Tulisan
Ketika Pak Habibie ditanya: Lebih suka jadi presiden atau bikin pesawat?
Beliau menjawab:
Saya lebih suka bikin pesawat. Semua rasional dan tidak ada pikiran yang tidak jujur dan tidak transparan, karena jikalau ada manipulasi, pesawat terbang akan jatuh!
***
Manipulasi dan ketidak jujuran pada pesawat akan membawa dampak instan, langsung kelihatan akibatnya. Makanya tidak ada orang yang berani manipulasi dan dusta dalam membuat pesawat.
Beda dengan memimpin sebuah negara, sekalipun dustanya sudah menyesak sampai ke langit dan ke dasar bumi, mengeruhkan seluruh air laut, mengotori seluruh udara, namun dampaknya tidak akan langsung terasa.
Oleh karena itu, orang tidak segan dan malu berdusta dalam masalah ini. Bahkan tidak ada kecemasan dan ketakutan.
Padahal kehancuran sebuah pesawat, bahkan seribu pesawatpun tidaklah sebahaya hancurnya sebuah bangsa atau peradaban.
Sementara dusta dapat merusak dan memporak porandakan sendi-sendi akhlak atau moral anak bangsa. Dan bila akhlak itu sudah hilang maka tidak ada arti keberadaan fisik sebuah peradaban.
Sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Ahmad Syauqi:
إنما الأمم أخلاق ما بقيت فإن همو ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Sebuah peradaban itu tetap eksis selama akhlaknya masih ada. Bila akhlaknya sudah lenyap maka lenyap pulalah peradaban itu.
Tidak cukup hanya sekedar jadi orang jujur, tapi lawanlah dusta itu, jangan biarkan, jangan diamkan, apalagi ikut pula membenarkan dan mendukungnya......
Kalau kita tidak ingin kehilangan generasi penerus!
(Zulfi Akmal)
Sumber : http://www.pkspiyungan.org
Habibie, Pesawat dan Analogi Hancurnya Sebuah Bangsa
Ketika Pak Habibie ditanya: Lebih suka jadi presiden atau bikin pesawat?
Beliau menjawab:
Saya lebih suka bikin pesawat. Semua rasional dan tidak ada pikiran yang tidak jujur dan tidak transparan, karena jikalau ada manipulasi, pesawat terbang akan jatuh!
***
Manipulasi dan ketidak jujuran pada pesawat akan membawa dampak instan, langsung kelihatan akibatnya. Makanya tidak ada orang yang berani manipulasi dan dusta dalam membuat pesawat.
Beda dengan memimpin sebuah negara, sekalipun dustanya sudah menyesak sampai ke langit dan ke dasar bumi, mengeruhkan seluruh air laut, mengotori seluruh udara, namun dampaknya tidak akan langsung terasa.
Oleh karena itu, orang tidak segan dan malu berdusta dalam masalah ini. Bahkan tidak ada kecemasan dan ketakutan.
Padahal kehancuran sebuah pesawat, bahkan seribu pesawatpun tidaklah sebahaya hancurnya sebuah bangsa atau peradaban.
Sementara dusta dapat merusak dan memporak porandakan sendi-sendi akhlak atau moral anak bangsa. Dan bila akhlak itu sudah hilang maka tidak ada arti keberadaan fisik sebuah peradaban.
Sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Ahmad Syauqi:
إنما الأمم أخلاق ما بقيت فإن همو ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Sebuah peradaban itu tetap eksis selama akhlaknya masih ada. Bila akhlaknya sudah lenyap maka lenyap pulalah peradaban itu.
Tidak cukup hanya sekedar jadi orang jujur, tapi lawanlah dusta itu, jangan biarkan, jangan diamkan, apalagi ikut pula membenarkan dan mendukungnya......
Kalau kita tidak ingin kehilangan generasi penerus!
(Zulfi Akmal)
Sumber : http://www.pkspiyungan.org
0 komentar: