Berita
Berikut ini rangkuman pidato Prabowo dalam acara PKS Konsolidasi Nasional Pemenangan Pilpres 2014 Prabowo-Hatta, Selasa (27/05) di hotel Kartika Candra, Jakarta.
***
Pak Anis Matta, waktu pertama saya ketemu dengan tokoh-tokoh PKS, saya agak takut juga, karena ada kesan PKS islam garis keras, pakai jenggot semua. Pas saya ketemu ustadz Hilmi ternyata gak pakai jenggot, sangat rendah hati, ramah. Ketemu Anis Matta dan Taufik Ridho juga gak pakai jenggot. Sebuah kehormatan bisa bertatap muka.Orang-orang PKS cerdas cerdas, pintar-pintar, susah negosiasi sama PKS. Jangan-jangan diajarkan main catur semua, lima langkah ke depan sdh tahu.
Saya punya teman, pemilik toko buku. Karyawannya jualan buku di setiap acara partai A, tapi gak laku. Kamu jangan jualan buku di partai tersebut, jualan di PKS. PKS partai religius tapi baca buku. Gerindra partai nasionalis juga suka baca buku.
Sesungguhnya hubungan antara PKS dan Gerindra bukanlah hubungan yang baru. Sejak Gerindra berdiri, kita telah berkoalisi dan berhasil memberikan rakyat Indonesia pemimpin yg baik.
PKS kadernya militan, rajin dan disiplin. Saat saya kampanye dengan Anis Matta, kadernya gak pindah tempat saat presidennya tampil. Terutana ibu-ibunya militan, gimana caranya kader Gerindra menconteknya, ini sesuatu yang kami harus belajar.
Saya percaya kalaupun kita meengucapkan takbir tidak berarti kita tidak melindungi agama dan suku suku lain. Perjuangan kemerdekaan kita diisi dengan takbir. PKS adalah partai religius tapi punya jiwa nasionalisme, setelah takbir meneriakkan merdeka.
Setelah saya berunding dengan pemimpin-pemimpin PKS, saya menemukan komitmen kepada keadilan, kesejahteraan, sama dengan yang diperjuangkan Gerindra. Dan akhirnya terjadi kesepakatan koalisi dengan cepat. Saya yakin ini jalan dari Yang Maha Kuasa.
Niat kita mengabdi, bukan untuk kepentingan sendiri. Saya lihat itu di pemimpin-pemimpin PKS. Saya percaya dengan itikad tulus penimpin-pemimpin PKS. Dan saya yakin mereka juga percaya dengan saya dan Hatta Rajasa.
Kita paham tantangan ke depan tidak ringan. Sejak dulu kita jadi incaran bangsa lain. Dari dulu kita mengajarkan nilai kebangsaan yang sederhana yakni memberi makan kepada rakyat sendiri. Tidak minta-minta kepada bangsa lain. Apakah itu nilai yang salah?
Saya tidak mengajak kita untuk membenci bangsa lain, agama Islam tidak mengajarkan itu. Kita ingin belajar dari bangsa lain. Tapi kita juga tidak boleh jadi bangsa yang terlalu naif.
Tuhan telah membentuk karakter bangsa Indonesia yang ramah, sangat menghormati tamu, melayani tamu. Kebaikan-kebaikan ini kadang terlalu ramah, naif, lugu. Kita ingin jadi bangsa terhormat, tidak cuma membeli, meminjam tapi juga memproduksi.
Mbok ya kita jangan didominasi bangsa lain. Masa rakyat kita tidak boleh hidup layak. Pasar bebas, mereka boleh masukkan barang ke kita tapi kita tidak boleh.
Saya dengan PKS satu frekuensi, satu pemahaman, kita ingin memajukan bangsa ini.
Ada black campaign seolah-olah saya akan menasionalisasi, bukan itu. Kita ingin mempertahankan kepentingan nasional. Banyak cara yang cerdas untuk melakukan itu. Kita ingin Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri.
Kita hormati para pendahulu kita. Kita teruskan perjuangan mereka. Yang kurang kita sempurnakan.
Karena kesamaan itulah koalisi menjadi lancar.
Suasana di koalisi sangat relaks, banyak ketawanya, bukan karena meremehkan persoalan, karena kita optimis bahwa kita bisa menyejahterakan bangsa Indonesia.
Kalau koalisi mendapat mandat dari rakyat, saya yakin kader-kader terbaik PKS akan memainkan peranan terbaik. Juga partai koalisi lainnya. Dan kita akan cari juga dari luar partai koalisi untuk kesejahteraan.
Kalau bangsa Indonesia sejahtera maka umat Islam sejahtera.
Hubungan saya dengan PKS sangat baik, terutama dengan presidennya yang muda, cerdas, energik, dinamis.
Terima kasih PKS. Kita harapkan semangat saudara, disiplin dan militansi saudara.
Setiap saya ke daerah, yang bersuara paling keras adalah kader PKS. Luar biasa gemblengannya, kaderisasinya luar biasa, boleh gak Gerindra nitip?
Lalu ditutup dengan menyanyikan lagu Bangkitlah Negeriku, dipimpin Taufik Ridho.
(abuhuz/erwyn/pkssumut.or.id)
Pidato Prabowo di Acara Konsolidasi PKS Untuk Pilpres
Berikut ini rangkuman pidato Prabowo dalam acara PKS Konsolidasi Nasional Pemenangan Pilpres 2014 Prabowo-Hatta, Selasa (27/05) di hotel Kartika Candra, Jakarta.
***
Pak Anis Matta, waktu pertama saya ketemu dengan tokoh-tokoh PKS, saya agak takut juga, karena ada kesan PKS islam garis keras, pakai jenggot semua. Pas saya ketemu ustadz Hilmi ternyata gak pakai jenggot, sangat rendah hati, ramah. Ketemu Anis Matta dan Taufik Ridho juga gak pakai jenggot. Sebuah kehormatan bisa bertatap muka.Orang-orang PKS cerdas cerdas, pintar-pintar, susah negosiasi sama PKS. Jangan-jangan diajarkan main catur semua, lima langkah ke depan sdh tahu.
Saya punya teman, pemilik toko buku. Karyawannya jualan buku di setiap acara partai A, tapi gak laku. Kamu jangan jualan buku di partai tersebut, jualan di PKS. PKS partai religius tapi baca buku. Gerindra partai nasionalis juga suka baca buku.
Sesungguhnya hubungan antara PKS dan Gerindra bukanlah hubungan yang baru. Sejak Gerindra berdiri, kita telah berkoalisi dan berhasil memberikan rakyat Indonesia pemimpin yg baik.
PKS kadernya militan, rajin dan disiplin. Saat saya kampanye dengan Anis Matta, kadernya gak pindah tempat saat presidennya tampil. Terutana ibu-ibunya militan, gimana caranya kader Gerindra menconteknya, ini sesuatu yang kami harus belajar.
Saya percaya kalaupun kita meengucapkan takbir tidak berarti kita tidak melindungi agama dan suku suku lain. Perjuangan kemerdekaan kita diisi dengan takbir. PKS adalah partai religius tapi punya jiwa nasionalisme, setelah takbir meneriakkan merdeka.
Setelah saya berunding dengan pemimpin-pemimpin PKS, saya menemukan komitmen kepada keadilan, kesejahteraan, sama dengan yang diperjuangkan Gerindra. Dan akhirnya terjadi kesepakatan koalisi dengan cepat. Saya yakin ini jalan dari Yang Maha Kuasa.
Niat kita mengabdi, bukan untuk kepentingan sendiri. Saya lihat itu di pemimpin-pemimpin PKS. Saya percaya dengan itikad tulus penimpin-pemimpin PKS. Dan saya yakin mereka juga percaya dengan saya dan Hatta Rajasa.
Kita paham tantangan ke depan tidak ringan. Sejak dulu kita jadi incaran bangsa lain. Dari dulu kita mengajarkan nilai kebangsaan yang sederhana yakni memberi makan kepada rakyat sendiri. Tidak minta-minta kepada bangsa lain. Apakah itu nilai yang salah?
Saya tidak mengajak kita untuk membenci bangsa lain, agama Islam tidak mengajarkan itu. Kita ingin belajar dari bangsa lain. Tapi kita juga tidak boleh jadi bangsa yang terlalu naif.
Tuhan telah membentuk karakter bangsa Indonesia yang ramah, sangat menghormati tamu, melayani tamu. Kebaikan-kebaikan ini kadang terlalu ramah, naif, lugu. Kita ingin jadi bangsa terhormat, tidak cuma membeli, meminjam tapi juga memproduksi.
Mbok ya kita jangan didominasi bangsa lain. Masa rakyat kita tidak boleh hidup layak. Pasar bebas, mereka boleh masukkan barang ke kita tapi kita tidak boleh.
Saya dengan PKS satu frekuensi, satu pemahaman, kita ingin memajukan bangsa ini.
Ada black campaign seolah-olah saya akan menasionalisasi, bukan itu. Kita ingin mempertahankan kepentingan nasional. Banyak cara yang cerdas untuk melakukan itu. Kita ingin Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri.
Kita hormati para pendahulu kita. Kita teruskan perjuangan mereka. Yang kurang kita sempurnakan.
Karena kesamaan itulah koalisi menjadi lancar.
Suasana di koalisi sangat relaks, banyak ketawanya, bukan karena meremehkan persoalan, karena kita optimis bahwa kita bisa menyejahterakan bangsa Indonesia.
Kalau koalisi mendapat mandat dari rakyat, saya yakin kader-kader terbaik PKS akan memainkan peranan terbaik. Juga partai koalisi lainnya. Dan kita akan cari juga dari luar partai koalisi untuk kesejahteraan.
Kalau bangsa Indonesia sejahtera maka umat Islam sejahtera.
Hubungan saya dengan PKS sangat baik, terutama dengan presidennya yang muda, cerdas, energik, dinamis.
Terima kasih PKS. Kita harapkan semangat saudara, disiplin dan militansi saudara.
Setiap saya ke daerah, yang bersuara paling keras adalah kader PKS. Luar biasa gemblengannya, kaderisasinya luar biasa, boleh gak Gerindra nitip?
Lalu ditutup dengan menyanyikan lagu Bangkitlah Negeriku, dipimpin Taufik Ridho.
(abuhuz/erwyn/pkssumut.or.id)
0 komentar: