Pena Iwan
[KEKURANGAN PEMICU KESUKSESAN]
Sebagian besar orang besar dalam pentas
sejarah adalah mereka yang memiliki kekurangan. Kekurangan yang dimilikinya
buka malah membuat mereka patah semangat dan minder, namun itu ia jadikan
pemicu untuk menjadikannya sukses. Sebagai batu loncatan dan pembuktian bahwa
kekurangan merupakan pijakan memperbaiki diri.
Berikut saya sharing dari berbagai sumber
beberapa diantara mereka yang memiliki kekurangan dan keterbatasan, namun dapat
mengukir prestasi menaklukan keterbatasannya menjadi kesuksesan.
John Forbes Nash Jr. John Nash adalah seorang
ahli matematika asal Amerika yang menciptakan fundamental pada pembuatan game
dan persamaan differensial. Ia menderita sebuah penyakit schizophrenia.
Schizophrenia adalah sebuah penyakit kelainan otak dimana penderitanya
menafsirkan sesuatu dengan cara yang berbeda. Schizophrenia bisa
menimbulkan halusinasi, delusi, dan penyimpangan cara berpikir dan perilaku. Banyak
orang yang menganggap penderita schizophrenia memiliki kepribadian ganda.
Siapa tak mengenal nama
Albert Einstein? Dialah Ilmuwan ternama abad 20 yang terkenal dengan teori
relativitasnya. Dia juga salah satu peraih Nobel. Siapa sangka dia adalah
seorang anak yang terlambat berbicara dan juga mengidap Autisme. Waktu kecil
dia juga suka lalai dengan pelajaran.
Stephen William Hawkings, pria asal Inggris
ini merupakan seorang ahli fisikawan yang terkenal di dunia. Hawkings telah
berkarir di dunia fisika sudah lebih dari 40 tahun. Hawkings juga menjadi
anggota terhormat dari Royal Society Arts. Ia ternyata mengidap penyakit
saraf , penyakitnya ini memiliki hubungan dengan Amyotrophic Lateral Sclerosis
(ALS) dialami ketika dirinya berusia 21 tahun. Hawkings kehilangan keseimbangan
dan jatuh dari tangga. Akibat penyakit tersebut, di tahun 2009 Hawkings
mengalami lumpuh total.
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun,
agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari
gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, “Tommy, anak ibu,
sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.” Sang ibu
terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ”anak
saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar
dia.”
Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang
kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah
sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan
penghalang untuk terus maju.
Komposer musik terkenal asal Jerman bernama
Ludwig van Beethoven. merupakan komposer musik terkenal ternyata
memiliki masalah pendengaran. Masalah pendengaran tersebut dialami Beethoven di
tahun 1796. Pria yang sukses menjadi pemain piano terkenal ini dulunya pernah
diajar oleh seorang komposer di era klasik yakni Wolfgang Amadeus Mozart. Dengan
ketidakmampuannya mendengar, Beethoven meraih penghargaan berkat musik yang
diciptakannya.
William Henry Gates III, atau yang lebih
dikenal Bill Gates adalah pendiri (bersama Paul Allen) dan ketua umum
perusahaan perangkat lunak AS, Microsoft. Ia juga merupakan seorang filantropis
melalui kegiatannya di Yayasan Bill & Melinda Gates. Ia menempati posisi
pertama dalam orang terkaya di dunia versi majalah Forbes selama 13 tahun (1995
hingga 2007). Siapa sangka dia dulunya DO dari Harvard dan sebelumnya pernah
bekerja sebagai Office Boy.
novelis
senior Pipiet Senja lahir Sumedang 16 Mei 1956 ini mulai menulis sejak remaja,
1975. Ia seangkatan dengan para novelis senior yang ngetop pada era
1970-an dan 1980-an, seperti Eddy D Iskandar, Marga T, dan Mira W. Pipiet
remaja divonis terkena penyakit talasemia (kelainan darah bawaan) sejak duduk
di bangku SMP. Hal itu mengharuskannya melakukan transfusi darah secara rutin.
Namun, penyakit tersebut tidak menghalanginya untuk menorehkan karya, baik
dalam bentuk puisi, cerpen, maupun novel. Hingga
saat ini, yang sudah diterbitkan lebih dari 185 buku novel remaja dan
umum. Tidak termasuk ratusan novel serial untuk anak.
Semangat mereka menaklukan kekurangan menjadi
peluang, melawan keterbatasan hingga menjadi kesuksesan, membuktikan pandangan
kecil orang lain pada dirinya menjadi batu pijakan meloncat menjadi manusia
baru yang lebih berharga dan bermartabat, harus menjadi pemicu dan pelecut
serta penyadar bagi kita semua yang masih menjadikan kekurangan sebagai sel
penyandera, sekat yang membatasi, serta menjadikannya alasan permanen untuk
pasrah, lemah, kalah dan punah.
08032019 17:01 Lantai I
Gedung Mandiri
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#reHATIwan
www.iwan-wahyudi.net
0 komentar: