Berita

Usai KPK Geledah Kantor DKI, Ahok Masuk Rumah Sakit Karena Mencret & DBD

07.11.00 Iwan Wahyudi 0 Comments


FASTNEWS, Jakarta (7/3) - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Budiyatna mengatakan kasus penyadapan yang dilakukan Australia bisa menjadi momok mengerikan bagi  Presiden Joko Widodo. Pasalnya kabar ini datang saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine.“Apalagi saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine,” kata Budiyatana Sabtu (7/3/2015).
Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.
Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.
Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba . FN-Rezza
- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/article/australia-menyadap-jokowi-ancam-bongkar-kecurangan-pilpres#sthash.iFm2LmQJ.dpuf
FASTNEWS, Jakarta (7/3) - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Budiyatna mengatakan kasus penyadapan yang dilakukan Australia bisa menjadi momok mengerikan bagi  Presiden Joko Widodo. Pasalnya kabar ini datang saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine.“Apalagi saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine,” kata Budiyatana Sabtu (7/3/2015).
Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.
Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.
Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba . FN-Rezza
- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/article/australia-menyadap-jokowi-ancam-bongkar-kecurangan-pilpres#sthash.iFm2LmQJ.dpuf
FASTNEWS, Jakarta (9/3) - Para pendukung fanatik Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok mulai kepanikan dengan beredarnya kabar bahwa KPK telah bekerja maraton untuk memgungkap skandal kejahatan "dana siluman" APBD DKI 2012 - 2014.
 
Plt. KPK Johan Budi, secara tegas mengatakan pihaknya akan menyisir semua potensi yg diduga terindikasi ada kebocoran keuangan negara. “Yang dilaporkan Pak Ahok penggunaan APBD tahun 2012-2014. Itu yang sedang diverifikasi Dumas dan pasti kami tindak lanjuti,” kata Plt pimpinan KPK Johan Budi
Menurut Faizal Assegaf, Ketua Progres 98 pernyataan KPK membuat Ahok shock dan depresi berat. Ia tidak menyadari bahwa dengan menyerahkan dokumen APBD 2012 - 2014 justru menjadi bumerang baginya dan Jokowi serta pihak-pihak terkait. “Artinya kasus TransJakarta Rp 1,5 triliun yang merupakan skandal terbesar dalam APBD DKI 2013 - 2014, sangat berpeluang bagi KPK menyeret Jokowi dan Ahok sebagai penanggungjawab anggaran,” ujarnya.

Menurutnya, dalam situasi galau, Ahok masuk rumah sakit karena terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan mencret-mencret. Ini semua tidak lepas dari faktor psikologis Ahok yang dibayangi ketakutan luar biasa atas ancaman terbongkarnya aneka skandal dana siluman. “Gejolak jiwa dan fisik secara mendadak yang dialami oleh Ahok tidak beda dengan sejumlah koruptor ketika perkara mereka ditangani oleh KPK. Namun untung Ahok belum terserang stroke dan serangan jantung,” tambahnya.

Lebih lanjut Faisal mengatakan Ahok mulai sadar bila KPK bekerja transparan dan rakyat melakukan aksi secara terus menerus ke KPK untuk mendesak dibongkarnya "DANA SILUMAN", maka hal itu akan bergulir menjadi isu besar yang tidak bisa dibendung. “Mengingat, dalam APBD DKI begitu banyak terkubur aneka kasus besar yang oleh KPK telah tercium ada praktek kejahatan korupsi dengan nilai kerugian negara puluhan triliun. Semoga KPK kali ini benar-benar berpihak kepada keadilan dan gerakan,” pungkasnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat memastikan absennya Ahok akibat terjangkit penyakit demam berdarah."Jadi karena Pak Gubernur tidak bisa hadir karena beliau lagi sakit ya, beliau juga bisa kena DBD lho. Ini pelajaran bagi kita semua, bahwa nyamuk ini tidak mengenal (siapa saja), justru kita doakan supaya beliau cepat pulih kembali," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/3). (FN – 09)

You Might Also Like

0 komentar: