Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Malang untuk mendatangi korban bencana letusan Gunung Kelud menuai kritik. Pasalnya, bukan bendera merah putih yang berjajar di pinggir jalan, melainkan bendera Partai Demokrat.

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Bambang Dwi Prasetyo, menilai kunjungan SBY ke Malang bukan atas nama partai, namun tugas kenegaraan saat menemui korban letusan Gunung Kelud di pengungsian Pujon dan Kota Batu.

Menurutnya, banyaknya bendera Partai Demokrat tidak etis dan bisa dikategorikan sikap nepotisme sistem. “Hanya politik simbol, tidak berbasis kinerja,” kata Bambang,

Selasa (18/2/2014). “Jika Kongres Partai Demokrat bukan masalah pasang bendera banyak di jalan, persoalannya kunjungan kenegaraan bukan atas nama partai,” kata Bambang mengkritik.

Presiden SBY berkunjung ke Malang dan ke Kota Batu untuk menemui pengungsi letusan Gunung Kelud di Pujon dan GOR Ganesa Kota Batu. Presiden melintasi Kota Batu sekira pukul 10.50 WIB untuk menuju lokasi pengungsian di Koperasi SAE Pujon.

Setelah itu, presiden mengunjungi pengungsi di GOR Ganesha Kota Batu yang sejak pagi ratusan pengungsi berada di dalam gedung sambil dihibur petugas secara bergantian.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Malang, Arif Dharmawan, saat dikonfirmasi melalui ponselnya tidak menjawab meski berbunyi nada sambung.

Sumber: tubasmedia