Pena Iwan
Arus (kambuh) Balik
Gelombang yang mengalir baik kecil maupun besar identik dengan arus. Dalam ilmu fisika Arus Listrik (I) didefinisikan sebagai Muatan Listrik (Q) dalam satuan waktu (t) --- I=Q/t. Jika berbicara tentang arus tentu terkait dua hal : muatan dan waktu.
Dalam hiruk pikuk mudik tentu karena ini tradisi yang terus berulang maka dapat diukur jangka waktu terjadinya baik arus mudik maupun arus balik. Jangka waktu yang biasa digunakan semua kalangan adalah 14 hari : H-7 sampai dengan H+7.
Namun bagi kita ummat Islam arus ini harus kita definiskan juga dalam konteks puasa Ramadhan. Selama 30 hari arus Ramdhan mempengaruhi semua aspek, baik itu perilaku dan aktifitas personal maupun aspek dinamika dan tatanan sosial disekitar.
Pertanyaannya cukup sederhana "Berapa waktu yang dibutuhkan agar kita bisa kembali pada kondisi sebelum Ramadhan ?". Kembali dengan pola makan yang tak teratur, keserakahan menikmati sendiri dan ruang berbagi yang sempit, menghabiskan waktu malam dalam selimut atau hal-hal sia-sia, menjaga jarak dengan masjid, tidak percaya diri membaca Al-Qur'an tiap malam, merasa risih selfi bersama kaum miskin dan lain sebagainya.
Ramadhan sebulan penuh mengembalikan kita pada konstruksi pribadi dan sosial yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Kadang kala waktu yang dibutuhkan Arus untuk kambuh kembali lagi merobohkan konstruksi tersebut jauh lebih cepat. Tidak percaya ? Mari menatap lebih dalam apa yang sudah terjadi pada diri dan sekeliling kita setelah ditinggal selama sepekan oleh Ramadhan.
03072017/9 Syawal 1438 H
IWAN Wahyudi
#MariBerbagiMakna
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net
Dalam hiruk pikuk mudik tentu karena ini tradisi yang terus berulang maka dapat diukur jangka waktu terjadinya baik arus mudik maupun arus balik. Jangka waktu yang biasa digunakan semua kalangan adalah 14 hari : H-7 sampai dengan H+7.
Namun bagi kita ummat Islam arus ini harus kita definiskan juga dalam konteks puasa Ramadhan. Selama 30 hari arus Ramdhan mempengaruhi semua aspek, baik itu perilaku dan aktifitas personal maupun aspek dinamika dan tatanan sosial disekitar.
Pertanyaannya cukup sederhana "Berapa waktu yang dibutuhkan agar kita bisa kembali pada kondisi sebelum Ramadhan ?". Kembali dengan pola makan yang tak teratur, keserakahan menikmati sendiri dan ruang berbagi yang sempit, menghabiskan waktu malam dalam selimut atau hal-hal sia-sia, menjaga jarak dengan masjid, tidak percaya diri membaca Al-Qur'an tiap malam, merasa risih selfi bersama kaum miskin dan lain sebagainya.
Ramadhan sebulan penuh mengembalikan kita pada konstruksi pribadi dan sosial yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Kadang kala waktu yang dibutuhkan Arus untuk kambuh kembali lagi merobohkan konstruksi tersebut jauh lebih cepat. Tidak percaya ? Mari menatap lebih dalam apa yang sudah terjadi pada diri dan sekeliling kita setelah ditinggal selama sepekan oleh Ramadhan.
03072017/9 Syawal 1438 H
IWAN Wahyudi
#MariBerbagiMakna
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net
0 komentar: