Berita
Usai KPK Geledah Kantor DKI, Ahok Masuk Rumah Sakit Karena Mencret & DBD
FASTNEWS, Jakarta (7/3) - Pengamat
politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Budiyatna mengatakan kasus
penyadapan yang dilakukan Australia bisa menjadi momok mengerikan bagi
Presiden Joko Widodo. Pasalnya kabar ini datang saat ini hubungan
Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo
Bali Nine.“Apalagi saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas
terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine,” kata Budiyatana Sabtu
(7/3/2015).
Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.
Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.
Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba . FN-Rezza
- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/article/australia-menyadap-jokowi-ancam-bongkar-kecurangan-pilpres#sthash.iFm2LmQJ.dpuf
FASTNEWS, Jakarta (9/3) - Para pendukung fanatik Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok mulai kepanikan dengan beredarnya kabar
bahwa KPK telah bekerja maraton untuk memgungkap skandal kejahatan "dana
siluman" APBD DKI 2012 - 2014.Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.
Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.
Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba . FN-Rezza
- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/article/australia-menyadap-jokowi-ancam-bongkar-kecurangan-pilpres#sthash.iFm2LmQJ.dpuf
FASTNEWS, Jakarta (7/3) - Pengamat
politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Budiyatna mengatakan kasus
penyadapan yang dilakukan Australia bisa menjadi momok mengerikan bagi
Presiden Joko Widodo. Pasalnya kabar ini datang saat ini hubungan
Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo
Bali Nine.“Apalagi saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas
terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine,” kata Budiyatana Sabtu
(7/3/2015).
Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.
Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.
Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba . FN-Rezza
- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/article/australia-menyadap-jokowi-ancam-bongkar-kecurangan-pilpres#sthash.iFm2LmQJ.dpuf
Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.
Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.
Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba . FN-Rezza
- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/article/australia-menyadap-jokowi-ancam-bongkar-kecurangan-pilpres#sthash.iFm2LmQJ.dpuf
Plt. KPK Johan Budi, secara tegas
mengatakan pihaknya akan menyisir semua potensi yg diduga terindikasi ada
kebocoran keuangan negara. “Yang dilaporkan Pak Ahok penggunaan APBD tahun
2012-2014. Itu yang sedang diverifikasi Dumas dan pasti kami tindak lanjuti,”
kata Plt pimpinan KPK Johan Budi
Menurut Faizal Assegaf, Ketua
Progres 98 pernyataan KPK membuat Ahok shock dan depresi berat. Ia tidak
menyadari bahwa dengan menyerahkan dokumen APBD 2012 - 2014 justru menjadi
bumerang baginya dan Jokowi serta pihak-pihak terkait. “Artinya kasus
TransJakarta Rp 1,5 triliun yang merupakan skandal terbesar dalam APBD DKI 2013
- 2014, sangat berpeluang bagi KPK menyeret Jokowi dan Ahok sebagai
penanggungjawab anggaran,” ujarnya.
Menurutnya, dalam situasi galau,
Ahok masuk rumah sakit karena terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
mencret-mencret. Ini semua tidak lepas dari faktor psikologis Ahok yang
dibayangi ketakutan luar biasa atas ancaman terbongkarnya aneka skandal dana
siluman. “Gejolak jiwa dan fisik secara mendadak yang dialami oleh Ahok tidak
beda dengan sejumlah koruptor ketika perkara mereka ditangani oleh KPK. Namun
untung Ahok belum terserang stroke dan serangan jantung,” tambahnya.
Lebih lanjut Faisal mengatakan Ahok
mulai sadar bila KPK bekerja transparan dan rakyat melakukan aksi secara terus
menerus ke KPK untuk mendesak dibongkarnya "DANA SILUMAN", maka hal
itu akan bergulir menjadi isu besar yang tidak bisa dibendung. “Mengingat,
dalam APBD DKI begitu banyak terkubur aneka kasus besar yang oleh KPK telah
tercium ada praktek kejahatan korupsi dengan nilai kerugian negara puluhan
triliun. Semoga KPK kali ini benar-benar berpihak kepada keadilan dan gerakan,”
pungkasnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot
Saiful Hidayat memastikan absennya Ahok akibat terjangkit penyakit demam
berdarah."Jadi karena Pak Gubernur tidak bisa hadir karena beliau lagi
sakit ya, beliau juga bisa kena DBD lho. Ini pelajaran bagi kita semua, bahwa
nyamuk ini tidak mengenal (siapa saja), justru kita doakan supaya beliau cepat
pulih kembali," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/3). (FN
– 09)






0 komentar: