Berita
Kebijakan pemerintah antisipasi pelemahan rupiah baik tapi telat
Jakarta
(ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI, Shohibul Iman menilai, kebijakan
pemerintah untuk mengantisipasi melemahnya rupiah melalui 4 paket
kebijakan sudah baik.
"Secara konseptual, 4
paket kebijakan pemerintah itu bagus. Tapi secara timing, sudah cukup
telat," kata Shohibul di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Dikatakannya,
selain dari sisi timing yang sudah tidak tepat, 4 paket kebijakan
pemerintah yang didalamnya terdapat relaksasi pengetatan ekspor bahan
mentah juga sangat disayangkan.
Relaksasi itu,
katanya, justru akan membuat eksportir akan melakukan ekspor yang
berlebihan dan akibatnya pemerintah tidak bisa membendungnya.
"Saya
menyayangkan kalau relaksasi ini dilaksanakan karena pelaksanaan amanat
UU Minerba tinggal 4 bulan lagi, sampai Januari 2014. Kalau sekarang
direlaksasi maka akan memberikan angin segar kepada eksportir sehingga
mereka bisa lakukan ekspor yang berlebihan. Lalu ketika masuk Januari
2014, pemerintah akan kesulitan untuk menstop itu," kata politisi PKS
itu.
Melemahnya rupiah, lanjutnya, dikarenakan
persoalan struktur pemerintahan, di mana koordinasi lintas sektor sangat
diperlukan. Tak hanya itu, tekanan defisit yang juga akhirnya mengerus
cadangan devisa.
"Masalah defisit perdagangan,
itu sangat menekan, akhirnya terjadi pengerusan cadangan kita. Karena
itu kita berharap kepada pemerintah bisa meningkatkan fundamental
ekonomi domestik itu sendiri. karena ada persaoalan struktral di negara
kita," kata dia.
Ia juga menyebutkan, saat ini
yang sangat ditunggu oleh pasar adalah langkah kongkrit dari pemerintah
terhadap 4 paket kebijakan itu.
"Yang ditunggu
pasar adalah langkah kongkrit dan walaupun sudah ada kebijakan, tapi
langkah kongkrit yang diperlukan tidak ada dan tidak jelas, tentu akan
dipertanyakan juga. Misalnya pengurangan kuota BBM yang dialihkan ke
biodiesel, harus jelas. Percuma kalau tidak ada langkah kongkritnya,"
ujar Shohibul.
Sumber : http://www.antaranews.com
0 komentar: