Pena Iwan
Hentakan Nostalgia
Siang itu kami janjian bertemu di Masjid Agung Baiturrahman Dompu. Selain ketakjupan atas megah dan artistiknya Rumah Tuhan yang sudah direnovasi ini, sekelebat saya terbawa suasana ratusan tahun lalu saat ditanah tempat berpijak ini berdiri istana Kesultanan Dompu, salah satu kesultanan Islam dipulau Sumbawa.
Saya ke dompu bersama bro Samsudin. Saat saya SMP beliau masih SD dg jiwa enterpreneur yg telah tumbu sejak dini. Saat kami istirahat, diluar pagar sekolah ia menjajakan es pada kami. Sekarang ia tumbuh menjadi aktivis, wirausahawan dan membimbing para mahasiswa di vokasi Unram Bima.
Saya bertemu Ibu Wasidan seorang guru, yang dulu tahun 2003-2005 saat BEM NTB Raya masih lantang bersuara ia satu-satunya Srikandi Mahasiswi NTB yang menjadi Ketua BEM, tepatnya BEM STIT Sunan Giri Kota Bima. Mental pejuangnya makin terasah dan matang bahkan tak hilang hingga kini.
Bersua juga saya dengan Bro Syarifuddin, saat pemilu 2009 beliau sudah menjadi calon legislator DPRD Kab. Dompu dalam usia masih sangat muda dan berstatus mahasiswa. Energi & perhatiannya kini ia fokuskan dalam membangun desa.
Siapapun punya masa lalu yang kemudian tersimpan dalam kotak bernama nostalgia. Ia akan kembali memaparkan kisahnya saat dipicu oleh masalah/peristiwa sejenis dimasa kini atau perjumpaan kembali dengan siapa saja yang berjejak dengan masa lalu tersebut.
Nostalgia bukan tak memiliki energi atau hanya roman picisan sekedar membanggakan masa lalu. Namun, ia dapat menjadi hentakan dan gelombang spirit yang menyadarkan bahwa dulu banyak jejak dan makna yang telah kita lahirkan, hari ini tentunya kita harus lebih berdaya manfaat. Kita punya aset masa lalu yang menjadi batu hentakan saat ini agar bisa menjaga dan menjadi sumbu pemicu peran dan kontribusi yang luar biasa lagi.
Sesungguhnya seluruh kejadian yang terjadi dimasa lalu adalah hamparan pelajaran yang dibukakan untuk hati dan pikiran kita, jika benar-benar kita memfirasatinya dengan benar pula (Ambil Pelajaran dari Masa Lalu, Buku BEST SELLER Inspirasi dan Spirit Manjadi Manusia Luar Biasa halaman 51)
0 komentar: