terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah dipungkiri sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang yang beriman yang setia pada jalan dakwah ini berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al Qur'an.

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar."(QS. Al Anfal: 29)

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Kader dakwah sangat meyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, belumlah seberapa. Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas Pengorbanan waktu untuk dakwah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan dakwah. Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. Dan bentuk pengorbanan ecek-ecek lainnya yang telah kita lakukan. Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk Iari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerirna resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.

"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar" (OS. Ali lmran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Militansi kader merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu'alam.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Iwan Wahyudi

Ketua MPD KAMMI Daerah NTB


 

Referensi :

·  M. Lili Nur Aulia, Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami, Pustaka Da'watuna

·  Majalah SAKSI No. 23 Tahun V 26 Agustus 2003

 



You Might Also Like

0 komentar: