Kabar NTB

Gubernur NTB Tegur Membaca Al-Qur'an dengan Langgem Sasak Tak Sesuai Syar’i

06.37.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

MATARAM, Pos Bali – Langgem Sasak yang dibacakan oleh Ust.Safriyanto pada peluncuran buku Mudjitahid mendapat kritikan dari Gubernur NTB TGH. Zainul Majdi, MA. Pembacaan langgem tersebut tidak sesuai dengan tata cara membaca Al-Quran sehingga menyimpang dari aturan agama.

   “Saya rasa qori yang membaca Al-quran tadi sudah menyesuaikan dengan tajwid, saya sangat mengapresiasi. Namun saat pembacaan langgem tadi setidaknya saya menemukan ada 10 tajwid yang salah, jadi harus lebih diperhatikan. Selain itu janganlah kita membaca Al-Quran yang tidak sesuai dengan tata cara membaca yang disyari’atkan,” ungkap Gubernur NTB TGH.Zainul Majdi, MA, di Mataram, Sabtu (13/6).

     Menanggapi hal tersebut, Ust.Sufriyanto membantah langgem sasak yang ia bacakan tidak sesuai syar’i.
   “Langgem sasak ini sudah lama ada di Lombok sejak nenek moyang kita, bukan hanya langgem jawa saja. Namun orang dulu belum begitu memahami tajwid. Kalau sekarang pembacaan langgem ya kita sesuaikan dengan tajwid agar tidak salah. Pembacaan langgem ini akan terus kita lakukan dan akan dilestarikan,” kata Ust. Safriyanto.

   Langgem sasak memiliki dasar dari hadist Nabi yang menyuruh umat untuk membaca Al-Quran dengan hiasan-hiasan yang indah namun tidak melupakan tajwid. Ust.Sufriyanto menyatakan banyaknya ulama yang membaca langgem dengan berbagai jenis namun tetap diperbolehkan.

   Langgem adalah salah satu cara umat islam menyebarkan agama islam di Pulau Jawa pada zaman dahulu, namun hingga saaat ini langgem jawa tetap dilestarikan sehingga menginspirasi  beberapa pemangku agama suku Sasak untuk melestarikan pembacaan langgem dengan adat Sasak.

   Sedangkan Ketua MUI NTB, Prof.Saiful Muslim, mengemukakan akan mengkaji laggem sasak tersebut. “Ini kan agama dan budaya, sulit untuk langsung berkomentar, mudah-mudahan semua berjalan dengan baik, apalagi Al-Quran ini bukan lagu-lagu. Ia sudah punya tata caa membacanya sendiri. Tapi kan ini budaya. Pokoknya nanti akan kita kaji lagi,” katanya. iga

You Might Also Like

0 komentar: