Kuliner
ES POTONG JADUL
Saat berkendara motor menjelang Adzan Ashar tetiba melihat
lelaki paruh baya mendorong gerobak berwarna pink, bukan hanya warna pink nya
yang unik tetapi sesuatu yang dijajakan di gerobak tersebut "Es Potong
Jadul" begitu tulisan di sisi depan gerobak. Kalau di eranya dulu Cuma ES
POTONG aja terkenal namanya.
Memori saya langsung berputar mencari file-file nostalgia
masa lalu, tepatnya masa anak-anak. Es potong ini sangat menjadi favorit kala
itu. Saya kira jangkauan Es ini hanya sampai pada kawasan pinggiran ibu kota
saja. Ternyata saat pulang kampung ke Bima NTB Es Potong ini juga menjadi
jajakan yang sangat ditunggu, maklum suhu wilayah timur Indonesia sangat tinggi
dan es cukup nikmat dicicipi saat seperti itu.
Bagi saya es potong jika dilihat lebih mendalam ada pesan
yang ingin disampaikan berupa bentuk perlawanan rakyat biasa pada masyarakat
kelas menengah keatas dalam hal kuliner. Saat itu Ice Cream sangat mahal,
dijual ditoko besar dan hanya segelintir yang bisa menikmatinya. Rakyat kecil
kemudian membuat kuliner alternatif es yang sama sebagai tandingannya. Namun,
dengan harga yang lebih murah tapi rasanya tidak kalah. Dijual tak ekslusif
karena ia dijajakan dengan gerobak hingga ke pelosok-pelosok desa.
Ditengah pesatnya industry Ice Cream dan jangkauan beli
masyarakat yang kiat besar, ternyata Es Potong masih bisa hidup dalam himpitan
dan gerusan itu. Ia terus mempertahankan eksistensinya untuk menyampaikan
sebuah kisah dan sejarah bahwa Es potong pernah ada dan menguasai jamannya.
22042018 16:27 Masjid Syuhada
#IwanWahyudi
#MariBerbagiMakna
#BESTSELLERunlimited
#InspirasiWajahNegeri
www.iwan-wahyudi.net
0 komentar: