Kabar NTB
Salah satu langkah yang kerap dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda dari kecelakaan yaitu melakukan sosialisasi ke sekolah sekolah, seperti menjadi pembina upacara, termasuk meningkatkan kegiatan razia.
Kasat Lantas Polres Lotim AKP Eliantoro Djafar SIk kepada wartawan, Senin (23/9) mengatakan, dalam melakukan penekanan terhadap kasus kecelakaan pihaknya telah menempuh berbagai langkah imbauan maupun sosialisasi.
“Khusus pelajar, kita lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk sampaikan masalah UU Lalulintas. Apalagi yang mendominasi korban laka ini adalah pelajar,” katanya.
Selain itu, melakukan sosialisasi terhadap pelajar melalui razia. “Bagi pelajar yang tertangkap, selain dilakukan pembinaan juga dilakukan penegakan hukum melalui penilangan,” tandasnya.
Tindakan penilangan ini dilakukan sebagai proses jera. Selain penegakan hukum, orang tua mereka juga dipanggil. “Pemanggilan orang tua ini dilakukan untuk mengimbau agar tidak lagi memberikan anaknya menggunakan sepeda motor ke sekolah, karena 99,9 persen pelajar yang bawa motor belum memiliki SIM,” jelasnya.
“Bila perlu, sekolah juga membuat larangan bagi siswanya agar tidak membawa kendaraan ke sekolah. “Itu sebagai salah satu langkah penyelamatan bagi siswa agar tak menjadi korban lalulintas,” tandasnya. (dim)
Sumber : http://konkretnews.com
99,9 Persen Pelajar Tak Kantongi SIM
LOTIM, KONKRETNEWSM.COM – Tingginya angka kasus kecelakaan lalulintas yang menimpa para pelajar menjadi tugas berat jajaran Satuan Lalulintas dalam melakukan penekanan.Salah satu langkah yang kerap dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda dari kecelakaan yaitu melakukan sosialisasi ke sekolah sekolah, seperti menjadi pembina upacara, termasuk meningkatkan kegiatan razia.
Kasat Lantas Polres Lotim AKP Eliantoro Djafar SIk kepada wartawan, Senin (23/9) mengatakan, dalam melakukan penekanan terhadap kasus kecelakaan pihaknya telah menempuh berbagai langkah imbauan maupun sosialisasi.
“Khusus pelajar, kita lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk sampaikan masalah UU Lalulintas. Apalagi yang mendominasi korban laka ini adalah pelajar,” katanya.
Selain itu, melakukan sosialisasi terhadap pelajar melalui razia. “Bagi pelajar yang tertangkap, selain dilakukan pembinaan juga dilakukan penegakan hukum melalui penilangan,” tandasnya.
Tindakan penilangan ini dilakukan sebagai proses jera. Selain penegakan hukum, orang tua mereka juga dipanggil. “Pemanggilan orang tua ini dilakukan untuk mengimbau agar tidak lagi memberikan anaknya menggunakan sepeda motor ke sekolah, karena 99,9 persen pelajar yang bawa motor belum memiliki SIM,” jelasnya.
“Bila perlu, sekolah juga membuat larangan bagi siswanya agar tidak membawa kendaraan ke sekolah. “Itu sebagai salah satu langkah penyelamatan bagi siswa agar tak menjadi korban lalulintas,” tandasnya. (dim)
Sumber : http://konkretnews.com
0 komentar: