Goresan Pena
MERAWAT IKATAN HATI
Pagi itu disekitar Universitas Mataram (diluar pagar batas
kawasan tertib Universitas Mataram) tanpa diduga dan sedikit mengagetkan, saya
berjumpa dengan bapak penjual kacang rebus pikulan. Bukan barang jualannya yang
unik, atau rasa makanannya yang khas, semua sama seperti penjual sejenis di
Mataram. Namun bapak ini memutar kembali ingatan jauh lebih dari lima tahun
lalu.
Beliau
penjual kacang rebus pikulan yang selalu menyambangi kami sampai di depan pintu
sektretariat di PKM Unram atau menelusuri lorong Asrama Mahasiswa Unram hingga
ke depan pintu kamar menjajaki jualannya. Menunya sederhana dan biasa saja sama
seperti pedagang serupa yang hilir mudik di Unram : kacang rebus, kacang goreng, tape, singkong/ubi/ketela
rebus, melinjo rebus. Telur puyuh rebus, kacang kedelai rebus, tak jarang juga
membawa pisang rebus atau pisang yang sudah masak.
Keunikan
dari sang bapak penjual kacang rebus ini terletak pada teriakannya menjajakan
dagangan dengan menyebutkannya : Kacang……., tape………,ubi……….. . Kemudian
hari baru saya sadar setelah Obama
berkunjung ke Indonesia, logatnya dan intonasi penjual kacang rebus ini mirip
dengan cara Presiden AS yang anak menteng itu menyebut sate…..bakso……
Buah
dari interaksi sesama manusia adalah penambahan baru daftar nama yang dikenal
lengkap dengan karakternya masing-masing. Interaksi dan perkenalan itu kadang
hanya sesaat dan terlupakan, ada juga interaksi yang sepintas lalu namun
memiliki makna khusus sehingga memiliki daya pengaruh dan melekat dalam ingatan
dalam jangka waktu panjang, ada juga interaksi yang panjang sehingga ia menjadi
nostalgia yang tak dapat dipisahkan dari jalan hidup seseorang kemudian hari.
Ikatan
emosi dan hati yang terbangun dari interaksi social itu yang kemudian melahirkan
kesan yang tak terlupakan, sehingga perlu dirawat agar ia jangan sekedar
numpang lewat dan kisah hidup kita.
GunungSari, 29 Januari 2014
IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com
0 komentar: