Kiprah Bang Iwan

PILEG 2014, NEGARAWAN MUDA PILIHAN MASYARAKAT

15.42.00 Iwan Wahyudi 0 Comments



"Pemilihan Umum (Pemilu) sudah bukan hal yang baru lagi negeri ini. Pada tahun 2014 yang akan datang ada dua pristiwa bersejarah di negeri ini yaitu Pemilu Kepala Negara dan Pemilu Anggota Legislatif (Pileg) baik di DPRD Kabupaten/kota, Provinsi maupun DPR RI. Berbagai bentuk pemilu pernah dilakukan oleh negeri dengan 250 juta penduduk ini, karena memang bentuk demokrasi kita yang berubah seiring semakin dewasanya negeri ini"

Sangat wajar, rakyat Indonesia menanti setiap perhelatan demokrasi terbesar lima tahun ini. Dimana pada momen ini disamping pemilihan kepala Negara, saat yang sama juga rakyat memilih secara lansung wakilnya untuk duduk di parlemen sebagai perpanjangan tangan rakyak ke pemerintah. Sangat disayangkan, jika momen ini tidak dimanfaatkan dengan baik untuk memilih pemimpin yang mempunyai visi yang visioner, baik di DPRD Kabupaten/kota, Provinsi maupun DPR RI. Tentu dengan harapan ada wajah baru, semangat baru, ide baru, untuk menyonsong perubahan ke arah yang lebih baik.

Iwan Wahyudi adalah salah satu aset peradaban bangsa yang dimiliki Indoensia saat ini,  sosok negarawan muda yang menjadi pembeda dengan calon pemimpin yang lainnya. Nama Iwan Wahyudi, tidaklah asing bagi aktivis mahasiswa di NTB. Iwan Wahyudi, begitulah nama lengkap yang diberikan oleh Ayah dan Bundanya. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 17 Januari 1982 dari pasangan berdarah Mbojo (Bima) Drs H Abdul Muthalib dan Hj Siti Safiah.  Tokoh muda yang satu ini, yang tidak diragukan lagi konsep kepemimpinannya kerena telah banyak makan garam dan mempunyai visi yang visioner. Sewaktu di Pergurun Tinggi negarawan muda ini, pernah mengemban beberapa amanah di antaranya; 

Ketua BEM Unram, Koordinator Pusat BEM NTB Raya, ketua KAMMI NTB. Selain itu, beliau juga aktif di KAMMI Wilayah Jabalnur (Jatim, Bali, NTB dan NTT), dan kini aktif di beberapa lembaga kemasyarakatan dan Ormas Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtra Indoensia (PPNSI) wilayah NTB.

Tokoh yang satu ini, telah mencatat  banyak sejarah dalam lembaran sejarah perjalanan gerakan mahasiswa dan eksistensi di ruang publik tidak menjadi tabuh dan asing lagi. Sosok muda, bersahaja tapi kesungguhan menjadi karakter hidupnya, hal ini terlihat dari moto hidupnya “istiqomah pada kebenaran itu indah”. Sosoknya yang muda, analis dan kritis mengantarkan beliau di amanahkan menjadi duta NTB untuk siap maju dalam Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg) mendatang di kursi DPR RI daerah pemilihan NTB meliputi; (Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Besar, Dompu, Bima dan Kota Bima) melalui Partai Keadilan Sejahtra (PKS) dengan nomor urut 5 (lima).


Dibalik kesibukkannya sebagai Wiraswasta, di usianya yang muda tersebut beliau seorang analis dibeberapa lembaga seperti, Staff Khusus seorang Pimpinan DPRD dari partai yang sama (PKS) di DPRD Propinsi NTB dan beberapa lembaga sosial lainnya. Melalui Partai Keadilan Sejahtera nantinya sejuta harapan dari rakyat NTB bisa diperjuangkan oleh beliau agar terwujudnya masyarakat yang mandiri, makmur dan sejahtra. Tentu, dengan modal Cinta, Kerja dan Harmoni Insya Allah cita-cita mulia tersebut manjadi nyata. Amin.

Kenapa memilih Negarawan muda ?

Secara umum, Negarawan muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Adanya kematangan akal, jasmani, dan perasaan, sangat wajar bila pemuda memiliki potensi besar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pemikiran kritis bayak dimiliki anak muda. Kepekaan yang tinggi terhadap masyarakat sangat di dambakan rakyak. Ibarat katalis yang dapat mempercepat perubahan, atau arsitek yang akan membangn peradaban masa depan. Menjadi Gen Rekombinan yang mampu membuat pembaharuan bagi masyarakat yang berkembang atau memberi jalan untuk memajukan masyarakat yang hidup terkebelakangan.

Seorang pemuda akan selalu bicara mengenai semangat, antusisme, idealisme, perjuangan, kepahlawanan, patriotisme, keja keras, dan pantang menyerah. Dalam berbagai teori dan makalah, mereka disebut sebagai unsur perubahan (agent of change) yang akan melepaskan bangsa yang terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Dan pada saat yang sama, mereka adalah motor penggerak kemajuan ketika negara melakukan proses pembangunan. Baik buruknya nasib bangsa, bergantung pada kondisi pemuda di negeri itu. Dan bahkan peralihan suatu peradaban, juga ada dipundak mereka.

Bila seorang pemuda memimpin, maka ia akan memimpin dengan pengaruh, bukan memimpin dengan kewenangan dan jabatan (otoritas). Itulah alasan mengapa seorang pemuda yang menjadi pemimpin, biasanya akan memiliki pengaruh yang sangat luas, menjadi fenomena populer dikalangan rakyat, sehingga “umur kepemimpinannya” akan berlansung lama dan bermartabat. (msr).

[By, Mansur Amriatul :|Semarang, 09-09-2013]

You Might Also Like

0 komentar: