Tulisan

MENGENAL MEREKA DALAM PERTALIAN SAUDARA, DIBALIK TENDENSI POLITIK BIMA HARI INI (Bag II)

02.23.00 Iwan Wahyudi 0 Comments

Foto Rangga Babuju.
(Kami Dalam Foto Bersaudara meski kami beda Pilihan Politik dan biasanya kami diskusikan untuk saling menguatkan)
-
Saya memulai tulisan ini dengan niat dan tujuan agar kita sebagai pembaca memahami betul sisi politik itu sesungguhnya beda dengan sisi sosial keseharian dalam kehidupan yang sesungguhnya. Ada benarnya ketika sebagian orang mengatakan, dalam percaturan politik, Kawan menjadi lawan dan lawan kerap menjadi kawan. Sebagian lagi mengatakan bahwa politik pada praktisnya adalah sebuah dagelan saja, tidak lebih dan tidak demikian pada nyatanya.

Melanjutkan catatan Bagian I kemarin (Klik: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1119504444730562&set=a.208966809117668.62538.100000130513497&type=1&ref=notif&notif_t=comment_mention), pada bagian II ini saya ingin menggambarkan bagaimana Indahnya kebersamaan dan persaudaraan Umi Dinda, sapaan akrab Hj Dinda Damayanti Putri, kandidat yang berpasangan dengan Drs. H. Dahlan Nor, dengan para Kandidat politik lainnya dalam Pilkada Kab Bima 2015

Hubungan persahabatan, persaudaraan dan profesi dengan Drs. H. Syafruddin, M.Pd, MM sudah saya jelaskan pada bagian I yang lalu. Sedangkan Hubungan Umi Dinda dengan Drs. H. Masykur HMS (Calon wakil dari H. Syafru) bukanlah sekedar hubungan persaudaraan biasa maupun sekedar profesi, namun sudah seperti keluarga. Bagaimana tidak, H. Masykur adalah pejabat yang bisa dibilang ‘Tangan kanan’ nya mendiang Ferry Zulkarnaen (Suami dari Umi Dinda), saat menjabat sebagai Bupati sejak tahun 2005. H. Masykur adalah Sekda Kab Bima pada masa mendiang Ferry Zulkarnaen, juga pernah menjadi kepada BPMDes Kab Bima.

Kedekatan Istri dari H. Masykur dengan Umi Dinda bukan saat ini saja, tetapi sudah berlangsung lama. Apalagi, terkait banyak persoalan internal Birokrasi pada masa kepemimpinan mendiang Ferry, kerap didiskusikan bersama dengan Umi Dinda. 10 tahun, hubungan mereka terbangun akrab dan tidak lah mudah dengan hanya karena politik Pilkada kemudian merusak tatanan keakraban Umi Dinda dan H. Masyur. Apalagi, H.Masykur menjadi Caleg tahun 2014 lalu atas permintaan Umi Dinda dalam rangka meraih ET (elementary Tresure) untuk Golkar Kab Bima. 10 Tahun dalam kebersamaan yang akrab.

Demikian pula Umi Dinda dengan Ady Mahyudi, meskipun secara Profesi, jarang bertemu dan bertatap muka. Namun Istri Ady Mahyudi, kanda Murni, yang saat ini menjadi Ketua DPRD Kab Bima dan Umi Dinda sebagai Wakil Ketua DPRD Kab Bima. Tentu kebersamaan mereka di DPRD jika dihitung dari bulan pelantikan (September 2014) tentu sudah hampir 1 tahun mereka bersama dalam berbagai aktifitas pembangunan Bima. Hubungan Umi Dinda melalui Ibu Murni mempengaruhi komunikasi dan Interaksi Ady Mahyudi dengan umi Dinda.

Belum lagi hubungan Ady Mahyudi melalui mendiang Ferry Zulkarnaen semasa menjabat sebagai Bupati Bima, kerap saling berkomunikasi dalam berbagai urusan daerah. Sebab Ady Mahyudi adalah Wakil Ketua DPRD Kab Bima pada saat itu. Tentu hubungan kedekatan profesi ini juga mempengaruhi kedekatan dengan Umi Dinda sebagai Istri mendiang Ferry. Sehingga kita semua tidak bisa menafsirkan bahwa antara Ady dan umi Dinda adalah dua sosok yang dapat dipisahkan dengan mudah dalam urusan pembangunan daerah Bima. Apa yang diketahui oleh Ady tentu juga diketahui oleh umi Dinda, demikian pula sebaliknya meskipun tidak dalam semua hal.

Adapun kedekatan Umi Dinda dengan Zubair (Pasangan Wakil dari Ady Mahyudi) bukanlah kedekatan baru-baru ini. Drs Zubair HAR terangkat menjadi kepala Dinas Dikpora dari seorang Kepala Sekolah di SMUN 1 Sanggar pada masa mendiang Ferry Zulkarnaen menjadi Bupati. Dan Zubair menjadi kadis Dikpora Kab Bima selama 7 Tahun. Saya masih ingat bagaimana Zubair berjuang habis-habisan untuk kemenangan FERSY tahun 2010 yang lalu. Jabatan dipertaruhkan, demikian pula posisi Zubair sebagai Ketua PPK Kec Sanggar pada tahun 2005 merangkap sebagai ‘Tim Bayangan’ dari mendiang Ferry berpasangan dengan Usman AK pada masa itu.

Hubungan ini terus terjalin hingga Zubair dianggap sebagai Saudara mendiang Ferry pada periode ke II Ferry menjadi Bupati. Tentu berpengaruh secara signifikan dengan Umi Dinda sebagai istri mendiang Ferry. Hampir tiap hari Zubair mendampingi mendiang Ferry pada berbagai acara pemerintahan. Zubair masuk dalam lingkaran Pandopo pada masa itu. sehingga secara emosional antara Umi Dinda dan Zubair, tidak dapat dipisahkan dengan mudah hanya karena urusan politik Pilkada seperti ini. Semua orang tahu, bahwa Jasa mendiang Ferry Zulkarnaen tidak dapat dibayar dengan uang oleh Zubair. Kedekatan tersebut adalah kedekatan yang memang terbangun secara sadar.

Lalu bagaimana hubungan kedekatan Umi Dinda dengan Calon yang mengambil Jalur Independent..? saya tidak tahu banyak. Namun yang pasti, Pak Hamid, pasangan wakil dari Khayir ini adalah mantan Camat Sape pada masa mendiang Ferry Zulkarnaen menjadi Bupati. Hubungan atasan dan bawahan inilah yang membuat Umi Dinda juga mengenal dan akrab dengan Hamid.

LALU, kita sebagai warga Bima kota maupun kabupaten bersemangat secara tidak sadar melakukan berbagai Black Compage (Kampanye terselubung) tentang mereka mengakibatkan kita sebagai warga gontok-gontokan. Padahal sesungguhnya mereka masing-masing mengetahui kelebihan dan kekurangan kandidat lainnya. Tidak perlu lah kita kemudian menjadi simpatisan Fanatik, lalu membentuk diri sebagai bagian dari massa militan. Apa faedahnya..??? Mereka para kandidat itu, tidak akan mungkin saling menjatuhkan sedemikian ekstrim seperti apa yang dilakukan oleh para Simpatisannya. Sekali lagi mereka itu saudara yang sama-sama paham mana sisi kekuatan dan kelemahan saudaranya yang lain sebagai pesaing politik mereka.

IRONI nya, kita sebagai pemilih membuat gap (permusuhan/perbedaan) dengan saudara kita yang lain hanya karena beda pilihan. Mereka (Para Kandidat), jika kalah, mereka sudah memiliki Komitment yang dibangun sebelumnya. Bisa proyek pembangunan, bisa jabatan tertentu, bisa pula hal lain yang memang sudah dinegosiasikan sebelumnya.

Lha, kita, sudah buat Gap dengan saudara sendiri, hidup tetap menjadi Petani, Tukang ojek, Nelayan atau pengusaha kecil-kecilan. Dikasih materi karena sudah loyal oleh kandidat yang kita bela habis-habisan pun tidak. Lalu apa yang ingin dicapai…? Permusuhan…? Dendam…? Balas Jasa..? Paket proyek…? Uang capek…? Itu semua sudah tidak berlaku diera ini.

Permusuhan dengan saudara kita yang lain karena beda pilihan hanya akan membuat kita stroke dan anemia karena selalu kepikiran. Dendam…?? Apa manfaatnya..? malah akan mempersempit hubungan kemitraan kita dengan banyak orang lain hanya karena hubungan kedekatan dengan orang yang kita dendami. Paket Proyek…?? Di Era ini, rata-rata Paket Proyek sudah Online bro…. Ada paket-paket PL (penunjukan langsung), tapi apa yang bisa didapat bila di era ini, hampir semua uang Negara sudah ber-'Status' real Coast..?? kecuali siap-siap masuk penjara. Uang Capek…? Maksudnya berharap dikasih uang untuk dirikan Posko..? Posko sudah dilarang oleh PKPU bro…

Ayo, kita menjadi pemilih cerdas saja. Ajak orang tua, saudara, saudari, sobat, sahabat, dan orang-orang sekitar kita untuk menjadi ‘penjembatan informasi politik’ yang baik. Menjadi Pencerah yang baik lebih bermanfaat daripada mengharapkan sesuatu imbalan akibat kita mati-matian menjadi simpatisan yang fanatilk dan mati-matian menjatuhkan calon lainnya, sehingga kita mati-matian sakit hati karena ujung-ujungnya kalah atau menang tapi tidak dianggap. Jangan salah bro, mereka (Para Kandidat) sudah bersahabat dan dekat secara profesi dan emosional sebelum kita berkenalan dengan mereka yang kita perjuangkan mati-matian dengan pola Fanatisme Salah Kaprah…!!!
(BERSAMBUNG)

======
SHARE STATUS INI AGAR LEBIH BANYAK YANG MENYADARI DAGELAN-DAGELAN POLITIK DIPANGGUNG NYATA KITA.....!!!
======
-
-
‪#‎Makin_malam_Kota_Matara‬ Makin sepi, 30 Juli 2015

You Might Also Like

0 komentar: