Kabar NTB

Pejabat Dikpora Diduga Hamili Guru Sukarela

13.12.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Bima, Bimakini.com.- Oknum pejabat lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima, berinisial BS diduga menghamili guru sukarela salah satu SMP, berinisial IP (29). Korban mengaku pertama kali kenal dengan yang bersangkutan melalui hanphopne (HP).
 
Ditemui di kediaman keluarganya di Kelurahan Rabangodu Selatan, Jum’at (24/1), IP mengaku, pertama kali kenal BS via seluler Januari 2013 lalu. “Saat itu Kepala Sekolah saya menyuruh telepon dia,” akunya pada sejumlah wartawan.

Pada saat itu, IP mengaku, belum pernah bertatap muka langsung dengan B. Tiga hari setelah itu, B menghubingi ke nomornya yang mengira adalah Kepala Sekolah. “Saat itu juga mengajak bertemu di kantornya,” kisahnya.

pertemuan itu siang hari di Dinas Dikpora, malam harinya mengajak korban jalan-jalan. Pada malam itu IP dengan BS makan malam di Mahkota Mawar. Saat itulah BS langsung mengutarakan ajakan untuk pacaran.
BS pun menceritakan tentang statusnya yang sudah duda. Termasuk mengajak berpacaran apa adanya. “Saya katakan mana-mana saja,” ungkapnya.

Hubungan pun terus berlanjut hingga suatu hari BS mengajak ke rumahnya di lingkungan Santi. dirumah itulah pertama kali mereka melakukan hubungan layaknya suami istri. Padahal saat itu BS tidak menjanjikan apapun. “Pertama kali melakukan hubungan itu, tidak tau dipaksa atau ngga. Cuma lakukan gitu saja,” ujarnya.

IP tidak ingat persis sudah berapa kali melakukan hubungan badan dengan BS. Bahkan bisa sampai belasan kali hal itu dilakukan. Seingatnya dalam sebulan tetap melakukan hubungan intim, hingga tiga kali. “Terakhir Desember 2013 lalu,”  katanya.

Buntut atas hubungan terlarang itu, IP berbadan dua. Kini perutnya kian membesar. kehamilan baru diketahuinya September 2013 lalu. “Baru saya sadari hamil saat tahu telat datang bulan,” ucapnya.
Meski telah berbadan dua, hubungan intim terus saja dilakukan. Kehamilan itu juga tidak disampaikannya kepada BS, demikian juga dengan orang tua atau keluarga. Orang pertama yang diinformasikannya tentang kehamilan itu adalah pejabat di Dinas Dikpora Kabupaten Bima, HA.

Setelah mengetahui hamil, BS menghubunginya agar melakukan pemeriksaan secara medis. Seolah tidak percaya akan kehamilannya. “Saya cuma periksa, tapi tidak pernah dampingi dan akui hasilnya,” keluhnya.
Upaya mediasi antara keluarga BS dengan dengan keluarga IP sudah dilakukan beberapa kali, namun tidak membuahkan hasil. “Sudah tiga kali saya cek di Puskesmas maupun di Klinik, hasilnya tetap positif hamil,” ungkapnya.

Saat ini usia kandungan IP sudah memasuki 6 bulan dan terlihat semakin membesar. Kepada bibinya, BS tidak mengakui itu buah dari hubungannya. Karena setiap kali berhubungan intim menggunakan kondom. “Memang beberapa kali berhubungan ada pakai kondom dan sering juga tidak memakai kondom. Ada SMS juga pada saya yang mau nikah hari Jum’at minggu lalu. Saya tunggu di rumah penghulu, tidak juga datang,” ujarnya.

malah, ada SMS BS kepadnya jika takut menikah dengan IP, kuatir jika hartanya akan hilang. Apalagi hasil USG, anak yang ada dalam kandungannya adalah laki-laki. Pesan singkat itu masih disimpannya sampai saat ini.

Sementara itu, BS mengatakan meragukan apa yang diungkapkan oleh IP. Pasalnya, ada banyak keganjilan atas pengakuan tersebut, termasuk tentang kehamilan enam bulan.

Keganjilan itu, kata dia, pada bulan Juli dan Agustus, IP tidak pernah dating ke rumahnya.  Jika kehamilan enam bulan, tentu perbuatan itu dilakukan pada Jlu dan Agustus. Namun kenyataannya tidak ada, hal ini yang  membuatnya ragu. “Saya bukan tidak mau bertanggungjawab, tapi banyak yang  meragukan dari pengakuannya,” ujarnya via hanphone.

BS mengaku baru disampaikan tentang kehamilan itu, 3 Januari 2014. itupun tidak dari yang bersangkutan, melainkan  orang lain. “Kenapa tidak langsung menyampaikannya kepada saya. mengapa harus lewat orang lain. Saya tidak melihat dia sebagai perempuan penakut,” ungkapnya.

Hal lain yang meragukannya lagi, pada 15 Oktober saat Idul Adha, IP meminta diantar lebaran di Sape. Namun meminta agar shalad Id dulu di Wawo dan dipenuhi. “Ketika itu mertua saya di Wawo mengajaknya untuk shalat dan pengakuannya tidak bisa, karena dating bulan,”   herannya.

demikian juga pada November 2013 lalu, pernah menghubungi IP lewat telepon untuk meminta bantuan. Hanya saja menolak, karena mengaku sedang datang bulan. “Kalau memang mengaku  tahu hamil sejak September, mengapa tidak mengatakannya dan justru beberapa kali mengaku sedang datang bulan,” ujarnya.
Pada 6 Desember 2013, ada pesan singkat yang dikirimkan IP kepada BS. Isinya, jika IP kembali kepada mantan pacarnya lagi. Hal ini menambah kecurigaan dan keraguan, bisa saja itu dilakukan dengan pria lain. “SMSnya masih saya simpan sampai saat ini. Saya juga sudah sampaikan ke atasan. Saya sempat Tanya, mengapa kembali ke mantan pacar. alasannya, karena marah kepada saya,” ujarnya.

Bahkan, BS menantang untuk tes DNA. Jika terbukti itu hasil hubungannya, maka akan dinikahinya. “Wajar saya laki-laki meminta bukti, apalagi ini akan jadi istri saya dunia akhirat. Sementara terlalu banyak yang ganjil dari pengakuannya,” ujarnya. (BE.16)

You Might Also Like

0 komentar: