Goresan Pena
LAUTAN KASIHMU BUNDA
Bilaku ingat masa kecilku
Ku selalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku
Kuselalu mengecewakanmu
Banyak
sekali pengorbananku
Yang
kau beri kepadaku
Tanpa
letih dan tanpa pamrih
Kau
berikan semua itu
Bait-bait
nasyid yang dilantukan Shoutul Haq
diatas merupakan bagian ekpresi kecintaan dan besarnya kasih sayang seorang
manusia yang sejak kita belum lahir kedunia sudah kita rasakan getaran-getaran
kasih sayangnya dan serpihan-serpihan kehangatan cintanya, padahal ia tidak
tahu apakah nantinya akan terbalas rasa cintanya dengan bakti kita atau karena
kita sosok mulia tersebut akan terjerumus kedalam bara api neraka.
Sosok
tersebut adalah Ibu, ya,ibu cukup singkat nama mulia itu hanya satu kata yang
tersulam dari tiga huruf yang sarat dengan makna dan arti cinta dengan segala
rasa. Tak seorangpun yang lahir kemuka
bumi ini luput dari jasa ibu. Beliau
mengandung dengan beban menggunung, melahirkan dengan penuh pengorbanan antara
hidup dan kematian, merawat dengan penuh semangat, mendidik dan membiayai
pendidikan kita dengan biaya yang tak sedikit walau peluhnya menetes ditengah
malam yang sunyi dan dingin. Namun sudahkah kita membalas walau sehelai kasih
sayangnya?
Baginda
Rasul milia kekasih Allah SWT, Muhammad SAW pernah bersabda Surga
berada dibawah telapak kaki ibu. Ridha Allah ada pada rihda Ibu. Dan murka
Allah juga ada pada ibu. Itu semua karena tak ada satupun manusia yang
memiliki jasa yang besar dan luasnya menyamai susah payah Ibu. Ia memberi
dengan sepenuh hati dan membenci dengan hati-hati, marahnya seperti terkunci
dan cintanya begitu abadi.
Salah
satu amal sosial yang disebutkan oleh Allah SWT berurutan langsung dengan
perintah beribadah kepada Allah SWT dan larangan menyekutukannya adalah birrul
walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua). Sesuatu hal istimewa
dalam hal pengurutan semacam ini dan bulan suatu hal yang kebetulan tanpa makna
dan hikmah yang penuh dengan pelajaran.
Melainkan penegasan bahwa ikatan paling kuat setelah
ikatan aqidah adalah ikatan keluarga dan puncak ikatan keluarga adalah berbuat
baik kepada kedua orang tua yang telah Allah izinkan untuk hadir disisi kita
dengan sejuta kasih dan seribu sayangnya dengan kelembutan yang tak pernah kita
rasakan.
Allah
SWT berfirman “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak, karib, kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukaai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri (QS.4:36).
Ustadz
Sayyid Quthb menggambarkan fenomena
kasih sayang orang tua dengan mengatakan “Kedua
orang tua secara fitri akan tergerak untuk memelihara anak-anaknya, untuk
berkorban demi anak-anaknya dengan segala sesuatu termasuk dirinya sendiri.
Seperti halnya tunas hijau menyerap semua makanan dari biji sehingga sibiji itu
menjadi pecah dan seperti halnya anak ayam menyerap makanan dari telur hingga
tinggalah kulitnya belaka, maka demikian pulalah anak-anak menyerap dan
mengisap segala perhatian, kesehatan, tenaga dari kedua orang tuanya hingga
mereka menjadi renta. Namun demikian mereka merasa bahagia. Sementara anak-anak
biasanya mudah lupa akan semua itu. Mereka lebih tersita perhatiannya oleh
istri dan anak-anaknya . Dan begitulah kehidupan, oleh karenanya orang tua
tidak perlu dipesankan untuk memelihara anaknya. Namun sebaliknya putra-putra
mereka perlu disentuh perasaannya dan perlu dibangkitkan semangatnya untuk
mengingat kewajiban mereka terhadap generasi yang telah mempersembahkan madu
kehidupan mereka sehingga mereka sendiri kering. Kerena itulah berbuat baik
kepada orangtua turun dalam bentuk
ketentuan yang mutlak yang memiliki makna yang sangat tegas, setelah perintah
untuk beribadah kepada-Nya ( Fi Zhilalil Qur’an IV hal 2221).
Wahai anak muslim, wahai anak soleh sudahkah
engkau membalas sehelai kasih sayang orang tuamu sampai detik ini, kalau belum
sama sekali atau belum cukup, pulanglah kepangkuannya sebelum Rabb mengambilnya
dari sisimu, sebelum kamu sempat mengungkapkan cintamu padanya. Pegang tangannya rasakan kehangatan
jemarinya lalu peluklah dengan lautan kasihmu. Sementara itu dekatkan bibirmu
pada telinga sosok mulia tersebut dan katakan “Bunda, nanda memcintai bunda karena Allah SWT”, Lalu berlahan dari
pipi kita yang menempel dengan kulit mukanya yang mulai keriput akan kita
rasakan butiran-butiran kristal hangat menetes tanda bahagia. Seandainya kita
tahu dan mendengar getaran hatinya maka
kita tak akan bisa melukiskannya dengan kata-kata. Hati Bunda pasti bertutur “ Ya Rabb, berikanlah kasih sayang-Mu yang
tak terhingga pada anak hambamu ini, segala tetesan keringat, air mata dan
lautan peluh yang menetes dari kulit ini
dan debu-debu pengorbanan yang menempel padanya seakan tak terasa berat,
karena kalimat tadi cukuplah menjadi bukti bahwa cinta hamba padanya telah
terbayar”.
Semoga
Ibu negeri ini masih memiliki kasih dan cinta seperti bundaku yang renta dan
tercinta.
Kini kau dewasa ibumu telah pergi
Waktu yang berlalu seakan memanggil
Sudahkah kau curahkan kasih sayangmu
Apakah terbalas segala jasamu
Syurga itu dibawah telapak kakinya
(Odey Anak, Raihan)
IWAN Wahyudi
Bumi Da’wah Mataram,
seiring dengan merekahnya mentari
lembar terakhir bulan Mei 2003.
Ditengah kerinduan nanda yang
meluap padamu bunda.
Rabb jangan biarkan sehelai benangpun memisahkan
kasih-Mu pada bundaku
Subhanallah...
BalasHapusBagus sekali pak.
MasyaAllah,,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus