Berita
Pasuruan - Prabowo Subianto, calon presiden (Capres) nomer urut satu itu, menghadiri acara Istighosah dan Silaturrahim Alim Ulama Kiai Se-Jawa Timur, di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al-Yasini, Areng-areng, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jumat (6/6/2014).
Kehadiran Prabowo dalam acara tersebut merupakan salah satu bagian dari safari politiknya ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Malang, Pasuruan, dan Surabaya.
Acara yang digelar di Ponpes Terpadu Al-Yasini pimpinan Kiai Haji Mujib Imron ini dihadiri pula sejumlah kiai kharismatik. Di antaranya KH Nawawi Abdul Jalil, KH Mas Subadar, KH Idris Hamid, KH Moh. Anwar Manshur, KH A Idris Marzuki, KH Abdulloh Bafaqih, KH Nurul Huda Jazuli, KH. Anwar Iskandar, kiyai Miftahul Akhyar, serta para pengasuh Ponpes ternama lainnya di Jawa Timur.
Pada acara itu, Prabowo memberikan sambutannya kepada ribuan ulama dan masyarakat yang hadir. Bahkan, ia sempat menangis terharu dan bicara terpatah-patah saat menyampaikan pidatonya di hadapan ribuan tamu undangan yang hadir.
“Saya sangat terharu, rasanya tidak bisa nahan tangis, karena saya rasakan suatu kepercayaan yang besar yang diletakkan di atas pundak saya. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan,” ujar Prabowo seusai menerima pemberian secara simbolis berupa surban dengan motif kotak-kotak berwarna merah putih dari KH. Mas Subadar.
Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan, dirinya sudah dekat dengan para kiai, sejak dirinya masih muda dan berstatus sebagai seorang prajurit. Hal itu ia lakukan lantaran sebagai seorang prajurit, mau tidak mau harus berhadapan dengan medan perang.
“Pada saat itu, setiap kali saya mau perang. Saya selalu tak lupa menyempatkan diri untuk mohon doa restu kepada para ulama," ucap Prabowo di hadapan para kiai dan ribuan tamu yang hadir.
Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang turut serta mendampingi Prabowo itu menegaskan, kedatangannya ke Ponpes Terpadu Alyasini itu murni untuk memenuhi undangan bukan untuk berkampanye.
"Saya ke sini bukan berkampanye, tapi saya akan memberikan kuliah tentang politik. Tolong ini dicatat bawaslu," kata pria berkacamata itu di hadapan ribuan tamu undangan.
Dalam sambutannya, Mahfud mengatakan, politik merupakan bagian dari kehidupan manusia dan tidak ada seorang pun yang bisa lepas dari politik. "Begitu Anda lahir, Anda sudah bergabung dengan organisasi tertinggi yakni negara. Tidak ada seorangpun yang hidup tanpa terikat oleh politik," ucapnya.
Kiai Anwar Iskandar, salah satu ulama dari Kediri juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa dukungan para kiai kepada Prabowo itu bukan tanpa syarat atau langsung diputuskan dengan mudah.
"Kami telah melakukan rapat berkali-kali untuk membahas sikap politik NU menghadapi pilpres. Hingga akhirnya, para kiai yang berasal dari Jatim, Jateng, dan Jakarta telah sepakat bahwa dasar dasar paling pokok di dalam menggunakan hak pilihnya pada pilpres mendatang, dasarnya adalah kepentingan bangsa Indonesia. Karena itu kami sepakat, memilih pemimpin yang dinilai bisa mengatasi masalah-masalah di Indonesia. Dan Insya Allah, hari ini kita sudah ditunjukan," pungkasnya. (inilah)
Prabowo Menangis di Depan Ribuan Kiai Jawa Timur
Pasuruan - Prabowo Subianto, calon presiden (Capres) nomer urut satu itu, menghadiri acara Istighosah dan Silaturrahim Alim Ulama Kiai Se-Jawa Timur, di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al-Yasini, Areng-areng, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jumat (6/6/2014).
Kehadiran Prabowo dalam acara tersebut merupakan salah satu bagian dari safari politiknya ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Malang, Pasuruan, dan Surabaya.
Acara yang digelar di Ponpes Terpadu Al-Yasini pimpinan Kiai Haji Mujib Imron ini dihadiri pula sejumlah kiai kharismatik. Di antaranya KH Nawawi Abdul Jalil, KH Mas Subadar, KH Idris Hamid, KH Moh. Anwar Manshur, KH A Idris Marzuki, KH Abdulloh Bafaqih, KH Nurul Huda Jazuli, KH. Anwar Iskandar, kiyai Miftahul Akhyar, serta para pengasuh Ponpes ternama lainnya di Jawa Timur.
Pada acara itu, Prabowo memberikan sambutannya kepada ribuan ulama dan masyarakat yang hadir. Bahkan, ia sempat menangis terharu dan bicara terpatah-patah saat menyampaikan pidatonya di hadapan ribuan tamu undangan yang hadir.
“Saya sangat terharu, rasanya tidak bisa nahan tangis, karena saya rasakan suatu kepercayaan yang besar yang diletakkan di atas pundak saya. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan,” ujar Prabowo seusai menerima pemberian secara simbolis berupa surban dengan motif kotak-kotak berwarna merah putih dari KH. Mas Subadar.
Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan, dirinya sudah dekat dengan para kiai, sejak dirinya masih muda dan berstatus sebagai seorang prajurit. Hal itu ia lakukan lantaran sebagai seorang prajurit, mau tidak mau harus berhadapan dengan medan perang.
“Pada saat itu, setiap kali saya mau perang. Saya selalu tak lupa menyempatkan diri untuk mohon doa restu kepada para ulama," ucap Prabowo di hadapan para kiai dan ribuan tamu yang hadir.
Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang turut serta mendampingi Prabowo itu menegaskan, kedatangannya ke Ponpes Terpadu Alyasini itu murni untuk memenuhi undangan bukan untuk berkampanye.
"Saya ke sini bukan berkampanye, tapi saya akan memberikan kuliah tentang politik. Tolong ini dicatat bawaslu," kata pria berkacamata itu di hadapan ribuan tamu undangan.
Dalam sambutannya, Mahfud mengatakan, politik merupakan bagian dari kehidupan manusia dan tidak ada seorang pun yang bisa lepas dari politik. "Begitu Anda lahir, Anda sudah bergabung dengan organisasi tertinggi yakni negara. Tidak ada seorangpun yang hidup tanpa terikat oleh politik," ucapnya.
Kiai Anwar Iskandar, salah satu ulama dari Kediri juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa dukungan para kiai kepada Prabowo itu bukan tanpa syarat atau langsung diputuskan dengan mudah.
"Kami telah melakukan rapat berkali-kali untuk membahas sikap politik NU menghadapi pilpres. Hingga akhirnya, para kiai yang berasal dari Jatim, Jateng, dan Jakarta telah sepakat bahwa dasar dasar paling pokok di dalam menggunakan hak pilihnya pada pilpres mendatang, dasarnya adalah kepentingan bangsa Indonesia. Karena itu kami sepakat, memilih pemimpin yang dinilai bisa mengatasi masalah-masalah di Indonesia. Dan Insya Allah, hari ini kita sudah ditunjukan," pungkasnya. (inilah)
0 komentar: