Goresan Pena
MELEJITKAN POTENSI KEBAIKAN DIRI
Dalam diri manusia terdapat 2
potensi yang tidak dapat ditiadakan sama sekali, keduanya hanya dapat
diminimalisir, ditekan atau dikerdilkan dengan satu sama lainnya. Dua hal itu
adalah sisi/potensi kebajikan dan keburukan yang ada dalam diri manusia.
Ketika potensi kebajikan
dibesarkan dan diledakkan dalam bentuk amal, ia secara langsung akan
mempersempit ruang keburukan dalam diri dan membatasi ruang gerak amal
buruk/jahat.
Bagaimana memupuk dan melejitkan
potensi kebajikan dalam diri agar mendominasi sisi buruk yang selalu
membayangi. Sepertinya perlu dicoba 5 hal berikut ini :
1. Membuang
dan menyingkirkan semua pengganggu/penghambat untuk berbuat kebajikan.
Faktor
penghambat kita berbuat kebajikan datang dari dalam diri (internal) dan dari
lingkungan (eksternal). Tak jarang rasa tidak percaya diri dipengaruhi oleh
kekurangan yang ada dalam diri atau lingkungan sekitar. Mungkin kita kurang
beruntung dilahirkan dari keluarga sederhana dan kekurangan, memiliki tingkat
kepintaran tidak diatas rata-rata, terlahir dari keluarga orang biasa saja,
Tinggal dilembah gunung dan tepian pantai yang jauh dari kota.
Rasa yang
mengkerdilkan kepercayaan diri ini yang harus kita singkirkan, ini akan menjadi
factor penghambat melejitkan potensi diri. Hambatan yang berasal dari rasa
tidak percaya diri dari keterbatasan ekonomi dan geografis harus kita buang
jauh-jauh.
2. Menghitung
Potensi diri.
Kita harus
memiliki keyakinan bahwa dari sejuta kelebihan yang dimiliki seorang anak
manusia pasti ada satu kekurangannya dan diantara sejuta kekurangan yang
dimiliki oleh kita pasti ada satu potensi kebaikan yang dianugerahkan oleh-Nya.
Sisihkan sedikit
waktu kita untuk merenung dan menatap diri lebih dalam lagi, bercermin kembali
menggali dan menginventarisir potensi baik yang dimiliki.
3. Temukan
1001 jalan mencapai tujuan.
Setelah
penghambat kita singkirkan dan mutiara potensi yang akan dilejitkan tergenggam,
selanjutnya temukan jalan kesuksesannya.
Buatlah beberapa
alternative jalan kita melangkah menuju kesuksesaan , hal ini penting karena
kita tidak boleh terpaku hanya pada satu jalan saja, perlu ada perencanaan
cadangan ketika jalan utama memiliki hambatan.
Jalan mencapai
tujuan ini harus didasarkan pada potensi diri jangan sekali-sekali didikte oleh potensi-potensi orang lain yang
menggiurkan namun itu bukan sisi kilau mutiara potensi kita.
4. Merajut
asa dalam do’a
Sebagai manusia
luar biasa apalagi manusia biasa, kita memerlukan bantuan dari Sang Pencipta.
Do’a ini penting karena bentuk pengakuan kehambaan dan memiliki kekuatan yang kadang diluar
batas nalar dan logika kemanusiaan dan ilmiah.
Dan do’a adalah
fasilitas yang diberikan-Nya pada semua manusia yang beriman atas segala
pengharapan dan keinginan dalam waktu akan datang.
5. Hadirkan
Ikhlas apapun ketetapan-Nya
Ketika manusia
telah melakukan persiapan yang matang dan sempurna, semua factor penghambat
berhasil disingkirkan dan semua jalan usaha melejitkan potensi telah optimal digunakan tinggal satu yang
harus melekat dalam diri kita, menyandarkan semua urusan pada-Nya dan menerima
dengan lapang dada penuh keikhlasan apapun ketetapan-Nya.
Sang Pencipta
bisa jadi punya skenario tersendiri yang luput dari radar kemanusiaan kita
membaca potensi diri. Setiap ketetapan-Nya walau itu bisa jadi bukan yang kita
harapkan namun itulah yang terbaik untuk diri kita pemberian Sang pencipta yang
Maha Tau sisi potensi baik dan kekurangan kita.
“
Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya
(jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya
(jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya “ (QS. Asy-Syams (91) :
7-10)
Disampaikan
dalam Kajian
Rohis
SMAN 1 Kilo Dompu
Senin,
10 Februari 2014
IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com
0 komentar: