Kabar NTB
KM. Salaja Kampo-Kabar mengenai akan dibangunnya pura terbesar di Asia, kini
semakin hangat dibicarakan. Tempat peribadatan umat Hindu ini dikabarkan akan di bangun di Desa Oi Bura Kecamatan Tambora Kabupaten Bima.
Berdasarkan kabar yang diendus SK di masyarakat, pembangunan tersebut
akan diresmikan pada 9 September mendatang. Rencanaya, pura tersebut
akan dibangun oleh para arkeologi dunia. Itu dilakukan dalam rangka penyambutan dua abad meletusnya gunung tambora.
Selain itu, pura tersebut ingin dijadikan sebagai lokasi wisata dunia
saat festival tambora menyapa dunia tahun depan. Kabar pembangunan
pura ini sudah mulai dibicarakan beberapa kalangan di Kecamatan Woha.
Wacana pembangunan di Kecamatan Tambora tersebut, ditenggarai untuk
mengenang tragedi Tambora 200 tahun silam. Selain itu, di Desa Oi Bura
sendiri sudah ada pura peninggalan kerajaan jaman dulu. Sehingga
diperkirakan membuat warga asing ingin membangun tempat peribadatan
terbesar di lokasi tersebut.
Menurut seorang warga Woha, kabar tersebut sudah sampai di telinga
masyarakat awam. Meski begitu, dia belum bisa memastikan kebenaran
rencana pembangunan dimaksud.
"Katanya sih akan dibangun pura terbesar di Asia di lokasi itu. Desas-
desusnya, biaya tersebut akan dikeluarkan oleh warga asing. Tapi belum
ada kejelasan yang pasti, karena kita hanya mendengarnya dari mulut
kemulut," ujar Junaidin.
Sementara itu, Pemkab Bima, melalui Kabid Humas dan Protokoler, Yan
Suryadin, menepis isu tersebut. Menurut dia, pembangunan itu hanya
sebatas isu. Karena sejauh ini belum ada permohonan pembangunan yang
dilakukan pihak terkait untuk pembangunan pura.
"Sejauh ini belum ada izin pembangunan dari pemerintah Kabuapten Bima
terkait rencana pembangunan tempat peribadatan agama Hindu (pura, red)
tersebut," jelas Yan.
Menurutnya, kalaupun ada rencana permohonan pembangunan, pemda akan
menelaah secara seksama. Selain itu, juga akan memperhatikan kultur
Bima yang didominasi oleh masyarakat muslim.
"Pemerintah akan mempertimbangkan semua aspek dan mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Artinya bahwa, kita akan
menyesuaikan dengan budaya masyarakat Bima," terangnya.
Diakui Yan, wacana pembangunan pure tersebut sudah lama dibicarakan.
Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak semudah itu menyetujui
rencana pembangunan tersebut. "Kita cuma mendengar kabar adanya wacana
tersebut. Tapi belum ada permohonan yang diberikan pihak tertentu
untuk membangun pura tersebut," pungkasnya.(SK.Edo)
Pura Terbesar Asia Berlokasi di Bima?
Ilustrasi |
semakin hangat dibicarakan. Tempat peribadatan umat Hindu ini dikabarkan akan di bangun di Desa Oi Bura Kecamatan Tambora Kabupaten Bima.
Berdasarkan kabar yang diendus SK di masyarakat, pembangunan tersebut
akan diresmikan pada 9 September mendatang. Rencanaya, pura tersebut
akan dibangun oleh para arkeologi dunia. Itu dilakukan dalam rangka penyambutan dua abad meletusnya gunung tambora.
Selain itu, pura tersebut ingin dijadikan sebagai lokasi wisata dunia
saat festival tambora menyapa dunia tahun depan. Kabar pembangunan
pura ini sudah mulai dibicarakan beberapa kalangan di Kecamatan Woha.
Wacana pembangunan di Kecamatan Tambora tersebut, ditenggarai untuk
mengenang tragedi Tambora 200 tahun silam. Selain itu, di Desa Oi Bura
sendiri sudah ada pura peninggalan kerajaan jaman dulu. Sehingga
diperkirakan membuat warga asing ingin membangun tempat peribadatan
terbesar di lokasi tersebut.
Menurut seorang warga Woha, kabar tersebut sudah sampai di telinga
masyarakat awam. Meski begitu, dia belum bisa memastikan kebenaran
rencana pembangunan dimaksud.
"Katanya sih akan dibangun pura terbesar di Asia di lokasi itu. Desas-
desusnya, biaya tersebut akan dikeluarkan oleh warga asing. Tapi belum
ada kejelasan yang pasti, karena kita hanya mendengarnya dari mulut
kemulut," ujar Junaidin.
Sementara itu, Pemkab Bima, melalui Kabid Humas dan Protokoler, Yan
Suryadin, menepis isu tersebut. Menurut dia, pembangunan itu hanya
sebatas isu. Karena sejauh ini belum ada permohonan pembangunan yang
dilakukan pihak terkait untuk pembangunan pura.
"Sejauh ini belum ada izin pembangunan dari pemerintah Kabuapten Bima
terkait rencana pembangunan tempat peribadatan agama Hindu (pura, red)
tersebut," jelas Yan.
Menurutnya, kalaupun ada rencana permohonan pembangunan, pemda akan
menelaah secara seksama. Selain itu, juga akan memperhatikan kultur
Bima yang didominasi oleh masyarakat muslim.
"Pemerintah akan mempertimbangkan semua aspek dan mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Artinya bahwa, kita akan
menyesuaikan dengan budaya masyarakat Bima," terangnya.
Diakui Yan, wacana pembangunan pure tersebut sudah lama dibicarakan.
Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak semudah itu menyetujui
rencana pembangunan tersebut. "Kita cuma mendengar kabar adanya wacana
tersebut. Tapi belum ada permohonan yang diberikan pihak tertentu
untuk membangun pura tersebut," pungkasnya.(SK.Edo)
Sumber : http://umasalaja.blogspot.com
0 komentar: