Berita
dakwatuna.com - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pegiat dan pemerhati lingkungan Walhi menyesalkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menyalahkan hujan dan air rob sebagai penyebab banjir di ibukota.
Walhi menyebut Jokowi musyrik karena sebenarnya hujan yang turun adalah berkah dari Tuhan, bukan jadi biang keladi terjadinya banjir.
“Yang namanya volume air tetap segitu enggak bisa berubah tapi gentongnya ini yang dikurangi. Kalau lama-lama hanya menyalahkan curah hujan nanti masyarakat ini takutnya musyrik, bilang banjir karena Tuhan padahal hujan itu berkah,” ujar Manajer Penanganan Bencana Walhi Nasional Mukri Friatna di Jakarta, Sabtu (18/1/2014), sebagaimana dilansir Tribunnews.
Menurut Mukri, penyebab dari musibah banjir di Jakarta yang sebenarnya adalah beralihnya fungsi hutan yang dijadikan pemukiman atau industri.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DKI Jakarta Asraf Ali menegaskan penanganan banjir memang memerlukan waktu yang cukup lama.
Walau sejauh ini sudah ada perbaikan seperti gorong-gorong dan pengerukan kali, namun masih dinilai belum efektif mengurangi banjir Jakarta.
“Saya kira biar masyarakat yang menilai kinerja gubernur Jokowi dalam memperbaiki infrastruktur banjir di Jakarta. Kalau kinerja gubernur sekarang baik, saya kira banjir tidak akan separah saat ini. Masyarakat yang merasakan,” ujarnya.
Warga Jakarta, kata Asraf, sangat berharap banyak kepada Jokowi untuk menepati janjinya dalam mengurangi dampak banjir.
Saat ini warga Jakarta menagih janji Jokowi pada kampanye 2012 silam yang berjanji mengurangi beban warga yang terkena dampak banjir.
Asraf mengakui, perlu strategi untuk jangka panjang memperbaiki insfrastruktur banjir. Namun untuk jangka pendek dan pengalaman awal tahun lalu seharusnya Pemda DKI sudah bisa merumuskan langkah-langkah antisipasi agar banjir tidak terus melumpuhkan Jakarta.
“Bagi kami fraksi Golkar DKI saat ini bagaimana pemda menangani korban banjir dengan serius. Kalau masalah infrastruktur banjir biar masyarakat yang menilai sendiri,” katanya.
Sebelumnya,saat meninjau lokasi banjir di Kelapa Gading Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjelaskan alasan terjadinya banjir di kawasan perumahan elite tersebut. Salah satunya intensitas hujan yang tak kunjung berhenti dan banjir rob.
“Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik. Problemnya ada di situ,” kata Jokowi. (Tribunnews/Willy Widianto/Hendra Gunawan/dakwatuna/hdn)
Jokowi Salahkan Hujan Sebagai Penyebab Banjir; LSM: Masyarakat Bisa Musyrik, Hujan itu Berkah
dakwatuna.com - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pegiat dan pemerhati lingkungan Walhi menyesalkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menyalahkan hujan dan air rob sebagai penyebab banjir di ibukota.
Walhi menyebut Jokowi musyrik karena sebenarnya hujan yang turun adalah berkah dari Tuhan, bukan jadi biang keladi terjadinya banjir.
“Yang namanya volume air tetap segitu enggak bisa berubah tapi gentongnya ini yang dikurangi. Kalau lama-lama hanya menyalahkan curah hujan nanti masyarakat ini takutnya musyrik, bilang banjir karena Tuhan padahal hujan itu berkah,” ujar Manajer Penanganan Bencana Walhi Nasional Mukri Friatna di Jakarta, Sabtu (18/1/2014), sebagaimana dilansir Tribunnews.
Menurut Mukri, penyebab dari musibah banjir di Jakarta yang sebenarnya adalah beralihnya fungsi hutan yang dijadikan pemukiman atau industri.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DKI Jakarta Asraf Ali menegaskan penanganan banjir memang memerlukan waktu yang cukup lama.
Walau sejauh ini sudah ada perbaikan seperti gorong-gorong dan pengerukan kali, namun masih dinilai belum efektif mengurangi banjir Jakarta.
“Saya kira biar masyarakat yang menilai kinerja gubernur Jokowi dalam memperbaiki infrastruktur banjir di Jakarta. Kalau kinerja gubernur sekarang baik, saya kira banjir tidak akan separah saat ini. Masyarakat yang merasakan,” ujarnya.
Warga Jakarta, kata Asraf, sangat berharap banyak kepada Jokowi untuk menepati janjinya dalam mengurangi dampak banjir.
Saat ini warga Jakarta menagih janji Jokowi pada kampanye 2012 silam yang berjanji mengurangi beban warga yang terkena dampak banjir.
Asraf mengakui, perlu strategi untuk jangka panjang memperbaiki insfrastruktur banjir. Namun untuk jangka pendek dan pengalaman awal tahun lalu seharusnya Pemda DKI sudah bisa merumuskan langkah-langkah antisipasi agar banjir tidak terus melumpuhkan Jakarta.
“Bagi kami fraksi Golkar DKI saat ini bagaimana pemda menangani korban banjir dengan serius. Kalau masalah infrastruktur banjir biar masyarakat yang menilai sendiri,” katanya.
Sebelumnya,saat meninjau lokasi banjir di Kelapa Gading Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjelaskan alasan terjadinya banjir di kawasan perumahan elite tersebut. Salah satunya intensitas hujan yang tak kunjung berhenti dan banjir rob.
“Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik. Problemnya ada di situ,” kata Jokowi. (Tribunnews/Willy Widianto/Hendra Gunawan/dakwatuna/hdn)
0 komentar: