Goresan Pena
SALAM, MENYATUKAN SETIAP HATI DALAM SATU JIWA
Interaksi kita sesama manusia
meninggalkan banyak hal. Ada yang meninggalkan kenangan tak terlupakan bahkan
tak jarang menggores luka yang sulit disembuhkan. Tentunya dalam setiap
interaksi kita menginginkan sesuatu yang menyenangkan dan membahgiakan baik
bagi diri sendiri maupun orang lain yang menjadi teman dalam berinteraksi.
Dunia interaksi lebih pada
menyambung rasa antara dua atau lebih hati manusia. Menyambungnya perlu
perantara yang bisa menghubungkan antarnya dengan daya dan tegangan yang
setara.
Begitu indahnya agama Islam yang
membuat aturan agar menebar salam di
awal interaksi, walau itu hanya berpapasan beberapa detik diperjalanan.
“ Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian
beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukah kalian aku tunjukkan atas
sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling
menyayangi?. Sebarkalah salam diantara kalian”. (HR.Muslim)
Secara adab dan etikanya yang
mengawali mengucap salam adalah yang memiliki level lebih tinggi. Yang
berkendara kepada yang tidak, yang berdiri kepada yang duduk. Betapa indahnya,
ketika memiliki kedudukan lebih diminta lebih dahulu mengucap doa keselamatan.
Ada isyarat bahwa jika kelebihan kita tak membuat lupa untuk berbagi walau
sekedar sekelumit do’a kepada sesama. Coba bayangkan jika hal itu dibalik tentu
akan menimbulkan sikap angkuh dan sombong pada manusia yang memiliki kedudukan
lebih dan tentu salam akan lebih banyak bertepuk sebelah tangan. Bagi yang diam
harus memulai memberi salam pada yang berkendara. Tentu sang pengendara banyak
tak mendengar karena focus menatap kedepan agar berkendara dengan selamat.
Salam tidak harus diucapkan
kepada orang yang sudah kita kenal tapi dengan siapapun yang kita temui. Karena
dari salam mengalir semangat persatuan yang bermula dengan interaksi saling
mengucap dan menjawab salam. Semangat persatuan itu lahir dari tautan hati
sesama muslim, yang melintasi territorial dan sektoral. Tautan banyak hati yang
bermuara pada Jiwa persaudaraan orang-orang yang beriman.
Jafana Garden. Senja, 19092013
IWAN Wahyudi
0 komentar: