Berita
Para Politisi Tanggapi Keputusan Politik NW
Mataram (Suara NTB) –
Keputusan Nahdlatul Wathan (NW) menetapkan Rektor Universitas
Hamzanwadi, Dr.Hj.Siti Rohmi Djalilah untuk maju pada Pilgub NTB 2018
mempengaruhi peta politik di NTB. Setidaknya, Partai Golkar menunda
menetapkan pendamping H.Suhaili FT untuk bertarung pada Pilgub
mendatang. Sedangkan bakal calon (balon) Gubernur NTB,
Dr.Zulkieflimansyah mengapresisasi keputusan yang diambil NW.
Dikonfirmasi
Suara NTB, Jumat, 7 Juli 2017 kemarin, Dr. Zul – demikian Dr. H.
Zulkieflimansyah biasa disapa– menyampaikan apresiasinya atas keputusan
yang sudah dilahirkan NW, Kamis, 6 Juli 2017 lalu. Menurut Dr. Zul,
tokoh-tokoh yang telah resmi mendapatkan dukungan dari NW tersebut
merupakan tokoh-tokoh dengan reputasi dan kapasitas yang cukup teruji.
‘’Nama-nama yang diumumkan kemarin itu yang punya kapasitas dan layak
(untuk didukung),’’ ujar pendiri Universitas Teknologi Sumbawa ini.
Dr.
Zul menegaskan, sejauh ini dirinya masih terus memaksimalkan proses
komunikasi untuk mendorong tercapainya kesepakatan awal, yaitu
menduetkan dirinya dengan Rohmi di Pilkada NTB 2018. ‘’Semua mesin kita
masih difokuskan untuk memastikan rencana semula, yaitu tercapainya duet
Zul – Rohmi di Pilkada NTB,” tegas Dr. Zul.
Saat
ditanya soal kemungkinan ia menjalin komunikasi dengan pihak lain? Dr.
Zul juga tak menampiknya. Menurut politisi PKS ini, dirinya tak
membatasi komunikasi politik hanya dengan kelompok tertentu. ‘’Dengan
siapa saja kita bisa berkomunikasi. Kita tidak boleh membiarkan Pilkada
ini memutus silaturahmi kita dengan pihak lain,’’ pungkasnya.
Tunda Tetapkan Pendamping
Sementara itu, Partai Golkar yang telah menetapkan Ketua DPD Partai Golkar NTB, H. Suhaili FT sebagai balon Gubernur NTB, dari jauh-jauh hari ternyata menunda menetapkan balon Wakil Gubernur NTB. Alasannya, Golkar tidak ingin terburu-buru, mengingat waktu untuk mencari pasangan masih cukup panjang.
Sementara itu, Partai Golkar yang telah menetapkan Ketua DPD Partai Golkar NTB, H. Suhaili FT sebagai balon Gubernur NTB, dari jauh-jauh hari ternyata menunda menetapkan balon Wakil Gubernur NTB. Alasannya, Golkar tidak ingin terburu-buru, mengingat waktu untuk mencari pasangan masih cukup panjang.
Hal itu ditegaskan Ketua
Harian DPD I Partai Golkar NTB, H. Misbach Mulyadi kepada Suara NTB,
Jumat kemarin. Menurutnya, Golkar masih memiliki banyak waktu, sehingga
Golkar tidak memasang target harus menetapkan pendamping cepat-cepat.
‘’Kan
pendaftaran nanti Januari tahun depan (2018). Nah ini baru bulan
berapa? Kan baru bulan Juli. Jadi ini kan masih lama. Makanya belum ada
target dalam waktu dekat, masih bangun komunikasi dulu,’’ jelas Misbach.
Apakah
perubahan sikap Golkar untuk tidak menentukan calon pendamping Suhaili
dalam waktu dekat, karena NW dan Partai Demokrat belum memberikan sikap
tegas pada Hj.Siti Rohmi Djalilah, apakah sebagai balon gubernur atau
balon wakil gubernur? Melihat cara NW dan Demokrat masih menunggu waktu
dua bulan lagi untuk memberikan kepastian, mengindikasikan bahwa
Demokrat masih berharap dalam waktu dua bulan tersebut, NW dan Demokrat
mampu mendongkrak elektabilitas Rohmi. Sehingga jika mampu meningkat
elektabilitasnya, otomatis Rohmi akan ditetapkan sebagai balon gubernur.
Menanggapi
hal itu, Misbach menganggap bahwa sikap Demokrat tersebut sebagai
sesuatu hal yang wajar. Sebab semua partai berhak untuk menonjolkan
kadernya. ‘’Ndak ada masalah. Itu wajar saja setiap partai menonjolkan
kadernya. Tapi kan untuk menentukan itu semua ada prosesnya. Jadi
semuanya itu sah-sah saja untuk mengangkat kadernya. Apakah mau satu
(balon gubernur) atau dua (balon wakil gubernur), biasa saja itu,’’
katanya.
Bagi Golkar, bahwa Golkar
sudah final tetapkan Suhaili sebagi balon Gubernur NTB. Sehingga Golkar
hanya tinggal cari wakil saja. Dalam rangka itu, Golkar membuka
komunikasi politik dengan sejumlah partai, termasuk Partai Demokrat.
‘’Yang
penting kita saling komunikasi dengan partai. Kita masih komunikasi
terus dan sampai saat ini belum ada kata sepakat. Hanya saja kita saling
dalami kemungkinannya. Jadi komunikasi dengan partai lainnya masih
biasa saja lah,’’ ujarnya.
Golkar juga
tidak kaku hanya membuka keran komunikasi politik dengan satu partai.
Misbach mengaku, bahwa Golkar telah membuka komunikasi dengan banyak
partai. Dari komunikasi itu dijajaki koalisi. Meskipun hasilnya masih
belum tentu mencapai kesepakatan, termasuk dengan Demokrat sendiri.
‘’Semua
partai kita buka komunikasi. Karena soal finalnya kan ada prosesnya.
Dia akan mengerucut, siapa sama siapa nanti di akhir-akhir akan ada
kepastian. Jadi ini masih berlangsung dinamis. Karena setiap partai
tentu ingin bergabung mesti ada semacam tawar-menawar, sehingga ketemu
kesamaan,’’ jelasnya.
Dikonfirmasi
terpisah, Ketua Dewan Tanfiziyah Pengurus Besar (PB) NW, Dr. TGH. M.
Zainul Majdi kepada wartawan usai mengikuti salat Jumat di Masjid Agung
Darussalam, Kompleks KTC, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB),
Jumat, 7 Juli 2017 kemarin, mengatakan Siti Rohmi sebagai bakal calon
dari NW, tidak mutlak harus menempati posisi balon gubernur. Tetapi juga
bisa sebagai balon wakil gubernur.
‘’Kalau
NW di Pilgub masih terbuka untuk calon nomor satu atau nomor dua. Itu
nanti kita lihat tergantung hasil survei,’’ katanya.
Ia
menyatakan, pasangan calon yang akan diusung di Pilkada NTB baru
diketahui secara jelas di bulan Januari 2018 mendatang. Saat itu para
pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). ‘’Kita masih
ada jeda waktu sekitar 6 bulan sampai Januari. Dan ini berproses terus
sampai nanti kita bawa ke KPUD untuk mendaftar,’’ ujar TGB.
TGB
mengungkapkan, pihaknya masih terus menjalin komunikasi dengan semua
pihak. ‘’Komunikasi tetap kita jalin dengan berbagai pihak sebelum
akhirnya dilakukan penetapan,’’ sambungnya.
(aan/ndi/bug)
(aan/ndi/bug)
Sumber : http://www.suarantb.com
0 komentar: