Berita
BANDUNG - Pada Kamis 17 Juli 2014 ini, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menerima Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam Bidang Ketatanegaraan Islam (Siyasah SyarÃyyah) dari Universitas Islam Nasional (UIN) Bandung.
Gelar kehormatan ini diberikan kepada Ahmad Heryawan karena kontribusinya yang nyata untuk bangsa dan negara di bidang ketatanegaraan Islam DI IndonEsia, baik melalui jabatannya sebagai gubernur maupun aktivitas pribadi dalam dakwah dan aktivitasnya di dunia politik.
Penganugerahan gelar kehormatan ini dilaksanakan di Auditorium UIN Bandung, Jl. A.H. Nasution 105 Bandung, yang dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dari kalangan pemerintahan, partai politik, dan para akademisi.
Promotor penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut terdiri dari tiga guru besar, yaitu Prof. Dr. H. Juhaya S. Praja, sebagai ketua promotor (UIN Bandung), sedangkan co-promotor adalah Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., (UIN Jakarta), MA dan Prof. Dr. Oyo Sunaryo Mukhlas, M.Si. (UIN Bandung), dan Prof. Dr. H. Moh. Najib, M.Ag., (UIN Bandung).
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan Pada tahun 2011 juga telah menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Youngsan University Korea Selatan, dalam Bidang Bisnis Administrasi.
Dalam kesempatan itu Ahmad Heryawan menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul, Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan Menuju Masyarakat Madani Berdaya Saing Tinggi.
Menurut Ahmad Heryawan, tranformasi paradigma merupakan perbaikan cara pandang dan sikap terhadap sesuatu untuk melahirkan percepatan perbaikan kualitas tanpa harus melakukan perubahan secara drastis.
Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan merupakan bagian dari ikhtiar meretas jalan menuju tatanan masyarakat madani berdaya saing tinggi, yang memiliki empat dimensi: nilai dan karakter, keseimbangan duniawi dan ukhrowi, kesejahteraan, dan harmoni alam-manusia. Proses transformasi mengedepankan pendidikan masyarakat secara terstruktur dan bersistem, yang mampu membangun jejaring kemajuan secara global, serta penekanan akan pentingnya keyakinan diri untuk mencapai keberhasilan.
Dalam upaya mewujudkan masyarakat madani berdaya saing tinggi, diperlukan empat tema besar strategi transformasi paradigma tata kelola pemerintahan. Pertama, paradigma kesisteman tata kelola. Kedua, paradigma kepemimpinan dan birokrasi. Ketiga, paradigma kesiapan masyarakat dalam beradaptasi, dan keempat, yaitu paradigma kelembagaan; ditopang dengan kemampuan kolektivitas yang pandai melahirkan kreasi bersama, dan pandai beradaptasi secara tepat dalam perubahan pola pikir bersifat kontekstual, serta gaya hidup mandiri dan pandai mengatur diri.
Membangun masyarakat madani berdaya saing tinggi, perlu ditopang dengan dua pilar penting yaitu nilai-nilai wahyu keagamaan (ulum), dan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi (funun). Kedua pilar penting tersebut sebagai landasan untuk memiliki keberanian dan konsistensi semua pihak dalam melakukan transformasi paradigma secara menyeluruh dan berimbang, yaitu serangkaian transformasi paradigma sebagai hasil formulasi pembangunan keagamaan (IMTAQ) dan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menuju kondisi ideal tatanan masyarakat madani di masa depan.
Dalam rangka menjamin terlaksananya transformasi paradigma pemerintahan menuju masyarakat madani berdaya saing tinggi, dibutuhkan lima komitmen utama, yaitu: komitmen individu, komitmen multi pihak, komitmen pimpinan diseluruh tingkatan birokrasi, komitmen membangun generasi penerus yang handal dan terpercaya, dan komitmen menggalang kebersamaan untuk maju dan berkembang.
Transformasi paradigma tata kelola pemerintahan, perlu diimbangi dengan upaya luar biasa yang bersifat terobosan, dalam peningkatan daya saing bangsa. Dengan demikian harus bergegas untuk menyelesaikan tujuh tantangan besar bangsa: melahirkan negarawan, melahirkan pemikir-pemikir besar, melahirkan pengusaha-pengusaha besar, melahirkan pemimpin nasional, melahirkan tokoh agama dan tokoh masyarakat, menciptakan sistem Indonesia multi akses, dan melaksanakan transformasi Indonesia menjadi negara berbudaya industri.
Buku Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan Menuju Masyarakat Madani Berdaya Saing Tinggi memberikan gambaran dan pembelajaran dari praktek baik tata kelola Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dengan harapan dapat memandu dan memberi inspirasi bagi para pembaca untuk merespon tantangan dan harapan pembangunan kesejahteraan masyarakat, demikian Heryawan.
*sumber: http://jawabaratnews.com/ahmad-heryawan-peroleh-gelar-doktor-kehormatan/
Aher Peroleh Gelar Doktor Kehormatan Ketatanegaraan Islam
BANDUNG - Pada Kamis 17 Juli 2014 ini, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menerima Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam Bidang Ketatanegaraan Islam (Siyasah SyarÃyyah) dari Universitas Islam Nasional (UIN) Bandung.
Gelar kehormatan ini diberikan kepada Ahmad Heryawan karena kontribusinya yang nyata untuk bangsa dan negara di bidang ketatanegaraan Islam DI IndonEsia, baik melalui jabatannya sebagai gubernur maupun aktivitas pribadi dalam dakwah dan aktivitasnya di dunia politik.
Penganugerahan gelar kehormatan ini dilaksanakan di Auditorium UIN Bandung, Jl. A.H. Nasution 105 Bandung, yang dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dari kalangan pemerintahan, partai politik, dan para akademisi.
Promotor penganugerahan gelar doktor kehormatan tersebut terdiri dari tiga guru besar, yaitu Prof. Dr. H. Juhaya S. Praja, sebagai ketua promotor (UIN Bandung), sedangkan co-promotor adalah Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., (UIN Jakarta), MA dan Prof. Dr. Oyo Sunaryo Mukhlas, M.Si. (UIN Bandung), dan Prof. Dr. H. Moh. Najib, M.Ag., (UIN Bandung).
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan Pada tahun 2011 juga telah menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Youngsan University Korea Selatan, dalam Bidang Bisnis Administrasi.
Dalam kesempatan itu Ahmad Heryawan menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul, Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan Menuju Masyarakat Madani Berdaya Saing Tinggi.
Menurut Ahmad Heryawan, tranformasi paradigma merupakan perbaikan cara pandang dan sikap terhadap sesuatu untuk melahirkan percepatan perbaikan kualitas tanpa harus melakukan perubahan secara drastis.
Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan merupakan bagian dari ikhtiar meretas jalan menuju tatanan masyarakat madani berdaya saing tinggi, yang memiliki empat dimensi: nilai dan karakter, keseimbangan duniawi dan ukhrowi, kesejahteraan, dan harmoni alam-manusia. Proses transformasi mengedepankan pendidikan masyarakat secara terstruktur dan bersistem, yang mampu membangun jejaring kemajuan secara global, serta penekanan akan pentingnya keyakinan diri untuk mencapai keberhasilan.
Dalam upaya mewujudkan masyarakat madani berdaya saing tinggi, diperlukan empat tema besar strategi transformasi paradigma tata kelola pemerintahan. Pertama, paradigma kesisteman tata kelola. Kedua, paradigma kepemimpinan dan birokrasi. Ketiga, paradigma kesiapan masyarakat dalam beradaptasi, dan keempat, yaitu paradigma kelembagaan; ditopang dengan kemampuan kolektivitas yang pandai melahirkan kreasi bersama, dan pandai beradaptasi secara tepat dalam perubahan pola pikir bersifat kontekstual, serta gaya hidup mandiri dan pandai mengatur diri.
Membangun masyarakat madani berdaya saing tinggi, perlu ditopang dengan dua pilar penting yaitu nilai-nilai wahyu keagamaan (ulum), dan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi (funun). Kedua pilar penting tersebut sebagai landasan untuk memiliki keberanian dan konsistensi semua pihak dalam melakukan transformasi paradigma secara menyeluruh dan berimbang, yaitu serangkaian transformasi paradigma sebagai hasil formulasi pembangunan keagamaan (IMTAQ) dan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menuju kondisi ideal tatanan masyarakat madani di masa depan.
Dalam rangka menjamin terlaksananya transformasi paradigma pemerintahan menuju masyarakat madani berdaya saing tinggi, dibutuhkan lima komitmen utama, yaitu: komitmen individu, komitmen multi pihak, komitmen pimpinan diseluruh tingkatan birokrasi, komitmen membangun generasi penerus yang handal dan terpercaya, dan komitmen menggalang kebersamaan untuk maju dan berkembang.
Transformasi paradigma tata kelola pemerintahan, perlu diimbangi dengan upaya luar biasa yang bersifat terobosan, dalam peningkatan daya saing bangsa. Dengan demikian harus bergegas untuk menyelesaikan tujuh tantangan besar bangsa: melahirkan negarawan, melahirkan pemikir-pemikir besar, melahirkan pengusaha-pengusaha besar, melahirkan pemimpin nasional, melahirkan tokoh agama dan tokoh masyarakat, menciptakan sistem Indonesia multi akses, dan melaksanakan transformasi Indonesia menjadi negara berbudaya industri.
Buku Transformasi Paradigma Tata Kelola Pemerintahan Menuju Masyarakat Madani Berdaya Saing Tinggi memberikan gambaran dan pembelajaran dari praktek baik tata kelola Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dengan harapan dapat memandu dan memberi inspirasi bagi para pembaca untuk merespon tantangan dan harapan pembangunan kesejahteraan masyarakat, demikian Heryawan.
*sumber: http://jawabaratnews.com/ahmad-heryawan-peroleh-gelar-doktor-kehormatan/
0 komentar: