Pena Iwan
“ Jika Allah SWT bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja. Akan tetapi jika Allah SWT sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu”.
( Hasan Al-Banna )
Ini bukan masalah sok alim atau paling suci, bukan juga hanya hak dan kewajiban pemuka dan tokoh agama. Spiritualitas harus melekat pada setiap jiwa yang beragama, mengakui Tuhan itu ada, Tuhan menciptakan diri kita dan segala yang ada di jagad raya juga Maha Mengaturnya dengan sebaik-baiknya pengaturan.
Setiap detik kita menggunakan fasilitas yang dimiliki-Nya, mengolah bahan baku dari rezeki yang diberikan-Nya, menikmati hasilnya dengan karunia-Nya pula. Contoh sederhana, fasilitas itu bernama paru-paru yang masih berfungsi dan ada kalanya luput mensyukurinya, bahan baku itu berbentuk oksigen yang setiap menghirupnya tak berbayar karena Rahman dan Rahim-Nya. Menikmati bernafas karena ada organ hidung, bayangkan jika kita menghirup oksigen selalu lewat mulut, tak senikmat saat ini bukan?
Setiap detik hidup ini tak lepas dari-Nya. Kenapa kita dapat merasakan keberadaan-Nya? ruang spiritualitas dalam diri tak boleh tergusur oleh kesibukan apapun, tak boleh tergantikan oleh kerja apapun dan tak layak hilang oleh kekuatan apapun. Agar ada tempat dan kesempatan untuk selalu berharap pada-Nya, iya hanya pada-Nya selalu.
30052020
#IWANwahyudi1
#InspirasiWajahNegeri
#MariBerbagiMaknaSaatCoron a
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
34 [PASTIKAN SPIRITUALITAS SELALU ADA, SEBERAPAPUN BESARNYA]
“ Jika Allah SWT bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja. Akan tetapi jika Allah SWT sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu”.
( Hasan Al-Banna )
Ini bukan masalah sok alim atau paling suci, bukan juga hanya hak dan kewajiban pemuka dan tokoh agama. Spiritualitas harus melekat pada setiap jiwa yang beragama, mengakui Tuhan itu ada, Tuhan menciptakan diri kita dan segala yang ada di jagad raya juga Maha Mengaturnya dengan sebaik-baiknya pengaturan.
Setiap detik kita menggunakan fasilitas yang dimiliki-Nya, mengolah bahan baku dari rezeki yang diberikan-Nya, menikmati hasilnya dengan karunia-Nya pula. Contoh sederhana, fasilitas itu bernama paru-paru yang masih berfungsi dan ada kalanya luput mensyukurinya, bahan baku itu berbentuk oksigen yang setiap menghirupnya tak berbayar karena Rahman dan Rahim-Nya. Menikmati bernafas karena ada organ hidung, bayangkan jika kita menghirup oksigen selalu lewat mulut, tak senikmat saat ini bukan?
Setiap detik hidup ini tak lepas dari-Nya. Kenapa kita dapat merasakan keberadaan-Nya? ruang spiritualitas dalam diri tak boleh tergusur oleh kesibukan apapun, tak boleh tergantikan oleh kerja apapun dan tak layak hilang oleh kekuatan apapun. Agar ada tempat dan kesempatan untuk selalu berharap pada-Nya, iya hanya pada-Nya selalu.
30052020
#IWANwahyudi1
#InspirasiWajahNegeri
#MariBerbagiMaknaSaatCoron
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
0 komentar: