Artikel,
24 [SEDEKAH KATA]
Kata bukan hanya kumpulan huruf yang kemudian tertutur lewat lisan atau tertulis melalui ujung pena semata, tapi sesungguhnya ia mewakili ungkapan perasaan, isi jiwa, kedalaman pesan dan kejernihan hati.
Kata atau ucapan yang baik akan berdampak pada diri penuturnya, tapi juga akan bermanfaat bagi orang lain. Kata yang baik akan menimbulkan ketenangan jiwa, energi yang menggerakan dan daya dorong orang untuk melakukan kebaikan dan bersama kebaikan. Sedangkan kata yang isinya keburukan akan mendatangkan keburukan, seperti caci-maki, celaan, ghibah, sumpah-serapah, namimah (adu domba), kebohongan, penipuan, berita hoax dan seterusnya.
“Seorang mukmin bukalah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang kotor ucapannya.” (HR. Bukhari).
Kata-kata yang baik terutama kepada orang lain, berarti telah memberi sedekah padanya. Sedekah tak selamanya berupa materi, tapi dapat berupa orang lain mendapat efek manfaat kebaikan dari ucapan kita. Selain itu ucapan yang baik adalah salah satu bentuk sedekah yang amat dicintai Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada sedekah yang paling utama selain ucapan yang baik.” (HR. Al-Baihaqi). Pada hadits yang lain, beliau saw juga bersabda, “Tidak ada sedekah yang paling dicintai oleh Allah, selain ucapan yang baik.” (HR. Al-Baihaqi).
Mengucapkan kata yang baik bahkan merupakan refleksi dari keimanan seseorang sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata baik juga menjadi pengikat dan mengokoh kesatuan hati hati antara sesama agar tidak tercerai berai satu sama lain yang menjadi agenda setan terhadap manusia. “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu (selalu) menimbulkan peselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Israa’:53)
Ibnu Rajab dalam kitabnya, Jami’ Al-Ulum wa Al-Hikam, mengatakan, “Sesungguhnya setiap orang yang hidup di dunia sedang menanam kebaikan atau keburukan dengan perkataan dan perbuatannya. Kemudian pada hari Kiamat kelak dia akan menuai apa yang dia tanam.”
“Barang siapa yang menanam sesuatu yang baik dari ucapan atau perbuatannya, maka dia akan menuai kemuliaan. Sebaliknya, barangsiapa yang menanam sesuatu yang buruk dari perkataan atau perbuatannya maka kelak akan menuai penyesalan.”
Ruang beramal terbuka sangat luas selama manusia masih bernafas, bentuk amalpun tak ada batasannya, salah satunya dengan hal sesederhana dan semudah berkata yang baik. “Kata-kata yang baik adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari no.2707 dan Muslim no. 2332).
15052020
#IWANwahyudi
#InspirasiWajahNegeri
#EnergiRamadhan
#MariBerbagiMakna
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
Kata atau ucapan yang baik akan berdampak pada diri penuturnya, tapi juga akan bermanfaat bagi orang lain. Kata yang baik akan menimbulkan ketenangan jiwa, energi yang menggerakan dan daya dorong orang untuk melakukan kebaikan dan bersama kebaikan. Sedangkan kata yang isinya keburukan akan mendatangkan keburukan, seperti caci-maki, celaan, ghibah, sumpah-serapah, namimah (adu domba), kebohongan, penipuan, berita hoax dan seterusnya.
“Seorang mukmin bukalah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang kotor ucapannya.” (HR. Bukhari).
Kata-kata yang baik terutama kepada orang lain, berarti telah memberi sedekah padanya. Sedekah tak selamanya berupa materi, tapi dapat berupa orang lain mendapat efek manfaat kebaikan dari ucapan kita. Selain itu ucapan yang baik adalah salah satu bentuk sedekah yang amat dicintai Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada sedekah yang paling utama selain ucapan yang baik.” (HR. Al-Baihaqi). Pada hadits yang lain, beliau saw juga bersabda, “Tidak ada sedekah yang paling dicintai oleh Allah, selain ucapan yang baik.” (HR. Al-Baihaqi).
Mengucapkan kata yang baik bahkan merupakan refleksi dari keimanan seseorang sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata baik juga menjadi pengikat dan mengokoh kesatuan hati hati antara sesama agar tidak tercerai berai satu sama lain yang menjadi agenda setan terhadap manusia. “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu (selalu) menimbulkan peselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Israa’:53)
Ibnu Rajab dalam kitabnya, Jami’ Al-Ulum wa Al-Hikam, mengatakan, “Sesungguhnya setiap orang yang hidup di dunia sedang menanam kebaikan atau keburukan dengan perkataan dan perbuatannya. Kemudian pada hari Kiamat kelak dia akan menuai apa yang dia tanam.”
“Barang siapa yang menanam sesuatu yang baik dari ucapan atau perbuatannya, maka dia akan menuai kemuliaan. Sebaliknya, barangsiapa yang menanam sesuatu yang buruk dari perkataan atau perbuatannya maka kelak akan menuai penyesalan.”
Ruang beramal terbuka sangat luas selama manusia masih bernafas, bentuk amalpun tak ada batasannya, salah satunya dengan hal sesederhana dan semudah berkata yang baik. “Kata-kata yang baik adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari no.2707 dan Muslim no. 2332).
15052020
#IWANwahyudi
#InspirasiWajahNegeri
#EnergiRamadhan
#MariBerbagiMakna
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri
0 komentar: